Kalau lagi mengejar dosen, mengatur jadwal orang-orang penting yang sibuknya minta ampun, sering ngedumel ga jelas. Apalagi kalau alasannya "saya sedang rapat..." atau "nanti dihubungi lagi ya, saya lagi ada meeting nih..." atau "minggu depan saya ada jadwal briefing"... dan segala macam bentuk penolakan dengan nada sejenis. Kesal banget. Kenapa meeting terus sih??? Kenapa rajin banget briefing-nya??? Tiap hari kok ada rapat mulu sih??? Emang ada hasilnya??? Beberapa pertanyaan di dalam hati sering mempertanyakan dan kesal terhadap orang-orang yang sibuk rapat dan sejenisnya...
Dan hari ini aku seolah disadarkan... Disadarkan bahwa.. Rapat, meeting dan briefing itu sangat penting... Ga ada mereka, acara ga jalan dan dijamin ga sempurna. Contoh hari ini. Kita melewatkan yang namanya briefing sebelum acara. Dan hari ini banyak terdapat volunteer... So, taarget utama tidak tercapai, karena memang para volunteer tidak tahu menahu apa target awal kita.
Dan aku menyadari betapa pentingnya sebuah pertemuan itu. Teringat para anggota DPR. Di saat rapat, mereka tidur, dan bahkan ruang rapat yang sangat luas itu hanya dihuni oleh beberapa orang saja. Dan tidak aneh kalau seandaainya Indonesia kita saat ini begini. Target, penyatuan pemikiran, penyatuan visi dan misi, tidak sampai dengan tepat. Dan akhirnya dalam bekerja semua mencaapai targetnya masing-masing...
Dan ending hari ini, walau terkesan seru, tapi menurutku, kurang bermakna, kurang menyentuh. Salah satunya kesalahan juga bukan hanya di "tidak briefing"-nya sih... juga ada beberapa kesalahan dariku juga yang tidak menutup acara dengan "menyentuh"...
Ok, never mind, jadikan sebuah kesalahan untuk pembelajaran untuk yang akan datang... Gali lagi SEMANGATNYA!!! :) :)
Sunday 29 September 2013
Saturday 28 September 2013
Kisahku di Volkschool
27 September 2013
Bersemangat sekali malam ini.
Alhamdulillah. ALLAHU AKBAR!!!
Ternyata ketika kita memang tidak
bersemangat, jadilah berarti atau lakukan sesuatu yang bermanfaat, semangat itu
akan muncul dengan sendirinya ketika kita juga melihat orang lain bersemangat.
Melihat orang lain berbahagia, melihat orang lain sukses dan berbagi cerita
dengan kita, keikhlasan, persahabatan, petualangan...
Hahay, soundtrack bikin tulisan
ini bikin semangat menggebu-gebu sekali. Ada beberapa hal yang ingin kuceritakan.
Biarkan saja cerita ini menjadi bercabang kemana-mana, yang penting aku
berhasil membuat sebuah cerita tentang perjalananku, keseharianku yang
melelahkan tapi seru sekali... Subhanallah, merasakan kembali semangat ini Ya
Rabb... Terima kasih banyak Wahai Sang Kekasih Abadi... J J
Pertama aku ingin menceritakan
tentang Volkschool. Sekolah rakyat untuk anak-anak dhuafa yang sistem
pendidikannya lebih menata anak-anak didik ke arah kemandirian, menciptakan
lapangan kerja sendiri dan berkreatifitas dengan memberikan beberapa bekal yang
mudah-mudahan bermanfaat bagi mereka. Pertama kali ikut ini memang tujuannya
untuk membantu kaum dhuafa, tapi ketika melihat kondisi tempat kita mengajar
kelak tidak seperti yang dibayangkan, agak kecewa juga sih. Tapi sebenarnya
kalau diamati, tidak ada manusia Indonesia yang BENAR-BENAR MISKIN atau
kekurangan. (atau memang akunya yang belum melihat lebih detail ke pelosoknya
ya??) tapi sepanjang pengamatanku, pengemis pun jangan salah, mereka juga
berpenghasilan lumayan. Apalagi manusia Indonesia itu bukannya tidak pinter,
bahkan mereka walaupun tak sekolah tak punya ilmu formal, mereka punya ilmu
mempertahankan diri dan beradaptasi dengan lingkungannya. Ada yang mencari uang
dengan sekedar menyanyi-nyanyi tidak jelas dan tidak karuan ke setiap tempat
makan, ada yang Cuma berkoar-koar di angkot dengan memberikan “ceramah” singkat
tentang kehidupan yang sebaiknya selalu berbagi walau hanya sekedar 500 atau
1000 rupiah, ada yang hanya sekedar duduk di jembatan shelter transJakarta dan
menampungkan tanggannya, dan beberapa yang sedikit bermodal menampung sedikit
recehan dengan menggunakan botol bekas minuman atau ember kecil. Mereka juga
punya penghasilan yang lumayan mencukupi lho, apalagi di setiap traffic light, tidak sedikit juga
para-para “mobil-ers” yang memberikan uang tidak sedikit kepada para pengemis
tersebut. Hm... aku teringat akan sesuatu... Rezeki kita masing-masing sudah
diatur dan telah ditetapkan oleh Sang Khalik... Sebelum kita lahir ke dunia,
kita sudah mempunyai rezeki kita masing-masing, mempunyai takdir kita
masing-masing...
Back to Volkschool. Karena agak
kecewa dan tentunya surprise, teryata kaum dhuafa yang akan dididik tidak
terlalu dhuafa juga... Dan setelah menjalani beberapa rapat, menjalani diskusi,
dan tentunya aku juga sering membaca artikel-artikel tentang pendidikan,
tujuanku menjadi bertambah. Setidaknya, walau mereka tidak semiskin yang aku
kira (seharusnya aku bersyukur ya, di Indonesia tidak banyak rakyat miskinnya
sebenarnya.. kok malah di kecewain?? Hehe :p), aku bisa memajukan sistem
pendidikan Indonesia, aku bisa mendidik anak bangsa menjadi lebih terarah
hidupnya menjadi orang-orang yang kreatif, menjadi orang-orang yang benar-benar
berusaha, tidak melulu mengharapkan dari orang lain. Sistem pendidikan
Volkschool lebih di arahkan kepada pemantapan English, keterampilan komputer
dan merangkai alat listrik serta keterampilan lainnya dan pembekalan diri
seperti info beasiswa, kesehatan reproduksi dan lain sebagainya.
Tujuan pendidikannya kurang lebih
sama dengan PQK... yaah.. tapi PQK sih
ngajar mtk juga. Kayak bimbel, tapi VS bukan bimbel...
OK.. lanjut dengan perjalananku
meniti “karir akhirat” di VS ini... Aku adalah panitia yang paling jauh. VS ini
sebenarnya adalah kegiatan anak-anak S1 UI Depok. So, aku memulai perjalanan
dari Salemba ke Depok dengan perjuangan yang lumayan membuat kaki lelah.. Lelah
tapi begitu membuat bersemangat... Awalnya juga malas-malasan, karena tim yang
ikut ternyata sedikit sekali, tidak seperti yang aku bayangkan sebelumnya.
Infonya gembar gembor kayak heboooh banget dan bakalan rameee banget. Ternyata
tim inti kita Cuma 10 orang dan bersedia stay untuk habis-habisan terjun itu
hanya beberapa orang saja.. Sekarang tinggal 6 orang.
Dalam perjalanan menuju Depok suka
dukanya luar biasa. Pertama kali kenalan dengan tim baru VS, kita mengadakan
pertemuan Di bogor. Karena tidak biasa naik kereta, jadi aku mencoba-coba dari stasiun
mana yang enak untuk naik kereta. Pilihan jatuh kepada stasiun Juanda, tapi,
menuju Juanda biki gedeg juga.. transJakartanya lama banget... Akhirnya nyampe
Bogor sampai telat 1 jam.. Hebat.. rekor, telat sampai satu jam-an... ckckck..
menyedihkan!!!
Dan mulailah kita masuk taman
bogor, kemudian mencari tempat untuk duduk duduk enak buat bercerita. Mencari
tempat nya sampai ke pelosok2 jalan gitu.. ckckck.. Dan aku pemimpin perjalanan
menjelang siang itu.. sampai-sampai di gelari “kak opi the explorer”.. sesuatu
beud.. dandannya juga lagi tomboy2 nya sih.. pake baju lapangan, celana jeans,
dan tas ransel..
Minggu berikutnya kumpul di
perpustakaan UI. Aku juga sudah semangat sekali untuk ke Depok... walau masih
telat, karena belum terlalu paham dengan jadwal kereta berapa lama dari jakarta
ke Depok nya. Telat lagi, tapi ga sampai satu jam juga sih, dan panitia lain
juga belum pada dateng. Dan kembali dikecewakan. Jauh-jauh hanya untuk
mendengarkan hal yang sama dengan minggu kemaren. Hm.. yaah setidaknya aku bisa
berkenalan dengan 2 orang panitia lainnya. Dan akhirnya aku menyatakan
kekecewaanku, last, kita akhirnya juga tidak begitu mengecewakan mengadakan
rapat tersebut, ada hasil 3 point.
Pertemuan berikutnya.. Jreng
jreeeeng.. ini yang sangat ingin kuceritakan... Perjalanan menuju Depok yang
benar-benar penuh perjuangan. Sebelum ke Depok, sibuk banget dengan kegiatan
penelitian. Dan mengakali supaya jam 15.00 itu sudah selesai melakukan
penelitian. Betenya, minta izin shalat zuhur malah diajakin shalat di lab
terpadu, dan tempatnya asal banget, berasa shalat hanya untuk “pelepas
tanya”... Sebelum berangkat juga menyempatkan diri untuk makan. Makan sendirian
di Dharma wanita. Trus shalat ashar, dan kemudian berlari mengejar Bemo
transportasi menuju Manggarai. Lumayan melelahkan... Panas. Sesampai di
manggarai, menuju peron 6 dan menunggu kereta yang melewati Pondok Cina. Kereta
yang pertama kali datang adalah kereta menuju Bogor. Dan jadilah naik ini saja,
daripada telat lagi ke UI nya. Tapi salah ambil posisi. Yang namanya kereta
menuju Bogor di saat pulang jam kantor itu, sangat penuuuuuh... Memang tidak
ada niat untuk mendapatkan tempat duduk di atas kereta ini, tapi setidaknya
niat awalnya mau berdiri di gerbong khusus wanita. Tapi ketika keretanya
datang, gerbong khusus wanitanya ternyata jauh ke depan.. ga terlalu jauh sih,
terpisah 2 gerbong dari tempat aku berdiri, Cuma menuju ke gerbong tersebut,
aku harus melewati tangga dulu, sementara penumpang lain sudah sedia untuk
berebut naik kereta. Ya sudahlah.. aku terpaksa naik di salah satu gerbong yang
bukan gerbong khusus wanita. Campur antara laki-laki dan wanita. Sesampainya di
dalam kereta, pas berangkat sih masih aman, ada pegangan dan tidak terlalu rapat.
Stasiun berikutnya, ketika penumpang lain masuk, aku kedorong ke dalam... dan
kejepit di antara para pria-pria , saudara-saudara. Eeerrrgghh..
Alhamdulillahnya sih, pria di depanku tidak begitu bau dan jendela terbuka,
serta berdiri di bawah kipas angin, jadi masih bisa nafas. Stasiun berikutnya penumpang
yang baru masuk mendorong ke dalam, memaksa agar dia juga bisa masuk kereta. Jadilah
aku benar-benar kejepit kali ini. Tidak ada pegangan tapi karena sudah kejepit
dan posisinya di apit oleh para pria di sekelilingku, walau kereta ngerem pun,
aku tidak jatuh. Bayangkan betapa rapat dan susun sarden-nya itu kereta.
Fiuuh... mulai sesak nafas, berusaha mencari angin, aku mengalihkan wajah dan
berusaha membalikkan badan, supaya aku bisa menghadap ke sisi lainnya.
Berhasil. Hm uniknya yang sempat menjadi perhatianku adalah. Seorang pria di
sebelahku, walau posisi kejepit juga, dia dengan enakknya main game di Hp nya.
Sesampainya di stasiun Universitas Indonesia, aku mengambil ancang-ancang,
karena ingin turun di stasiun berikutnya. Minta lewat, dan perjuanganku
benar-benar harus mengeluarkan tenaga super... Aku harus mendorong tubuh orang
lain dan harus berusaha keras agar tubuhku mendekati pintu kereta. Aaaah...
kalau dbayangkan benar-benar sesuatu sekali.. Mana tasnya salah posisi lagi. Tas
ransel tetap ku gendong di belakang, bukannya di pindahin ke depan saat mau
naik kereta tadi. Tapi tasku sih sistemnya insyaAllah aman, makanya juga tidak
berniat untuk memindahkannya ke depan, lagian setelah dipikir2, ada untungnya
juga dia tetap kugendong di belakang, melindungi tubuhku bagian belakang, takut
aja ada yang iseng.
Turun di stasiun Pocin merupakan
suatu anugrah yang luar biasa. Aku langsung tarik nafas yang dalaaaaaaaaaaam...
kaki pegel, tapi perjuangan belum selesai saudara-saudara. Aku harus berjalan
lagi ke perpustakaan UI. Memang tidak terlalu jauh tapi dengan kondisi badan
sudah pegel2 semua, tumitku sakit, memakai kostum kuliah (dengan sepatu
feminim) membuat perjalanan agak terseok-seok. Untung punya stok ar mineral di
dalam tas.
Dan rapat sore itu agak
menampilkan emosi beberapa panitia. Acara hari Minggu 29 September 2013, dengan
perkiraan peserta 75 orang (di luar dugaan, lebih banyak 2 kali lipat), semalam
membuatku sangat bersemangat dan agak deg-deg an. Takut tidak ke handle dengan
anggota panita yang berjumlah sedikit. Dan aku dberperan sebagai MC... Ok..
semoga acara berjalan dengan lancar dan bersemangat besok. Dan visi misi kita
tidak melenceng lagi, target pun tercapai.. Aamiin Ya Rahiim...
SEMANGAT!!! J J
SEMANGAT!!! J J
*Alhamdulillah selesai juga
tulisan ini... walau masih banyak yang belum diceritakan... ^_^ ^_^
Subscribe to:
Posts (Atom)