Sunday 29 September 2013

Briefing... Meeting...

Kalau lagi mengejar dosen, mengatur jadwal orang-orang penting yang sibuknya minta ampun, sering ngedumel ga jelas. Apalagi kalau alasannya "saya sedang rapat..." atau "nanti dihubungi lagi ya, saya lagi ada meeting nih..." atau "minggu depan saya ada jadwal briefing"... dan segala macam bentuk penolakan dengan nada sejenis. Kesal banget. Kenapa meeting terus sih??? Kenapa rajin banget briefing-nya??? Tiap hari kok ada rapat mulu sih??? Emang ada hasilnya??? Beberapa pertanyaan di dalam hati sering mempertanyakan dan kesal terhadap orang-orang yang sibuk rapat dan sejenisnya...

Dan hari ini aku seolah disadarkan... Disadarkan bahwa.. Rapat, meeting dan briefing itu sangat penting... Ga ada mereka, acara ga jalan dan dijamin ga sempurna. Contoh hari ini. Kita melewatkan yang namanya briefing sebelum acara. Dan hari ini banyak terdapat volunteer... So, taarget utama tidak tercapai, karena memang para volunteer tidak tahu menahu apa target awal kita.

Dan aku menyadari betapa pentingnya sebuah pertemuan itu. Teringat para anggota DPR. Di saat rapat, mereka tidur, dan bahkan ruang rapat yang sangat luas itu hanya dihuni oleh beberapa orang saja. Dan tidak aneh kalau seandaainya Indonesia kita saat ini begini. Target, penyatuan pemikiran, penyatuan visi dan misi, tidak sampai dengan tepat. Dan akhirnya dalam bekerja semua mencaapai targetnya masing-masing...

Dan ending hari ini, walau terkesan seru, tapi menurutku, kurang bermakna, kurang menyentuh. Salah satunya kesalahan juga bukan hanya di "tidak briefing"-nya sih... juga ada beberapa kesalahan dariku juga yang tidak menutup acara dengan "menyentuh"...

Ok, never mind, jadikan sebuah kesalahan untuk pembelajaran untuk yang akan datang... Gali lagi SEMANGATNYA!!! :) :)

Saturday 28 September 2013

Kisahku di Volkschool

27 September 2013
Bersemangat sekali malam ini. Alhamdulillah. ALLAHU AKBAR!!!
Ternyata ketika kita memang tidak bersemangat, jadilah berarti atau lakukan sesuatu yang bermanfaat, semangat itu akan muncul dengan sendirinya ketika kita juga melihat orang lain bersemangat. Melihat orang lain berbahagia, melihat orang lain sukses dan berbagi cerita dengan kita, keikhlasan, persahabatan, petualangan...

Hahay, soundtrack bikin tulisan ini bikin semangat menggebu-gebu sekali. Ada beberapa hal yang ingin kuceritakan. Biarkan saja cerita ini menjadi bercabang kemana-mana, yang penting aku berhasil membuat sebuah cerita tentang perjalananku, keseharianku yang melelahkan tapi seru sekali... Subhanallah, merasakan kembali semangat ini Ya Rabb... Terima kasih banyak Wahai Sang Kekasih Abadi... J J

Pertama aku ingin menceritakan tentang Volkschool. Sekolah rakyat untuk anak-anak dhuafa yang sistem pendidikannya lebih menata anak-anak didik ke arah kemandirian, menciptakan lapangan kerja sendiri dan berkreatifitas dengan memberikan beberapa bekal yang mudah-mudahan bermanfaat bagi mereka. Pertama kali ikut ini memang tujuannya untuk membantu kaum dhuafa, tapi ketika melihat kondisi tempat kita mengajar kelak tidak seperti yang dibayangkan, agak kecewa juga sih. Tapi sebenarnya kalau diamati, tidak ada manusia Indonesia yang BENAR-BENAR MISKIN atau kekurangan. (atau memang akunya yang belum melihat lebih detail ke pelosoknya ya??) tapi sepanjang pengamatanku, pengemis pun jangan salah, mereka juga berpenghasilan lumayan. Apalagi manusia Indonesia itu bukannya tidak pinter, bahkan mereka walaupun tak sekolah tak punya ilmu formal, mereka punya ilmu mempertahankan diri dan beradaptasi dengan lingkungannya. Ada yang mencari uang dengan sekedar menyanyi-nyanyi tidak jelas dan tidak karuan ke setiap tempat makan, ada yang Cuma berkoar-koar di angkot dengan memberikan “ceramah” singkat tentang kehidupan yang sebaiknya selalu berbagi walau hanya sekedar 500 atau 1000 rupiah, ada yang hanya sekedar duduk di jembatan shelter transJakarta dan menampungkan tanggannya, dan beberapa yang sedikit bermodal menampung sedikit recehan dengan menggunakan botol bekas minuman atau ember kecil. Mereka juga punya penghasilan yang lumayan mencukupi lho, apalagi di setiap traffic light, tidak sedikit juga para-para “mobil-ers” yang memberikan uang tidak sedikit kepada para pengemis tersebut. Hm... aku teringat akan sesuatu... Rezeki kita masing-masing sudah diatur dan telah ditetapkan oleh Sang Khalik... Sebelum kita lahir ke dunia, kita sudah mempunyai rezeki kita masing-masing, mempunyai takdir kita masing-masing...

Back to Volkschool. Karena agak kecewa dan tentunya surprise, teryata kaum dhuafa yang akan dididik tidak terlalu dhuafa juga... Dan setelah menjalani beberapa rapat, menjalani diskusi, dan tentunya aku juga sering membaca artikel-artikel tentang pendidikan, tujuanku menjadi bertambah. Setidaknya, walau mereka tidak semiskin yang aku kira (seharusnya aku bersyukur ya, di Indonesia tidak banyak rakyat miskinnya sebenarnya.. kok malah di kecewain?? Hehe :p), aku bisa memajukan sistem pendidikan Indonesia, aku bisa mendidik anak bangsa menjadi lebih terarah hidupnya menjadi orang-orang yang kreatif, menjadi orang-orang yang benar-benar berusaha, tidak melulu mengharapkan dari orang lain. Sistem pendidikan Volkschool lebih di arahkan kepada pemantapan English, keterampilan komputer dan merangkai alat listrik serta keterampilan lainnya dan pembekalan diri seperti info beasiswa, kesehatan reproduksi dan lain sebagainya.
Tujuan pendidikannya kurang lebih sama dengan PQK... yaah.. tapi PQK  sih ngajar mtk juga. Kayak bimbel, tapi VS bukan bimbel...

OK.. lanjut dengan perjalananku meniti “karir akhirat” di VS ini... Aku adalah panitia yang paling jauh. VS ini sebenarnya adalah kegiatan anak-anak S1 UI Depok. So, aku memulai perjalanan dari Salemba ke Depok dengan perjuangan yang lumayan membuat kaki lelah.. Lelah tapi begitu membuat bersemangat... Awalnya juga malas-malasan, karena tim yang ikut ternyata sedikit sekali, tidak seperti yang aku bayangkan sebelumnya. Infonya gembar gembor kayak heboooh banget dan bakalan rameee banget. Ternyata tim inti kita Cuma 10 orang dan bersedia stay untuk habis-habisan terjun itu hanya beberapa orang saja.. Sekarang tinggal 6 orang.

Dalam perjalanan menuju Depok suka dukanya luar biasa. Pertama kali kenalan dengan tim baru VS, kita mengadakan pertemuan Di bogor. Karena tidak biasa naik kereta, jadi aku mencoba-coba dari stasiun mana yang enak untuk naik kereta. Pilihan jatuh kepada stasiun Juanda, tapi, menuju Juanda biki gedeg juga.. transJakartanya lama banget... Akhirnya nyampe Bogor sampai telat 1 jam.. Hebat.. rekor, telat sampai satu jam-an... ckckck.. menyedihkan!!!
Dan mulailah kita masuk taman bogor, kemudian mencari tempat untuk duduk duduk enak buat bercerita. Mencari tempat nya sampai ke pelosok2 jalan gitu.. ckckck.. Dan aku pemimpin perjalanan menjelang siang itu.. sampai-sampai di gelari “kak opi the explorer”.. sesuatu beud.. dandannya juga lagi tomboy2 nya sih.. pake baju lapangan, celana jeans, dan tas ransel..

Minggu berikutnya kumpul di perpustakaan UI. Aku juga sudah semangat sekali untuk ke Depok... walau masih telat, karena belum terlalu paham dengan jadwal kereta berapa lama dari jakarta ke Depok nya. Telat lagi, tapi ga sampai satu jam juga sih, dan panitia lain juga belum pada dateng. Dan kembali dikecewakan. Jauh-jauh hanya untuk mendengarkan hal yang sama dengan minggu kemaren. Hm.. yaah setidaknya aku bisa berkenalan dengan 2 orang panitia lainnya. Dan akhirnya aku menyatakan kekecewaanku, last, kita akhirnya juga tidak begitu mengecewakan mengadakan rapat tersebut, ada hasil 3 point.

Pertemuan berikutnya.. Jreng jreeeeng.. ini yang sangat ingin kuceritakan... Perjalanan menuju Depok yang benar-benar penuh perjuangan. Sebelum ke Depok, sibuk banget dengan kegiatan penelitian. Dan mengakali supaya jam 15.00 itu sudah selesai melakukan penelitian. Betenya, minta izin shalat zuhur malah diajakin shalat di lab terpadu, dan tempatnya asal banget, berasa shalat hanya untuk “pelepas tanya”... Sebelum berangkat juga menyempatkan diri untuk makan. Makan sendirian di Dharma wanita. Trus shalat ashar, dan kemudian berlari mengejar Bemo transportasi menuju Manggarai. Lumayan melelahkan... Panas. Sesampai di manggarai, menuju peron 6 dan menunggu kereta yang melewati Pondok Cina. Kereta yang pertama kali datang adalah kereta menuju Bogor. Dan jadilah naik ini saja, daripada telat lagi ke UI nya. Tapi salah ambil posisi. Yang namanya kereta menuju Bogor di saat pulang jam kantor itu, sangat penuuuuuh... Memang tidak ada niat untuk mendapatkan tempat duduk di atas kereta ini, tapi setidaknya niat awalnya mau berdiri di gerbong khusus wanita. Tapi ketika keretanya datang, gerbong khusus wanitanya ternyata jauh ke depan.. ga terlalu jauh sih, terpisah 2 gerbong dari tempat aku berdiri, Cuma menuju ke gerbong tersebut, aku harus melewati tangga dulu, sementara penumpang lain sudah sedia untuk berebut naik kereta. Ya sudahlah.. aku terpaksa naik di salah satu gerbong yang bukan gerbong khusus wanita. Campur antara laki-laki dan wanita. Sesampainya di dalam kereta, pas berangkat sih masih aman, ada pegangan dan tidak terlalu rapat. Stasiun berikutnya, ketika penumpang lain masuk, aku kedorong ke dalam... dan kejepit di antara para pria-pria , saudara-saudara. Eeerrrgghh.. Alhamdulillahnya sih, pria di depanku tidak begitu bau dan jendela terbuka, serta berdiri di bawah kipas angin, jadi masih bisa nafas. Stasiun berikutnya penumpang yang baru masuk mendorong ke dalam, memaksa agar dia juga bisa masuk kereta. Jadilah aku benar-benar kejepit kali ini. Tidak ada pegangan tapi karena sudah kejepit dan posisinya di apit oleh para pria di sekelilingku, walau kereta ngerem pun, aku tidak jatuh. Bayangkan betapa rapat dan susun sarden-nya itu kereta. Fiuuh... mulai sesak nafas, berusaha mencari angin, aku mengalihkan wajah dan berusaha membalikkan badan, supaya aku bisa menghadap ke sisi lainnya. Berhasil. Hm uniknya yang sempat menjadi perhatianku adalah. Seorang pria di sebelahku, walau posisi kejepit juga, dia dengan enakknya main game di Hp nya. Sesampainya di stasiun Universitas Indonesia, aku mengambil ancang-ancang, karena ingin turun di stasiun berikutnya. Minta lewat, dan perjuanganku benar-benar harus mengeluarkan tenaga super... Aku harus mendorong tubuh orang lain dan harus berusaha keras agar tubuhku mendekati pintu kereta. Aaaah... kalau dbayangkan benar-benar sesuatu sekali.. Mana tasnya salah posisi lagi. Tas ransel tetap ku gendong di belakang, bukannya di pindahin ke depan saat mau naik kereta tadi. Tapi tasku sih sistemnya insyaAllah aman, makanya juga tidak berniat untuk memindahkannya ke depan, lagian setelah dipikir2, ada untungnya juga dia tetap kugendong di belakang, melindungi tubuhku bagian belakang, takut aja ada yang iseng.

Turun di stasiun Pocin merupakan suatu anugrah yang luar biasa. Aku langsung tarik nafas yang dalaaaaaaaaaaam... kaki pegel, tapi perjuangan belum selesai saudara-saudara. Aku harus berjalan lagi ke perpustakaan UI. Memang tidak terlalu jauh tapi dengan kondisi badan sudah pegel2 semua, tumitku sakit, memakai kostum kuliah (dengan sepatu feminim) membuat perjalanan agak terseok-seok. Untung punya stok ar mineral di dalam tas.

Dan rapat sore itu agak menampilkan emosi beberapa panitia. Acara hari Minggu 29 September 2013, dengan perkiraan peserta 75 orang (di luar dugaan, lebih banyak 2 kali lipat), semalam membuatku sangat bersemangat dan agak deg-deg an. Takut tidak ke handle dengan anggota panita yang berjumlah sedikit. Dan aku dberperan sebagai MC... Ok.. semoga acara berjalan dengan lancar dan bersemangat besok. Dan visi misi kita tidak melenceng lagi, target pun tercapai.. Aamiin Ya Rahiim...
SEMANGAT!!! J J


*Alhamdulillah selesai juga tulisan ini... walau masih banyak yang belum diceritakan... ^_^ ^_^