Sebuah perkataan seorang dokter terlantun sebagai pengamat
dari sebuah kejadian di Indonesia pada saat sekarang ini. Sebagai contoh, salah
satu obat dengan harga murah atau disubsidi untuk rakyat miskin ternyata
mempunyai kwalitas “KW” dibandingkan dengan obat yang harganya mahal. Subsidi
pun ternyata tidak memberikan solusi yang berarti bagi rakyat miskin.
Memang benar, obat yang kwalitasnya bagus dan sangat baik
itu, penemuannya dan proses penelitiannya pun sangat panjang dan menggunakan
uang yang tidak sedikit. Tapi, kalau memang obat yang ditemukan tersebut memang
efektif dan bisa menyembuhkan penyakit - khususnya obat-obat bagi penyakit yang
sering melanda rakyat miskin – kenapa musti dihargai begitu mahal untuk rakyat
sendiri??? Atau kenapa musti ada kwalitas barang yang “KW” yang diedarkan untuk
rakyat sendiri??? Bukankah kita hidup di dunia ini untuk beribadah kepadaNYA???
Kwalitas barang “KW”, apalagi menyangkut kesehatan seseorang, apakah ini patut
dihargai??? Apalagi menimbulkan efek samping kelak bagi si pasien???
Tidak dipungkiri juga kita hidup di dunia ini, butuh uang,
tapi dilihat dari penelitian-penelitian yang menghasilkan obat yang mahal-mahal
tersebut, apakah patut dibanggakan kalau kita akan kaya dengan menjual obat
yang mahal tadi??? Saya pernah mendengar sebuah alat untuk pengobatan penyakit
jantung bawaan, harganya sampai 1 milyar!!! Bersenang-senang di atas
penderitaan orang lain??? Bolehkah dibilang begitu???
Sangat sulit mendapatkan manusia yang benar-benar melakukan
sesuatu tanpa pamrih di zaman sekarang. Kita lihat saja dalam ruang lingkup Indonesia.
Saya sangat kaget mendengar kata-kata tersebut tadi siang. “Obat yang harganya
murah belum tentu dapat menyembuhkan penyakit dengan baik”. Astaghfirullah...
Makanya saya sering tidak percaya dengan dokter, dan saya
sangat jarang pergi berobat ke dokter. Karena mereka juga manusia.
Sepintar-pintarnya mereka, dalam otak mereka juga ada “uang”. Dan mereka juga
pernah melakukan kesalahan. Contohnya saja beberapa dokter di RSCM, mendiagnosis
suatu penyakit terkesan asal-asalan??? Maaf kalau maknanya jadi meluas. Tidak
semua dokter juga yang seperti demikian. Masih ada beberapa yang juga
mengabdikan dirinya dengan tulus. Tapi dilihat secara global, begitulah adanya.
Uang Menentukan Kwalitas
Beralih dari masalah obat, sekarang mari melihat tentang penelitian
di Indonesia. Hari ini saya mengikuti sebuah, hm, boleh dikatakan seminar??? Atau
sejenisnyalah. Bagus, semua penelitiannya bagus-bagus. Tapi apa hasilnya???
Adakah yang benar-benar bisa mensejahterakan rakyat Indonesia??? TIDAK!!!
Lagi-lagi, ini masalah UANG!!! Uang, dana untuk mengaplikasikan penelitian
tersebut memang sangat susah dicari. Terkait dengan politikkah? Atau apalah
namanya!!!
Saya pun mengamati, para dosen-dosen disini, berlomba-lomba
untuk menemukan bahan penelitian baru, membuat proposal, supaya mendapat “HIBAH”
dari DIKTI. Bagus, memang bagus, berarti ada penyelesaian dari permasalahan di
negara ini. Tapi, tahukah anda??? Dana hibah itu tidak sepenuhnya untuk
penelitian, malah kelebihan dana tersebut, dikantongi. Ok, kalau hanya beberapa
bagian, anggap saja untuk upah dari kerja keras untuk meneliti. Tapi, ada juga
sebagian yang mendapatkan lebih banyak daripada nilai dana yang digunakan untuk
penelitian.
Dan mereka pun berlomba-lomba untuk memecahkan permasalahan,
tanpa ada pengaplikasian. Buat apa terus meneliti, kalau tidak ada
pengaplikasian ilmu dalam masyarakat??? Buat apa meneliti canggih-canggih
(sampai-sampai saya tidak paham dengan berbagai istilah yang begitu sulitnya
dipahami saking detailnya sebuah penelitian tersebut), kalau masyarakat yang
sakit terus berkembang dan bertambah jumlahnya???
Apa sesungguhnya dibalik semua ini??? Mau diapakan semua
ini??? *jadi bingung sendiri... :o