Monday 21 September 2015

Pro dan Kontra Kehidupan

Setiap berita akhir-akhir ini tidak dapat dipercaya begitu saja. Ketika otak diajak berpikir,  semua yang di dunia ini seolah subjektif secara keseluruhan. Tidak ada yang benar-benar salah dan tidak ada yang benar-benar betul. Semua punya sisi pandangnya masing-masing. 

Dan di tengah kehiruk-pikuk-an pemikiran yang bertebaran bebas tanpa aturan, terpikir untuk memilih NETRAL.

Apa yang aku maksud "netral" di sini? Membiarkan yang 'pro' membela mati-matian dan membiarkan yang 'kontra' semakin bersemangat menolak. Ketika mereka lelah dan pertandingan bernilai seri atau memang menampakkan hasil siapa yang menang dan siapa yang kalah, di saat itulah aku baru menyatakan pilihanku, aku akan pro atau kontra, dan aku berhak untuk menjalani kehidupan dengan pilihanku.

*berTINDAK 'tengah'

Thursday 17 September 2015

Facebook paling rame

Semakin banyak membaca, banyak hal yang bergejolak di otak. Mencoba mencari-cari bagaimana cara menghasilkan uang dari tulisan-tulisanku, ada sebuah status facebook yang membuatku merasa "iya yah?"

Statusnya berbunyi begini, "Facebook, dari awal sampai sekarang, masih gini-gini aja. Tapi kenapa sampai sekarang masih menjadi yang paling rame ya?"

Iya kan? Hahay... Bener juga..  Kayaknya facebook tidak banyak melakukan inovasi seperti media sosial lainnya, tidak melakukan perubahan-perubahan tampilan, tidak ada hiasan sana-sini, tapi tetap aja rame.  Kira-kira apa yang membuat facebook menarik di mata netizen sekalian?

Ditunggu lho pendapatnya...

*to be continued

Gaji Presiden 2015

Terkait hal tentang gaji Presiden yang diusulkan oleh salah satu partai politik, "gaji Presiden Rp 200 juta". Di dalam hati seolah tak terima. Akan tetapi bapakku berkata, "memang pantas gaji Presiden sekian (Rp 200 jt) karena mengingat begitu banyak yang diurusnya dan itu tidak hanya satu daerah, tapi NEGARA", pemikiran lain yang memang ada benarnya.

Dan kali ini aku tergelitik untuk mencari tahu, apa saja sih yang dikerjakan oleh seorang kepala negara tersebut dan bagaimana cara berpikirnya agar semua pekerjaan terselesaikan dengan baik.

Dan hasil pencarian kali ini, sungguh luar biasa. Banyak bidang yang akan diselesaikan. Mulai dari agama, pendidikan, sosial budaya, politik, kesehatan, keamanan, entertainment dan yang sedang heboh saat ini adalah perihal ekonomi.

Bidang-bidang tersebut banyak pula pembagiannya. Contoh saja pendidikan, bagaimana kurikulumnya, bagaimana pembagian tenaga pengajarnya, bagaimana sarana dan prasarana untuk mendukung lancarnya pendidikan dan permasalahan pendidikan lainnya. Begitu juga dengan sosial budaya, banyak hal yang musti di atur. Mulai dari kependudukannya, budayanya, profesi setiap penduduknya, penanggulangan bencananya dan sepaket urusan sosial budaya lainnya.

Sama juga halnya dengan ekonomi. Tidak hanya beberapa poin yang musti diperhatikan. Mulai dari perdagangan dalam negeri hingga luar negeri. Sumbernya pun beragam, dari pertanian, hutan, perikanan dan perdagangan jenis lainnya yang bisa meningkatkan ekonomi negara.  Berbagai peraturan pun dibuat agar semua berjalan di jalan yang sewajarnya. Seperti bea cukai dan banyak hal lain yang terkait dengan masalah ekonomi.

Tugas presiden itu banyak. Hal tersebut di atas baru melingkup per-bidangnya, belum lagi di Indonesia ini banyak daerah, wilayah, desa, provinsi. Setiap daerah mencakup bidang-bidang tersebut. Bayangkan betapa repotnya menjadi Presiden.

Tapi, Presiden tidak bekerja sendiri. Di bawah Presiden banyak sekali pemimpin-pemimpin yang siap membantunya membenahi negara. Dalam hal berbagai bidang, di setiap bidangnya terdapat menteri-menteri.  Kemudian untuk meng 'handle' per daerah, tidak sedikit juga yang terlibat. Ada RT, RW, lurah / kepala desa, camat, bupati/walikota dan gubernur. Untuk membenahi peraturan-peraturan di negara,  Presiden juga dibantu oleh sekian banyak anggota MPR dan DPR.

Banyak sekali yang siap bekerja untuk membenahi negara ini. Jikalau semua bekerja dengan baik, aku yakin negara ini akan makmur dan gaji Presiden mungkin bisa menyamai gaji Presiden luar negeri sana.

Tapi, untuk saat ini, di saat semua serba kesusahan,  aku pikir, tidak etis rasanya untuk menaikkan gaji Presiden.  Apakah tidak cukup gaji yang sudah melebihi 50 juta rupiah per bulan untuk anggota keluarga? Sementara masih banyak rakyat yang masih kembang kempis berjuang hanya untuk sesuap  nasi per harinya.

Bersabarlah... Ada usaha ada hasil. Jika kita sukses bersama-sama membenahi bangsa ini, uang itu akan datang sendiri.

SEMANGAT INDONESIA!!!