Saturday 17 October 2015

Bernostalgia dengan cita rasa SD

Dulu waktu sekolah, sempat dipindahin ke salah satu gedung.  Namanya gedung PGSD di Bukittinggi. Kurang tau juga alasan para guru mindahin kita. Kelas yang dipindahin cuma kelas kita. Dilihat dari 'penampakan' murid-murid di gedung itu, sepertinya setiap kelas di'comot' dari 1 sekolah. Jadi maksudnya gini, kelas 1 nya, dari sekolah A, kelas 2, dari sekolah B, kelas 3 dari sekolah C, begitu seterusnya sampai kelas 6, dari sekolah yang berbeda. Kalau tak salah ingat, waktu pemindahan itu aku masih kelas 4 SD,  dan yang kita tahu dulunya (ini info dari para cowok), kita dipindahin karena kita adalah kelas yang paling nakal dan paling 'heboh' di sekolah. Tapi bisik-bisik lainnya, kita adalah kelas dengan nilai rata2 terbaik waktu itu.

Sekian prolog cerita ini. Yang mau dibahas saat ini adalah hari ini aku sangat merindukan jajanan kantin di gedung tersebut. 


Mie rebus plus kecap dan cabe!!! 

Sumber Foto: malesbanget.com


Di saat keadaan hamil begini,  kalau mengingat makanan yang enak dan air meleleh dengan derasnya di dalam mulut,  aku namakan itu 'NGIDAM'. Walau sebenarnya aku tidak tahu apa sebenarnya dan bagaimana rasa sesungguhnya ngidam tersebut.  Apakah 'sensasi ngidam' yang dirasakan setiap ibu hamil adalah sama atau berbeda, aku juga kurang begitu tahu. Hehe... *melenceng lagi

Dan jadilah, hari ini aku rebus mi instan di atas piring (ga pake api ga pake kompor) kemudian dibiarkan sesaat dan di tambahin kecap pedas. Ga nunggu mi nya ngembang, dan kebetulan air termos tidak begitu panas, langsung saja icip kuahnya....

SUBHANALLAH!!!

Enak banget!!! Haha, selama makan mi rebus tersebut,  dalam hati terus berucap 'Subhanallah, enaknya Ya Allah, nikmatMu Yang Mana yang harus aku dustakan?' sembari membayangkan duduk di kantin dengan ramainya para siswa rebutan pesan ini itu.

Itu mi makannya ga pake jeda, ga pake koma, apalagi titik. Lahap bener, dan dalam sekejap.... HABIS!!!

Luar biasa...

Entah siapa yang memulai 'perangai' ini dahulunya. Si mas yang jagain kantin (aku masih inget, dia 'merupakan' mas-mas berambut keriting), suka 'menye-menye' sendiri kalau lagi liat siswa nambahin kecap dan cabe ke dalam mi rebus. Kabarnya itu kecap sama cabe buat campuran bakso dan seringkali ketika ada yang pesan bakso, selalu mengeluhkan "mas, kecap dan cabenya habis..."


Si mas berperawakan Jawa ini terkenal sabar di antara penjaga kantin lainnya. Pernah sekali waktu aku melihat ia menegur siswa yang 'naburin' kecap sama cabe ke dalam mi rebus, tapi tegurannya dengan bahasa lunaaaaaak sekali dengan tampang disangar-sangarin. Hihihi... Kok jadi bahas si mas nya??? :-o

Back to mi rebus...

Sensasi enak lainnya ketika menyantap mi rebus ini adalah dengan melahapnya langsung dalam keadaan hangat dan tidak terlalu mengembang. Sebenarnya ini punya alasan tersendiri dulunya. Waktu SD kita kan cuma dikasih jam istirahat hanya beberapa menit. Dengan rebutan sana sini,  berteriak, kadang kita bahkan mengatur strategi pergi bergerombolan ke kantin, berbagi tugas, ada yang bertugas memesan dan mengambil mi rebus, ada yang 'tag' tempat duduk, saking ramenya siswa kelaparan di kantin tersebut. Si mas-nya kadang juga sudah menyiapkan mi di dalam mangkuk yang siap disiram air panas. Tapi tetap saja, kantin kecil yang ramai itu membutuhkan waktu ngantri yang cukup mengambil separuh jam istirahat hanya untuk nungguin pesanan. Jam istirahat semakin menipis, alhasil mi rebus langsung santap walau belum mengembang sempurna. Dan makannya selalu terburu-buru...


Alhamdulillah... Perut sudah kenyang,  mata mengantuk dan MARKITID...
Zzz 