tag:blogger.com,1999:blog-15618051253162774022024-03-14T03:29:40.026+07:00opiwelcome to my blog...
have fun... ^_^opihttp://www.blogger.com/profile/16745701464499622097noreply@blogger.comBlogger184125tag:blogger.com,1999:blog-1561805125316277402.post-9786702055683396012020-02-29T03:31:00.000+07:002020-02-29T03:31:13.929+07:00Save Me From My Self<br />
<div dir="ltr">
Dari dia kecil sudah suka mendengar suaranya, berawal dari bacaan Surat Ar-Rahman - nya ... </div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
***</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/LPFgyHZtih4/0.jpg" src="https://www.youtube.com/embed/LPFgyHZtih4?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
I want it all<br />
I want it now<br />
Forget about the consequences<br />
I know that it's bad, it's better to wait<br />
But sometimes I can be selfish<br />
And the only sound I hear is right now<br />
And all my patience gets locked out<br />
I know that it's wrong<br />
And I want to change<br />
I need You here with me<br />
Allah, Allah, Allah<br />
Save me from myself<br />
Allah, Allah, Allah<br />
Lord, I need your help<br />
Allah, Allah, Allah<br />
Save me from myself<br />
Allah, Allah, Allah<br />
Big lights pull me in every time<br />
And it's so hard to break a pattern<br />
But I see it clear, what's deep inside<br />
Is the only thing that really matters<br />
So tell me how, how to turn it around<br />
Before my senses hit the ground<br />
'Coz I know that's it's wrong<br />
And I want to change<br />
I need You here with me<br />
Allah, Allah, Allah<br />
Save me from myself<br />
Allah, Allah, Allah<br />
Lord, I need Your help<br />
Allah, Allah, Allah<br />
Save me from myself<br />
Allah, Allah, Allah<br />
Save me from myself<br />
'Coz I tripped and fell<br />
And there is nothing, nothing<br />
That I won't do<br />
Oh, save me from myself<br />
'Coz I need Your help<br />
And now I'm running, running<br />
Back to You<br />
Allah, Allah, Allah<br />
Save me from myself<br />
Allah, Allah, Allah<br />
Lord, I need Your help<br />
Allah, Allah, Allah<br />
Save me from myself<br />
Allah, Allah, Allah<br />
Save me from myself</div>
<br /><br />
***<br />
<br />
Mendengarkan lagu ini pukul 03.19 WIB. Memaknai liriknya, di bagian Reff aku menitikkan air mata.<br />
<br />
Allah ...<br />
Save Me From My Self<br />
<br />
Karena musuh terbesar itu sebenarnya adalah diri sendiri. Ketika ambisi terhadap dunia mengalahkan segalanya.<br />
<br />
Di saat semua terlelap, mataku sudah basah. Mengingat memang tak ada yang bisa diminta bantuan selain ...<br />
<br />
Allah ... I Need Your Help ...<br />
<br />
<br />
<br />
<br />opihttp://www.blogger.com/profile/16745701464499622097noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1561805125316277402.post-80502141562653806232020-01-29T19:40:00.000+07:002020-01-29T19:40:39.514+07:00Pengalaman Jual Beli OnlineAwalnya ini tugas dari kelas training online, tapi kayaknya bagus buat di share di sini juga. Lumayan nambah2 tulisan di sini.. hehe..<br />
<br />
Selamat membaca...<br />
<br />
Teman-teman, kenalkan saya Opi, ibu beranak 2 yang sedang merintis bisnis online.<br />
<br />
Awal coba-coba jualan online itu sejak menjalani kehidupan baru dengan Abi-nya anak-anak. Padahal kakak Opi dulu sudah lama sekali jualan online, tapi beliau jualan gamis. Dulunya hanya ikut nimbrung share2 status jualannya kakak. Karena memang untuk fashion, Opi angkat tangan. Ga ngerti yang bagus itu seperti apa. Dulu juga pernah ditawari untuk jualan kosmetik. "Opi jualan kosmetik?". Bagi yang sudah kenal Opi pasti ngerti deh kenapa ada kalimat tanya seperti itu. Hehe..<br />
<br />
Apa jualan pertama waktu itu?<br />
Frozen food.<br />
Berupa chizkek lumer, pizza, brownies. Yummy... semuanya enak. Opi doyan makan, jadi dalam kamus Opi, makanan itu ya enak atau enak sekali. 🤭<br />
<br />
Dicoba memasarkan di grup2 jual beli di Pekanbaru. Alhamdulillah banyak yang beli. Tapi memang laba-nya kecil sekali, belum lagi proses pengantarannya ke konsumen yang bikin riweuh sendiri.<br />
<br />
Kejadian paling berkesan itu adalah saat Opi di 'tipu'. Hmm.. lebih tepatnya waktu itu 'dipermainkan' sih. Jadi ceritanya ada yang order tengah malam. Minta diantar brownie besok pagi ke Panam. Antara harapan raya dan Panam waktu itu berasa jauh sekali.<br />
<br />
Udahlah kegerahan di antar suami, anak kepanasan, ternyata alamat tak kunjung ditemukan. Setelah menyerah, Opi memilih membatalkan pertemuan dengan baik2. Lha, konsumennya marah-marah, sampai SMS dengan kata-kata 'sensor'. Terdiam, curhat sama suami, suami emosi. Karena konsumennya juga ga mau samperin kita, padahal kita sudah wara Wiri nyari alamat. Katanya dekat situ.<br />
<br />
Beberapa hari kemudian, liat ada penjual lain yang screen shoot akun konsumen tersebut, beliau bilang berhati-hatilah dengan akun tersebut dan serentetan curhatannya. Ternyata Opi baru sadar, itu adalah akun bocah iseng. Dari sana jadi belajar untuk memilih-milih akun-akun yang benar-benar 'real'.<br />
<br />
Nyambi jualan Frozen food, juga posting2 lapaknya suami, batu cincin.<br />
<br />
Kemudian kepikiran jual mug foto. Sudah beli segala perangkatnya. Ternyata tidak ada satu pun dapat konsumen (karena dulu belum paham ilmu marketing, dan belum ngerti cari target market itu bagaimana).<br />
Alhamdulillah sekarang perlengkapan nya sudah dibeli oleh Uda ipar yang memang buka usaha sablon. 😊<br />
<br />
Karena kebutuhan anak pertama, akhirnya kami pindah ke Agam. Di sini mulai lagi merintis bisnis online. Ada teman yang infokan tentang aplikasi pembayaran. Menarik. Coba. Alhamdulillah, dapat beberapa mitra. Tapi karena hp sering ngadat, dan aplikasi sedang maintenance, plus waktu pilpres kemaren, jadi sebuah pro kontra, akhirnya suami nd kasih izin lagi untuk ikut aplikasi ini. Masih sering dikasih info update-an sama mentor di sana, tapi aplikasinya berubah sistem, mau belajar dari nol lagi udah mumet otak emak ini.. 🤭<br />
<br />
Dulu waktu masih kuliah di Jekardah, ikut komunitas ODOJ. Grup ODOJ Opi mulai sepi, lanjut ke grup Menara Cahaya (yang sampai sekarang masih aktif). Dari sanalah dipertemukan dengan salah seorang sahabat baik. Kalau cerita tentang beliau ke teman-teman dekat, Opi sering panggil beliau ustadzah. Dan beliau lah yang memperkenalkan bisnis yang sekarang. Buku Islam, Kitab, Al Qur'an dan produk-produk Tigaraksa seperti Smart Hafizh, Little Abid, Muhammad is My Hero serta peralatan masak Vienta.<br />
<br />
Sedikit review ceritanya ada di postingan FB Opi yang ini:<br />
<br />
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10219203441069790&id=1621180120<br />
<br />
Enaknya jualan buku Islam ini adalah dapat siraman makanan bergizi untuk hati. Selalu diingatkan tentang ibadah, berbuat baik, dan kalau rekrutmen tim baru, Opi sering 'up' tentang hal ini.<br />
<br />
Ada training GRATIS tentang teknik marketing dan kajian2 dadakan oleh ustadzah. Kajiannya berupa apa? Tentang bermuamalah menurut Islam, adab sehari2 bertutur kata yang baik itu seperti apa, tentang zakat, tentang ilmu parenting, bahkan tentang fiqh kehidupan sehari-hari pun, beliau selalu berbagi ilmu di grup.<br />
<br />
Pun tentang teknik marketing diajarkan dari nol. Teman-teman yang awalnya nd tahu sama sekali dengan dunia jual beli online, akhirnya mahir dan selalu ada orderan setiap hari.<br />
<br />
Nyaman...<br />
<br />
Alhamdulillah sekarang memutuskan untuk fokus di bisnis ini. Perlahan orderan mulai bertambah. Pun produk2 yang harganya jutaan, masih ada yang order dan itu jumlahnya tidak sedikit.<br />
<br />
مَاشَآءَاللّهُ<br />
<br />
لاَ هَوْلَ وَلاَ قُوَّتَ اِلاَّبِاللّهِ<br />
<br />
<br />
Semoga bermanfaat...<br />
Kali aja ada teman-teman juga punya kisah jatuh bangun di dunia bisnis online.<br />
<div>
<br /></div>
opihttp://www.blogger.com/profile/16745701464499622097noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1561805125316277402.post-3919018235570577042019-12-02T16:24:00.000+07:002019-12-02T16:25:05.362+07:00Pasangan adalah cerminan diriMasyaAllah<br />
Laa haula wa laa quwwata Illa billah...<br />
<br />
Sempat beberapa lama, keluarga kecil ini ditimpa semrawut yang lumayan membuat hati setiap hari bawaannya badmood terus...<br />
<br />
Alhamdulillah masih berada di lingkungan orang-orang yang mau mengingatkan. Dan lewat merekalah terkadang Allah ketuk hati ini...<br />
<br />
Dan mulai lah introspeksi diri. Memang saat itu ibadah mulai ciut, tilawah mulai kendur, sedekah pun boleh dihitung dengan jari.<br />
<br />
Dan apapun itu, selalu mempertanyakan dalam hati, akankah kami bertemu di surga nanti, sedangkan keadaan rumah saat ini tak tau bentuk arah tujuannya seperti apalagi...<br />
<br />
Mulai introspeksi diri...<br />
<br />
Pasangan itu cerminan diri.<br />
<br />
Aku mencoba testing...<br />
Benarkah orang baik itu disandingkan dengan orang baik?<br />
Benarkah sang suami akan menjadi pasangan di akhirat kelak?<br />
<br />
Mencoba memperbaiki diri setelah beberapa lama hanya sibuk di dunia saja.<br />
<br />
Tanpa ada ajakan, tanpa ada tindakan, kami masih dalam diam tak tau apa yang akan dibicarakan...<br />
<br />
Mencoba memperbaiki shalat, tilawah, sedekah...<br />
<br />
MasyaAllah dan siapapun itu, Allah bisa membolak-balik hatinya dalam sekejap...<br />
<br />
Ternyata suami pun mulai memperbaiki diri dalam diamnya. Ternyata suami pun mulai introspeksi diri dengan caranya.<br />
<br />
Allahu Akbar..<br />
<br />
Semoga kita menjadi insan yang dicintai dan mencintai NYA...opihttp://www.blogger.com/profile/16745701464499622097noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1561805125316277402.post-51056125172520320132019-12-01T06:10:00.001+07:002019-12-01T06:11:07.725+07:00Masa LaluCintailah setiap kesulitan yang engkau hadapi saat ini... Kelak engkau akan merindukannya, merindukan masa-masa berjuang, merindukan masa-masa ketika engkau merayakan 'akhirnya aku bisa'<br />
<br />
MasyaAllah...<br />
Laa haula wa laa quwwata Illa billah...<br />
<br />opihttp://www.blogger.com/profile/16745701464499622097noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1561805125316277402.post-46660569150505623092019-10-28T23:18:00.000+07:002019-10-28T23:25:06.117+07:00TeplekNyamannya si teplek itu adalah:<br />
1. Aku tetap dengan tinggiku yang asli, jadi tidak akan dibilang 'jangkung'<br />
2. Aku tidak akan keseleo kaki, tidak akan pernah mengalami yang namanya 'heels yang patah', tidak akan pegel kaki, tidak akan kesulitan dalam berjalan di Medan yang seperti apapun...<br />
3. Harga lebih murah tentunya dong... Hehehe...<br />
<br />
Terlepas dari keuntungan tersebut, ternyata si teplek itu tidak melulu membuatku bahagia. Mereka juga membuatku harus menahan malu, tingkat PD yang harus lebih tinggi, dan sering bolak-balik nyari pengganti.<br />
<br />
Beberapa kejadian yang sering menerpa aku dan si teplekku...<br />
<br />
Kala itu...<br />
(Hihi mulai lebay bahasanya...)<br />
<br />
Semasa kuliah di Jurusan Biologi, kalau ke kampus dan lagi ga ada kuliah, acara kumpul2 atau keperluan lainnya, biasanya dari kost-an pakai sandal teplek doang. Bolak-balik jurusan dan plaza, kafe dan sekitaran kawasan Biologi. Mondar-mandir. Dan naas-lah ketika sampai di fotocopy. Nyawa sandal teplek sudah setengah karat... Beliau menganga seperti buaya lapar. Padahal urusan belum kelar. Apa yang aku lakukan? Aku pede aja dong, malah minta staples yang di fotocopy itu... Iya stapler yang gede itu lho... Sekeliling sandal aku stapler... 😅<br />
<br />
Sering tuh waktu kuliah begitu. Menganga lapar dengan indahnya. Udah beli lagi yang baru - masih teplek dong, secara aku ndak mau dibilang jangkung - eh begitu lagi. Ada yang kasusnya tali depan untuk ngejepit,yang berada di antara jempol dan telunjuk kaki, putus di tengah jalan. Alhasil, selama dalam perjalanan terpaksa jalannya 'nyeret'.<br />
<br />
Sandal teplek itu ya begitu. Namanya juga teplek, berarti ya dia tipis. Dipakai lama ga tahan. Aus-nya cepat sekali.<br />
<br />
Waktu kuliah di Salemba yang lebih parah. Ga kapok-kapok beli teplek-an... Sepatu untuk kuliah (coba aku hitung dulu... Ada sekitar 5 atau lebih sepatu teplek), dan nasibnya sama! Itu sepatu dibawa kemana-mana. Ga peduli Medan perjalanannya seperti apa. Mau ke kelas, mau ke lapangan, mau ke Mall, ya hayuk aja. Mau keadaan panas, mau hujan, ya lanjut terus, diajak jalan santai, berlari, hantam terus. Alhasil, hampir semua sepatu teplek-ku mengalami ke AUS an... Tipis, atau lem-nya lepas. Bawahnya tembus ke jalan. Atau belakangnya lepas lem-nya. Jadinya aku jalannya pelaaaaan, pelaaaaan. Pede aja tuh diliatin orang sekitar (ya emang aku orangnya tipikal ndak suka ambil pusing sih apa yang dilakukan orang terhadap indera mereka masing-masing, hehe). Dan kadang harus berhenti berjalan, demi memperbaiki posisi sepatu agar masih bisa dipaksa bekerja sampai tujuan.<br />
<br />
Cerita ini ter'inspirasi' dari kisah aku pergi kondangan beberapa hari yang lewat. Untungnya situasi sedang sepi, jadi suamiku ga malu-malu amat lihat kondisi sepatu parah abis.. 😆<br />
<br />
Senin, yang kebanyakan orang memilih untuk resepsi pernikahan di hari Minggu, dan sekarang beliau tertarik pada hari Senin...<br />
<br />
Suamiku tetap jualan hari itu, dan beliau menjanjikan kita akan pergi kondangan sekitaran jam 3 atau 4 sore. Alhamdulillah jadwal ini yang beliau pilih, karena ternyata sesampainya kami di sana, sedang sepi, tidak begitu ramai.<br />
<br />
Aku bingung kalau musti ke acara-acara 'formal' yang menuntutku harus berbentuk 'feminim'. Sepatuku yang sporty masih ada beberapa, tapi tidak mungkin pergi ke walimahan musti pakai sepatu begituan. Sementara, sepatu yang selalu aku pakai untuk 'adegan feminim' ini, kasusnya sudah mengalami ke AUS an di bagian jempol. Jadi kalau masih tetap dipaksakan untuk digunakan, akan berakibat, kaos kakiku akan basah kuyup jika tiba-tiba hujan turun dan membasahi jalanan.<br />
<br />
Akhirnya diputuskan untuk menggunakan sepatu nikah. Hayo tebak, sepatu nikahan aku teplek atau Ndak? Ya so pasti teplek lah... 😁<br />
<br />
Dan untung lho, waktu nikahan aku pilihnya sepatu teplek, karena waktu nikahan, ada acara yang namanya 'manjapuik marapulai', itu aku harus bersunting ria (berat saudara-saudari, aku pakai Suntiang Minang yang asli-nya bukan yang modern ala-ala) dan berjalan di kampung yang jalannya terjal turun dan mendaki. Hosh, untung sudah terlatih wara Wiri ke sana kemari dengan kerempongan Medan lapangan.. 😁<br />
<br />
Nah, jadi sepatu nikahan itu aku beli dua pasang dulunya.. sekarang sudah sekitar 4 tahun yang lalu aku menikah. Satu pasang sepatu sudah aku buang, karena sudah lepas lem-nya. Ndak layak pakai sama sekali.<br />
<br />
Sepatu yang sepasang lagi, jarang dipakai, aku lihat kondisinya masih bisa dipakai. Aku pakai lah, karena ndak ada pilihan sepatu yang lain.<br />
<br />
Sesampainya di tempat resepsi, untungnya pada sepi, dan sanak keluarga sendiri, mau duduk di tempat duduk untuk segera makan, sepatuku lem-nya lepas... Bagian belakang... Allahu Rabbi...<br />
<br />
Aku bilang sama suami... Suami cengo'... Ga tau harus musti ngapain. Warung juga entah dimana (ada ide mau beli sandal jepit). Kemudian, aku korbankan pin kesayangan untuk menahan sementara sepatu yang lepas lem-nya.<br />
<br />
Ketika mau salaman dengan pengantin, naik tangga, dan kepala pin-nya lepas... 😱<br />
Terpaksa suami bantu gendong Zahra, dan aku berusaha santai.<br />
<br />
Selesai salaman, foto-foto, turun tangga, dan sepatu ndak bisa terselamatkan lagi, lepas sampai depan... 😆<br />
<br />
Akhirnya aku pulang menuju parkiran mobil dengan kaki sebelah kanan tanpa sepatu (sepatunya aku jinjing) 🤣<br />
<br />
Sesuatu banget ya...<br />
<br />
Ya begitulah. Inilah hidup. Tidak ada yang benar-benar kamu suka itu akan baik bagimu. Pun sebaliknya.<br />
<br />
<br />
Jadi, besok mau beli sepatu baru, tetap pilih teplek?<br />
<br />
<br />
Oh, tetap doooong... 😝<br />
<br />opihttp://www.blogger.com/profile/16745701464499622097noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1561805125316277402.post-87354203144900548192019-09-29T21:41:00.001+07:002019-09-29T21:45:27.610+07:00Bocah berubah jadi Gadis 😁Tetiba pengen cerita tentang seseorang, tapi tidak menemukan tempat yang pas. Akhirnya pilihan berakhir di blog ini...<br />
<br />
Tidak sengaja stalking-stalking di Instagram nemu foto salah satu siswa SMA. Jadilah mengunjungi Instagram-nya.<br />
<br />
MasyaAllah gadis itu sudah besar. Tidak terasa waktu berputar cepat. Masih lekat diingatan, waktu aku masih bekerja sebagai costumer service coordinator di salah satu bimbel, gadis itu masih SD. Pagi-pagi saat mau sosialisasi ke salah satu sekolah Islam, tiba-tiba ada telpon dari nomor baru. Ngajak kenalan, ngajak ngobrol.<br />
<br />
Suara itu suara anak SD yang iseng, bareng temannya, terdengar cekikikan di belakang suara si bocah.<br />
"Dapat nomor kakak dari mana?"<br />
"Dari hasil pencet sembarangan nomor aja, kak" ...<br />
<br />
Ah kembali teringat, dulu saat masih baru punya handphone, aku juga sering iseng begini, tapi dalam hati jadi nyeletuk 'ini nomor hp ku berantakan banget berarti ya, sampai2 orang sembarang pencet juga nyambung ke nomor aku'..<br />
<br />
Hahay, singkat cerita, si anak sering banget menghubungi ku, nd peduli aku sedang apa dan da peduli dia sedang apa. Nanyain pertanyaan2 standar; sedang apa, lagi ngapain, aku lagi cape nih di sekolah tadi begini begitu, dan obrolan seorang anak SD ke kakaknya lah..<br />
<br />
Aku karena bimbelnya dulu untuk anak SD, ya jadinya keikut jadi suka sama anak SD, jadi dilayani aja itu bocah ngobrol, sampai ke FB segala, setiap postingan dikomentari sama beliau ini... 😅<br />
<br />
Dan sekarang aku kembali bekerja di bimbel. Sebagai branch manager di salah satu bimbel yang diperuntukkan untuk anak SMA. Kalau diingat-ingat berarti 'incaran' siswa ku dari dulu berarti ga berubah, dulu mereka masih SD, ketemu aku, sekarang mereka SMA ketemu aku lagi... Hehe...<br />
<br />
Daaaan inti sebenarnya itu adalah menceritakan perkembangan dan berjalannya waktu yang tak terasa sudah berjalan sekian tahun. Si bocah tadi sudah menjelma menjadi gadis manis. Kita tidak pernah bertemu sama sekali karena memang terpisah jarak yang sangat jauh, aku di pulau Sumatera, beliau di pulau Kalimantan.<br />
<br />
Nice...<br />
<br />
Perkenalan dan keakraban yang terjalin menjadi sesuatu yang 'amazing' menurutku.<br />
<br />
Nice to know you girl...<br />
<br />
Semoga menjadi pribadi yang selalu ceria... 😊opihttp://www.blogger.com/profile/16745701464499622097noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1561805125316277402.post-27382159843670778542019-08-18T04:04:00.002+07:002019-08-18T04:04:41.211+07:00Kejahatan LaboratoriumAlhamdulillah ya sesuatu banget, di saat ekonomi sedang 'melunjak' turun, tetiba Alat Bantu Dengar anakku mati setiap lima menit. Awalnya panik sekedar panik aja, karena ketika di bawa ke Hearing Center-nya, yang dibahas adalah habisnya masa garansi dan biaya repair exchange-nya yang bagi kami, masih terseok-seok menuju jumlah angka tersebut. Kurang lebih Rp. 2000.000,- untuk biaya repair exchange... Alhamdulillah, masih ada uang 1 juta (tabungan), dan niat awal abiZZ untuk beli handphone baru senilai 1 juta. Ah... sedih sekali rasanya, disaat sudah berhemat-hemat untuk keperluan yang lain, keperluan mendadak datang tiba-tiba. Awalnya masih berusaha ikhlas dengan kondisi ini, karena memang mempunyai anak berkebutuhan khusus, harus siap dengan biaya yang sangat besar. Tapi agak kaget saja, kenapa secepat ini alatnya rusak?<br />
<br />
Tak berapa lama setelah ABD sebelah kanan dikirim ke Jakarta, ABD sebelah kiri mengalami hal yang sama. Entah mengapa, otak langsung su'udzon saja. "Apakah ini pure kerusakan atau memang disengaja oleh pihak produsen atau distribusi alatnya?". Karena memang tidak ada angin, tidak ada hujan, alat ndak pernah dibanting, alat dibersihkan, alat di copot saat anak mandi dan tidur (kurang istirahat apalagi coba ini alat? tuannya tidur, dia ikut tidur).<br />
<br />
Kemudian saya iseng mampir ke fanpage-nya hearing center tempat ABD di beli. Saya menemukan bahasa marketing, yang menurut saya ada kaitannya dengan ABD yang rusak. Dulu saat masa garansi akan habis, saya ditawari oleh Hearing Center untuk upgrade ABD ke spesifikasi yang lebih baik. Harga ABD lama dihargai 75%. Kami yang waktu itu memang sedang tidak ada dana dan ABD Zian waktu itu fine-fine saja, menolak untuk upgrade. Bahasa marketingnya, ABD yang masih dalam garansi, dihargai 75%, ABD yang sudah memasuki tahun ke-3 dihargai 50%, dan seterusnya.<br />
<br />
Jadi, kepikiran, apakah ini sudah di setting dari awal? Karena mereka selalu menyarankan untuk service ABD setiap minimal 6 bulan sekali. Dan service itu katanya sih hanya bersih-bersih doang. Lha apa bedanya bersih-bersih di rumah dengan harus bersih-bersih ke Jakarta? Dan service-nya pun harus di kirim ke Jakarta lho, bukan cukup di kantor cabang Bukittinggi saja. Jadinya kan makin curiga, ini mungkin ketika service kirim ke Jakarta ada upgrade software, biar bisa dipake lama. Yang awalnya settingan hanya bisa dipakai 2 tahun (dan dilebihkan beberapa bulan, biar ga ketara banget settingannya), setelah service, diupgrade lagi.<br />
<br />
Curiganya sih begitu, karena memang sebenarnya "KEJAHATAN LABORATORIUM" itu memang ada. Tak hanya laboratorium elektronik ini saja. Di medis pun, ada kejahatan ini.<br />
<br />
Beberapa waktu lalu, sempat baca status salah satu teman kuliah S2 dulu. Beliau adalah kepala PMI di salah satu daerah. Dan waktu itu beliau dapat tawaran dari seseorang untuk memasukkan sesuatu (entah itu bakteri atau virus) ke dalam darah di PMI. Katanya, mereka sudah bekerja sama dengan orang-orang yang memberikan pelayanan bekam juga. Dan nanti pihak PMI atau pihak yang menerima tawaraan mereka memperoleh fee. Untungnya beliau (teman saya) menolak mentah-mentah dan langsung mengadukan ke atasannya dan me-viralkan di medsos.<br />
<br />
Tidak dipungkiri, kejahatan laboratorium itu memang ada. Waktu penelitian pun, tidak sedikit dari beberapa peneliti yang mencoba manipulasi data atau me-blur-kan data seolah hasil penelitiannya bagus, significant dan membawa perubahan yang lebih baik.<br />
<br />
Zaman sudah semakin tua. Banyak orang yang akan melakukan apapun demi bisa terlihat glamour.<br />
<br />
Na'udzubillah...<br />
<br />
Astaghfirullah... Entahlah apakah tulisan ini akan bermanfaat atau tidak. Ini hanya uneg-uneg saja. Kita lihat perkembangan ABD Zian sebelah kiri. Apakah tetap repair exchange (karena kasusnya sama persis dengan ABD sebelah kanan), atau mereka 'upgrade'? Karena waktu itu sempat ngedumel di fanpage mereka, dan menyampaikan kecurigaan saya waktu itu di postingan promo upgrade.opihttp://www.blogger.com/profile/16745701464499622097noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1561805125316277402.post-67797202176276115262019-06-23T21:11:00.003+07:002019-06-23T21:12:11.385+07:00One step closer<span jsname="YS01Ge" style="background-color: white; color: #3c4043; font-family: Roboto-Regular, HelveticaNeue, Arial, sans-serif; font-size: 14px; max-height: 999999px;">Heart beats fast</span><br style="background-color: white; color: #3c4043; font-family: Roboto-Regular, HelveticaNeue, Arial, sans-serif; font-size: 14px; max-height: 999999px;" /><span jsname="YS01Ge" style="background-color: white; color: #3c4043; font-family: Roboto-Regular, HelveticaNeue, Arial, sans-serif; font-size: 14px; max-height: 999999px;">Colors and promises</span><br style="background-color: white; color: #3c4043; font-family: Roboto-Regular, HelveticaNeue, Arial, sans-serif; font-size: 14px; max-height: 999999px;" /><span jsname="YS01Ge" style="background-color: white; color: #3c4043; font-family: Roboto-Regular, HelveticaNeue, Arial, sans-serif; font-size: 14px; max-height: 999999px;">How to be brave</span><br style="background-color: white; color: #3c4043; font-family: Roboto-Regular, HelveticaNeue, Arial, sans-serif; font-size: 14px; max-height: 999999px;" /><span jsname="YS01Ge" style="background-color: white; color: #3c4043; font-family: Roboto-Regular, HelveticaNeue, Arial, sans-serif; font-size: 14px; max-height: 999999px;">How can I love when I'm afraid to fall</span><br style="background-color: white; color: #3c4043; font-family: Roboto-Regular, HelveticaNeue, Arial, sans-serif; font-size: 14px; max-height: 999999px;" /><span jsname="YS01Ge" style="background-color: white; color: #3c4043; font-family: Roboto-Regular, HelveticaNeue, Arial, sans-serif; font-size: 14px; max-height: 999999px;">But watching you stand alone</span><br style="background-color: white; color: #3c4043; font-family: Roboto-Regular, HelveticaNeue, Arial, sans-serif; font-size: 14px; max-height: 999999px;" /><span jsname="YS01Ge" style="background-color: white; color: #3c4043; font-family: Roboto-Regular, HelveticaNeue, Arial, sans-serif; font-size: 14px; max-height: 999999px;">All of my doubt, suddenly goes away somehow</span><br />
<span jsname="YS01Ge" style="background-color: white; color: #3c4043; font-family: Roboto-Regular, HelveticaNeue, Arial, sans-serif; font-size: 14px; max-height: 999999px;"><br /></span>
<span jsname="YS01Ge" style="background-color: white; color: #3c4043; font-family: Roboto-Regular, HelveticaNeue, Arial, sans-serif; font-size: 14px; max-height: 999999px;">Tiba-tiba aku mendengarkan lagu ini setelah sekian lama tidak mendengarkan dan memaknai setiap alunan musik. Lagu ini sebenarnya punya makna lain di masa lalu, sebuah kenangan 'have fun' saja dengan seorang sahabat, dan ini bukan mengingatkan tentang percintaan sepasang kekasih bagiku, tapi lebih ke sebuah ketulusan.</span><br />
<span jsname="YS01Ge" style="background-color: white; color: #3c4043; font-family: Roboto-Regular, HelveticaNeue, Arial, sans-serif; font-size: 14px; max-height: 999999px;"><br /></span>
<span jsname="YS01Ge" style="background-color: white; color: #3c4043; font-family: Roboto-Regular, HelveticaNeue, Arial, sans-serif; font-size: 14px; max-height: 999999px;">Malam ini, agak sedikit melow memang... Lagu ini penyemangat untuk aku berjuang demi anak-anakku. Lika-liku kehidupan yang berkelok-kelok tajam ini, sering sekali membuat terjatuh akhir-akhir ini. Terlebih jika aku berjuang sendirian tidak ingin merepotkan orang lain. Aku ingin melakukannya sendirian, tapi aku tak berdaya.</span><br />
<span jsname="YS01Ge" style="background-color: white; color: #3c4043; font-family: Roboto-Regular, HelveticaNeue, Arial, sans-serif; font-size: 14px; max-height: 999999px;"><br /></span>
<span jsname="YS01Ge" style="background-color: white; color: #3c4043; font-family: Roboto-Regular, HelveticaNeue, Arial, sans-serif; font-size: 14px; max-height: 999999px;">Mempunyai anak berkebutuhan khusus itu mengaduk-aduk perasaan memang. Tak sekali dua kali harus menahan tangis demi terlihat 'stonger' dihadapan anak-anakku. Tak sekali dua kali harus menahan emosi menjelaskan kepada lingkungan sekitar tentang anak-anakku. Tak sekali dua kali aku harus jatuh bangun demi mereka. </span><br />
<span jsname="YS01Ge" style="background-color: white; color: #3c4043; font-family: Roboto-Regular, HelveticaNeue, Arial, sans-serif; font-size: 14px; max-height: 999999px;"><br /></span>
<span jsname="YS01Ge" style="background-color: white; color: #3c4043; font-family: Roboto-Regular, HelveticaNeue, Arial, sans-serif; font-size: 14px; max-height: 999999px;">One step closer...</span><br />
<span jsname="YS01Ge" style="background-color: white; color: #3c4043; font-family: Roboto-Regular, HelveticaNeue, Arial, sans-serif; font-size: 14px; max-height: 999999px;"><br /></span>
<span jsname="YS01Ge" style="background-color: white; color: #3c4043; font-family: Roboto-Regular, HelveticaNeue, Arial, sans-serif; font-size: 14px; max-height: 999999px;">Semoga usaha ini tidak sia-sia ya nak... Dan semoga engkau juga menikmati setiap proses dengan bahagia. </span><br />
<span jsname="YS01Ge" style="background-color: white; color: #3c4043; font-family: Roboto-Regular, HelveticaNeue, Arial, sans-serif; font-size: 14px; max-height: 999999px;"><br /></span>
<span jsname="YS01Ge" style="background-color: white; color: #3c4043; font-family: Roboto-Regular, HelveticaNeue, Arial, sans-serif; font-size: 14px; max-height: 999999px;">Shaleh shalehah ya ZZ ... </span><br />
<span jsname="YS01Ge" style="background-color: white; color: #3c4043; font-family: Roboto-Regular, HelveticaNeue, Arial, sans-serif; font-size: 14px; max-height: 999999px;">Love you both... </span>opihttp://www.blogger.com/profile/16745701464499622097noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1561805125316277402.post-65502903080234559262019-02-16T01:14:00.004+07:002019-02-16T01:14:58.640+07:00Serba Serbi Toilet Training <br />
<div style="text-align: justify;">
Alhamdulillah, Zian sudah bisa lepas popok dengan latihan 10 hari saja. Emak kira akan lebih lama waktu yang dibutuhkan Zian untuk lepas popok, dikarenakan Zian belum paham kata-kata. Dan emak sempat cari tahu dulu, waktu yang paling lama yang dibutuhkan oleh anak-anak pada umumnya untuk toilet training itu berapa lama, ternyata ada yang sampai 6 bulan, dan emak makin galau ketika baca artikel tersebut, karena 6 bulan itu bukan waktu yang sebentar bagi emak untuk menahan sabar harus ngepel pipis atau pup yang berserakan di dalam rumah. Sebenarnya target toilet training emak kali ini, cukup Zian bisa lepas popok dan mengabarkan kalau dia pengen pipis atau pup. Dan alhamdulillah semua terlalui sudah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tipsnya sebenarnya, para emak harus tahu dulu, emak dan anak serta para bapak juga sudah yakin "SIAP" untuk toilet training. Karena, salah satu penyebab lamanya waktu yang dibutuhkan untuk toilet training itu adalah, ketidaksiapan salah satu dari tiga orang tersebut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Emak harus siap-siap akan bolak-balik ke toilet, harus siap ngepel pipis dan pup yang berserakan di dalam rumah, harus siap ngoceh berkali-kali memberitahukan "kalau pipis atau pup itu di toilet", harus siap jika tiba-tiba ketika makan atau kondisi lainnya, anak sudah mulai mengabarkan dan seketika itu juga emak harus siap siaga membawa anak ke toilet. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk sang bapak, harus siap sedia, jikalau si emak minta tolong untuk antarkan si anak ke toilet. Dan tentunya kesiapan anak. Jika si anak belum siap untuk di training, tentunya akan lebih lama untuk melatihnya. Lho, darimana kita tahu kesiapan anak? Dari hasil baca-baca sih, perhatikan popoknya, jika ketika tidur dia sudah tidak pipis, berarti anak sudah siap untuk training toilet. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ok. ini ada beberapa curhatan emak selama training toilet Zian. Semoga bermanfaat dan selamat membaca... ^_^</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<b><div style="text-align: justify;">
<b><i>2/3 Februari 2019 (males cek kalender)</i></b></div>
</b><div style="text-align: justify;">
Hari ini perdana toilet training Zian, anak Tuna Rungu berumur 3 tahun kurang 1 bulan. Belum bisa bicara dan belum begitu paham kata-kata tapi sudah respon dengan suara emak. Hm.. Tapi bukan yang pertama juga sih. Sebelum-sebelumnya juga sudah pernah coba beberapa kali. Tapi emosi emak tidak begitu sabar untuk menghadapi Zian yang belum paham apa yang emak minta.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Hari ini berawal dengan suasana cuaca yang mendung dan gerimis, otomatis suhu dingin di Kabupaten Agam ini plus Zian dikasih minum teh manis oleh abinya. Kebiasaan Zian kalau minum, ga puas 1 gelas. Dia juga minum jatah adiknya dan jatah emaknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alhasil, hari ini Zian pipis berulang kali. Awalnya sepertinya dia paham. Pipis yang pertama dia coba mengabarkan kepada emak, kalau dia pipis, setelah sebelumnya dia pipis banyak sekali di kamar dan air pipisnya dimainin dengan menggunakan tutup spidol. Kesel? Iya emak kesel. Nah, yang kedua kalinya Zian pipis, emak ga ngeh. Dia nurutin kemana emak pergi, emak sempat heran awalnya 'ini anak kenapa ngikutin terus? Biasanya asik main sendiri aja atau gangguin adiknya.' Ternyata Zian pipis. Celananya sudah basah. Tapi sayangnya Zian mengabarkan ke emak, saat dia sudah pipis bukan sebelum pipis. Pun pipis ketiga kalinya hari ini, Zian kembali mengabarkan kepada emak saat Zian sudah pipis bukannya sebelum pipis. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah rempong dengan beberapa cucian pipisnya Zian, agak siangan sepertinya Zian mulai tidak terganggu dengan celananya yang basah. Karena pipisnya NYICIL!!! Sedikit-sedikit dan sering. Emak makin bete. Zian kalau diajak ngomong, jarang banget mau lihat si pembicara. Akhirnya emak ajak Zian ke toilet untuk lihat emak pipis, biar Zian bisa tiru. Siang ini berkali-kali emak coba katakan dan ajarkan, untuk bilang pipis. Dia pun berteriak "Yaaaaaaaa". Entah Zian paham atau tidak. Yang jelas emak kedinginan dan lelah jasmani dan rohani sehabis mencuci pakaian terkena pipis Zian -_-</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mencoba bertahan, semoga emak bisa lebih sabar dan Zian makin paham.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
HAPA KAJI DEK DIULANG.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kisah toilet training Zian ini sepertinya mengulang kisah saat Zian masih ngASI. Emak musti standby setiap 2 jam. Toilet training lebih lapang sih waktunya dibanding ketika masih ngASI. Dulu Zian ngASI-nya "kuat" sekali. Kadang kalau malam bisa setiap 1 jam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
SEMANGAT MAK!</div>
<div style="text-align: justify;">
Coba bertahan sampai Zian paham untuk buang air besar dan buang air kecil sendiri di toilet. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sorenya, Zian berhasil pipis di toilet. Tapi itu di jadwal rutin 1x2jam diajakin emak ke toilet.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<i style="font-weight: bold;"><div style="text-align: justify;">
<i>4 Februari 2019</i></div>
</i><div style="text-align: justify;">
Hari ini alhamdulillah tidak terlalu banyak cucian. Zuhur, Zian diajak pipis di toilet sambil main hp dan Zian pun pipis. Tapi belum berhasil pipis di jadwal berikutnya. Dan Zian pun belum BAB hari ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<i style="font-weight: bold;"><div style="text-align: justify;">
<i>5 Februari 2019</i></div>
</i><div style="text-align: justify;">
Emak mulai risau. Dari semalam Zian tidak pipis. Pagi pun tidak pipis dan belum BAB. Emak makin risau "apakah ada kasus anak yang tidak suka atau belum waktunya untuk training toilet malah menahan pipis dan akhirnya tidak pipis-pipis?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ah... Emak galau...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi alhamdulillah. Akhirnya Zian pipis di siang hari, Walaupun pipisnya tetap di celana. dan di kamar. Sebelum pipis, Zian sudah emak ajak ke toilet, tapi malah main air. Setelah pasang celana dan Zian sibuk bermain, ternyata sebelum pipis Zian sempat mengatupkan kedua kakinya seperti menahan pipis. Tapi mungkin karena tidak tahan, akhirnya Zian pipis di celana. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sorenya alhamdulillah Zian kembali bisa pipis. Emak melihat gelagat 'kebelet'nya dan langsung mengajak Zian untuk pipis di tempat cuci piring (untuk selanjutnya emak sebut "tempat pipis Zian ya). Zian pun setuju dan berusaha jalan cepat tanpa penolakan (sebelum-sebelumnya Zian sering melakukan penolakan, jadi ketika dibawa untuk pipis harus digendong paksa dulu). Tapi gregetnya, Zian minta main air. Akhirnya emak marah "PIPIS DULU, BARU MAIN AIR!" Ah, muka polosnya langsung merasa berasa bersalah dan tidak berani main air. Maafkan emak ya nak. Tapi akhirnya Zian berhasil pipis dan emak kasih waktu untuk bermain air buat Zian setelah cebok.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Malam pun begitu. Seperti biasa, malam hari itu adalah momen heboh. Karena di waktu inilah Zian dan Zahra jingkrak-jingkrak di atas kasur. Teriak sana sini riang gembira. Malam ini ketika sudah lelah dan bersiap-siap untuk tidur, Zian emak ajak untuk pipis. Kembali ia pun nurut tanpa penolakan. Ternyata dia sudah pipis duluan di celana sedikit. Tapi kemudian di sambung di tempat pipis Zian. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>6 Februari 2019</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Alhamdulillah perkembangannya bagus hari ini. Bangun tidur, Zian mau pipis. Setelah mandi, sambil main Zian jongkok dan seperti ngeden pengen pup, jadilah dibawa untuk pup di tempatnya. Alhamdulillah Zian pup.</div>
<div style="text-align: justify;">
Siang dan sore, Zian sudah bisa pipis di tempatnya, walaupun masih basah di celana sedikit. Setidaknya emak ga perlu ngepel pipis di mana-mana seperti hari pertama training toilet.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Terima kasih Ya Rabb. </div>
<div style="text-align: justify;">
Laa haula wa laa quwwata illa billaah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terima kasih nak, sudah mau bekerja sama dan mengurangi sedikit pekerjaan ummi. ^_^</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>7 Februari 2019</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Pagi, emak riweuh. Pengen masak telur dadar untuk anak-anak biar pada semangat makannya. Eh, abinya malah ada kerjaan lain, Zian ditinggal sendirian di kamar dengan Cappucino. Jadinya bagaimana? Zian kalau pagi sebelum mandi, belum pakai ABD (Alat Bantu Dengar). Nah, emak mau matiin air yang sudah mendidih, sekalian tengok Zian. Kaget lihat Zian di kamar sendirian dengan muka bingung. Selesai masak, emak antar nasi dan terlihatlah Zian memberitahukan sesuatu, Dia menunjuk celananya. Emak udah seneng aja nih. Celananya terlihat tidak basah. Langsung saja emak buru-buru buka celananya di tempat pipisnya. TERNYATA ZIAN PUP! Jadilah emak suruh Zian main air dulu setelah emak cebokin. Karena sudah pup, ya sudah dimandiin saja, tapi karena air mandinya belum masak (ceritanya, anak-anak sejak di Ranah Minang selalu mandi dengan air hangat), jadi dibiarkan Zian main air dulu, sementara emak sibuk dengan adiknya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah mandi pun, Zian kembali pipis banyak di tempat bermainnya. Emak bete. Musti lap-lap lagi. Kok kemaren udah mulai paham, sekarang seperti mulai dari nol lagi? Baru emak ingat, Zian tadi kan minum Cappucino, jadi pipisya lebih banyak dari biasanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pagi ini emak bete. Siang dan sore alhamdulillah kembali normal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>9 Februari 2019</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Eh sekarang udah 9 Februari aja ya? Berarti ada 2 hari emak ga laporan di sini. Tapi seingat emak cuma melewatkan 1 hari deh. Ya sudahlah. Seingat emak aja lah ya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seingat emak kemaren, Zian udah mulai laporan kalau dia mau pipis dan selalu manut kalau diajak pipis ke toilet setiap 2 jam sekali. Zian sudah bisa buka tutup 'kran pipisnya'. Kalau disuruh pipis, dia lihat ke bawah dan berusaha 'buka kran pipisnya' dan pipislah ia dengan senangnya, karena setiap kali ia berhasil pipis di toilet emak kasih jempol dan kasih pujian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alhamdulillah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Laa haula wa laa quwwata illa billaah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
*Ternyata setelah diingat-ingat tulisan 9 Februari nulisnya di subuh hari, ya iyalah jadi berasa melewatkan 2 hari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /><b><i><br /></i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>10 Februari 2019</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Hari ini agak lucu-lucu riweuh gitu. Alhamdulillah Zian sudah bisa mengabarkan kalau mau pipis. Tapi belum begitu paham kalau 'pup'. Zian sering emak suruh duduk jikalau emak tidak siap jika tiba-tiba Zian pup di tempat yang tidak emak inginkan. Zian kalau duduk, semua aman. Pipis pun ia bisa tahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah, hari ini Zian pup setelah 1 hari sepertinya dia jadi nahan pup karena disuruh duduk terus. Pulang dari swalayan, Zian selalu ambil posisi jongkok. Emak galau. Tapi akhirnya emak pasrah. Zian udah ga tahan dan akhirnya pup di celana. Emak dan adiknya lagi makan nih ceritanya. Emak teriak minta tolong abinya untuk gendong Zian ke tempat pipisnya. Mungkin karena tiba-tiba Zian digendong, Zian jadi ga nyaman, udahan aja dia pup-nya. Padahal kayaknya belum keluar semua itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Siangnya, Zian bolak-balik pengen dibawa ke tempat pipisnya. Emak kira dia kebelet pipis. Tapi yang dipegang pantatnya bukan bagian depan. Ditungguin, ga pipis-pipis. Biasanya kalau disuruh pipis, langsung aja pipis. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya dicebokin, pasang celana. Ga berapa lama Zian kembali nunjuk pantatnya. Kembali emak bawa ke belakang. Ga pipis juga. Tapi akhirnya emak sadar, mungkin Zian pengen pup. Tapi ditungguin ga ada yang keluar. Dicebokin lagi dan pasang celana lagi. Setelah celana terpasang, kembali Zian nunjuk pantatnya. Kembalilah kami ke belakang. Dan emak biarkan (ditinggal) Zian jongkok di tempat pipisnya. Dari dalam kamar, sambil main dengan Zahra, emak dengar bunyi "PRRRRRTTTT" dari belakang. Emak penasaran. Emak hampiri Zian, Ternyata Zian sudah pup. Zian sumringah ketika emak menghampirinya, sambil nunjuk pupnya seolah berkata "Zian sudah pup, mi..."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alhamdulillah...</div>
<div style="text-align: justify;">
Emak siram pup-nya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Karena pup tidak di toilet, jadi ketika menyiram terkena kaki Zian, Zian jijik sambil angkat kakinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Emak yakin sebentar lagi Zian sudah bisa pup dan pipis sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Laa haula wa laa quwwata illa billaah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Alhamdulillah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Terima kasih nak, engkau belajar dengan cepat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /><b><i><br /></i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>12 Februari 2019</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Alhamdulillah</div>
<div style="text-align: justify;">
Laa haula wa laa quwwata illa billaah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terima kasih Ya Allah telah mengajari anak hamba, telah membuat anak hamba paham dengan cepat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alhamdulillah subuh tadi, Zian merasa kebelet pipis karena sebelum tidur, dia banyak sekali minumnya. Zian bangunkan emak dengan menepuk-nepuk emak. Setelah emak tanya "apa Zian?" dengan mata masih rada redup, Zian menunjuk celana bagian depannya. Emak langsung on. "Zian mau pipis?" Langsung emak berdiri dan ajak Zian ke belakang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pipisnya banyak. hehe..</div>
<div style="text-align: justify;">
Dan pagi pun, setelah mandi, Zian merasa tak nyaman, dia pengen pup. Bilang sama emak dengan pegang pantat. Dan pup-lah Zian pada tempatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alhamdulillah...</div>
<div style="text-align: justify;">
Alhamdulillah...</div>
<div style="text-align: justify;">
Alhamdulillah...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
ALLAHU AKBAR...</div>
<div style="text-align: justify;">
Maha Besar Allah yang telah menciptakan otak hingga Zian paham, Maha Besar Allah yang telah menciptakan sistem pencernaan dan sistem ekresi dan segala-galanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
opihttp://www.blogger.com/profile/16745701464499622097noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1561805125316277402.post-88494407335478932632019-01-12T04:57:00.000+07:002019-01-12T05:00:00.601+07:00VirtualOK. Malam ini emak sedikit riweuh otak-atik yang namnya software di laptop.<br /><br />Masih berawal dari kebutuhan whatsapp yang dirasa sangat perlu, tapi handphone pun sedang tidak bisa diharapkan, kembalilah emak mencoba emulator di laptop.<br /><br />Bahasan sebelumnya di point terakhir emak sudah coba leapdroid, ternyata guys, leapdroid itu tidak ada aplikasi conntact nya, jadi kayaknya itu emulator spesial banget buat gamers, aplikasi gamenya banyak banget. Jadi, whatsapp emak bisa sih digunakan di leapdroid, tapi kontaknya ga ada, jadilah emak mengira-ngira ini kontaknya siapa, dan emak kan jadi ga bisa save nomor baru dan tidak bisa memasukkan nomor baru tersebut ke gruo yang emak admin-in. Plus, gegara kontaknya ga ke detect di whatsapp, update status pun (update jualan online nih ceritanya) tidak ada viewernya.<br /><br />Males banget, akhirnya di uninstall lah kembali emulator tersebut. Dan beberapa emulator yang jadi kandidat berikutnya adalah MEmu. Tapi Stuck di 99%. Baca-baca lagi, katanya harus aktifkan menu virtualization technology nya di BIOS.<br /><br />Makin riweh, karena mengingat kalau musti reboot, berarti musti agak lama prosesnya (ini pemikiran awal). Yang awalnya ga mau ribet, malah makin ribet.<br /><br />Ga mau reboot, searching lagi emulator yang lain, ada beberapa emulator yang emak install:<br />- Andy: ga bisa jalan karena apa ya tadi, lupa emak, saking banyak kendala dari tadi plus diselang-selingi dengan boboin bocah yang ga nyenyak tidurnya.<br /><br />- Youwave: berharap ini bisa jalan, karena katanya ini software paling ringan dan ga banyak embel-embelnya (karena kebutuhan emak sebetulnya sih cuma whatsapp bukan game), eh ternyata musti uninstall VirtualBox bekas si Andy dulu, karena klo youwave dia ga bisa jalan klo pake virtual. ckckckck. Udah uninstall virtualnya, ga bisa jalan juga. bisa install aplikasi whatsapp sih, tapi ketika coba klik whatsapp nya "youwave nya belum ready" katanya gitu, ditungguin ampe jamuran, gaaaa ready juga. Ya udah.. Good Bye saja lah.<br /><br />- Windroye: hihihi, berharap juga nih ini katanya emulator paling tua, ya elah saking tuanya, ga bsa download whatsapp cuy. UNINSTALL.<br /><br />Ok. Menyerah dengan memilih berbagai macam pilihan emulator, akhirnya diputuskan untuk REBOOT. Dan udah selama beberapa tahun menggunakan laptop ini, emak ga hafal-hafal apa merk laptop yang emak gunakan. Salah satu cara emak hemat space otak adalah, tidak memberikan ruang kepada hal yang tidak penting. Menurut emak sih merk laptop ga penting untuk diingat, yang penting bisa bersahabat untuk digunakan. hehe.<br /><br />Searchinglah emak apa merk laptop emak ini. Lenovo Ideapad Ultrabook. Dan cari tombol yang digunakan untuk reboot. Beberapa artikel atau youtuber yang share tentang cara reboot lenovo adalah tekan tombol F1 atai F2 atau kombinasi dengan Fn. Udah beberapa kali coba, ga bisa.<br /><br />Akhirnya cari youtuber yang punya laptop sama persis kayak emak. Searching dengan kunci kurang lebih seperti ini : "Cara buka BIOS pada ultrabook lenovo" dan nemu, silahkan mampir <a href="https://www.youtube.com/watch?v=PpzB9B8zkIU" target="_blank">di sini</a> .<br /><br />Dan ternyata saudara-saudara, lenovo tipe yang emak punya ini, punya tombol sendiri buat masuk BIOS nya. Di bagian depan. coba, klak-klik, masuk ke BIOS, cari menu virtual nya, ketemu, di enable kan, sudah selesai. Hidupkan lagi, buka MEmu. DONE.<br /><br />Dan kesimpulannya adalah...<br /><br />
<div style="text-align: center;">
ILMU BISA MEMBUAT SESUATU LEBIH EFEKTIF DAN EFISIEN UNTUK DIGUNAKAN</div>
<br /><br />opihttp://www.blogger.com/profile/16745701464499622097noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1561805125316277402.post-58205754435857059302019-01-06T23:37:00.000+07:002019-01-06T23:45:30.826+07:00EmulatorOk. Malam ini sambil nungguin loading, proses install ini itu, proses masuk notifikasi setelah sekian lama tidak dibuka, jadilah malam ini diputuskan emak ini akan mengulas sedikit tentang emulator.<br />
<br />
Apa itu emulator? Bahasa resminya sih ga begitu paham menulisnya bagaimana, tapi sepengetahuan emak, emulator itu adalah sebuah aplikasi yang bisa menggunakan kekuatan android di PC.<br />
<br />
Beberapa kali emak diserang oleh hang dan error nya whatsapp. Padahal ini sangat penting sekali bagi emak, baik untuk update info, tabayyun, silaturahmi, dan tentunya bisnis emak juga menggunakan akun whatsapp ini. Pengen sekali sebenarnya, pindah saja ke telegram. Telegram itu lebih simple kalau menurut emak. Grupnya tidak menggunakan begitu banyak data, tapi beberapa grup telegram yang emak ikuti sih, pada ga mau pakai stiker, ga tau deh kenapa (karena sebenarnya emak juga baru-baru ini terjun ke telegram, jadi belum begitu paham bagaimana sistem aplikasi telegram ini). Mungkin bisa jadi juga stiker menggunakan banyak data? atau stiker menuh-menuhin ruang chat saja? atau.. entahlah.. jangan menduga-duga.. hehe..<br />
<br />
Ok lanjut.<br />
<br />
Kita kembali ke emulator. jadi karena emak sangat membutuhkan whatsapp, dan beberapa handphone emak sudah KO karena kesibukan whatsapp emak, jadilah emak berinisiatif untuk menggunakan emulator biar bisa menggunakan whatsaap lagi. Sebenarnya emulator ini banyak fungsinya, bukan cuma penggunaan banyak aplikasi karena space RAM yang besar, tapi juga kebanyakan nih, sebenarnya emulator ini banyak diperuntukkan bagi para gamers di seluruh dunia, biar bisa main game sepuas hati, tanpa lemot.<br />
<br />
Ah, tapi emak merasa cukup puas dengan keberadaan emulator hanya untuk whatsapp, instagram, aplikasi Paytren, facebook, dan beberapa aplikasi lainnya yang menurut emak sangat mendukung dunia perbisnisan saat ini.. hehe..<br />
<br />
Beberapa emulator yang emak pernah coba di antaranya:<br />
1. Bluestack<br />
2. Nox<br />
3. Leapdroid<br />
<br />
Bluestack udah dari dulu sih nyoba, tapi dulu itu tampilannya jadul banget dan kalau tak salah, sedikit membingungkan waktu itu menggunakannya. Entah karena emak masih meraba-raba atau memang saat itu aplikasinya memang jelek apa gimana, tapi so far, bluestack selama emak pake sih, lumayan buat whatsapp-an.<br />
<br />
Makin mendekati kiamat, kebutuhan emak akan android semakin meningkat, jadilah emak coba aplikasi nox, karena ketika memutuskan untuk menggunakan emulator kembali, yang terbayang saat itu adalah bluestack yang kurang bisa dipahami bentuknya, jadilah searching emulator yang kira-kira cocok untuk kebutuhan emak. Dan pilihan terdampar pada nox. Nyaman sih menggunakannya, bisa beberapa aplikasi, tapi sayangnya instagram di nox ketika mau posting video, yang tampil cuma 'hitam' doang, ga tau deh penyebabnya apa. Sebenarnya masih nyaman-nyaman aja sih pakai nox, tapi tetiba nox nya error, apa karena ga di update-update atau suka matiin nox langsung shutdown laptop, sehingga ada beberapa data yang mungkin jadi error atau kenapa ga tau deh. Di 40% nox-nya stuck. Akhirnya nox di uninstall.<br />
<br />
Dan malam ini kembali searching emulator. Sebelumnya udah coba bluestack dan nox yang terbaru, tapi ternyata membutuhkan space PC yang besar untuk menjalankannya. Dan terpilihlah Leapdroid yang kayaknya sih tidak begitu banyak minta space, dan tetap fast as other (dari baca-baca testimoni nya sih). Dan let we see.. apakah leapdroid ini akan nyaman dimata dan jari emak, atau kita akan beralih ke emulator lainnya (semoga tidak).<br />
<br />
Hm... Udah selesai launching leapdroid di laptop nih, kayaknya sih menunya lebih simple gitu. Semoga emak betah dan leapdroidnya juga betah bersama emak..<br />
<br />
ok. sekian dulu malam ini ya.. Bagi yang pengen nyoba emulator, coba searching aja di google, banyak pilihan kok, dan sesuaikan dengan space dan kebutuhan kamu tentunya...<br />
<br />
Emak whatsapp-an dulu ye.. hehe..opihttp://www.blogger.com/profile/16745701464499622097noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1561805125316277402.post-1145954520901980012018-11-29T23:14:00.001+07:002018-11-29T23:14:13.904+07:00Rindu SahabatMalam ini lagi dilanda rasa rindu yang luar biasa kepada 2 orang sahabat yang selalu ada saat suka dan duka waktu merantau dulu. 2 orang sahabat yang selalu ngerecokin saat aku pusing, selalu bawa jalan-jalan saat aku suntuk, selalu ngerepotin dengan tugas-tugas mereka, dan tentunya selalu ada untuk menemani di saat aku membutuhkan sahabat.<br />
<br />
MasyaAllah instrument ini selalu aku dengarkan ketika aku sedang berada bersama mereka. Instrument gitar yang selalu kudengarkan lewat handsfree saat menikmati ruwetnya Jakarta bersama mereka.<br />
<br />
Mereka apa kabar?<br />
<br />
Benar-benar lost contact dengan mereka berdua. Dunia kita sekarang sudah sangat berbeda. Aku setelah lulus dan menikah, menikmati hari-hariku dengan keluarga kecilku. Sahabat yang satunya, setelah aku menikah, ia tak lagi begitu intens chat atau bahkan telp. Bahkan ketika ia menemukan jodohnya, ia langsung off dari perdunia mayaan. Sahabat yang satunya lagi, menghilang. Mungkin dia disibukkan dengan pekerjaan barunya, atau bahkan sudahkah ia menikah sekarang?<br />
<br />
Rabb.. titip salam rindu kepada mereka berdua. Orang-orang baik yang semoga menjalani kehidupan baru mereka dengan sahabat baru mereka dengan lebih baik lagi.<br />
<br />
Semoga kalian bahagia dunia akhirat guys...<br />
<br />
Rindu kalian...<br />
<br /><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-kwjHEJBR40Q/XAALfWu1OUI/AAAAAAAACoM/qocA5pyR0pMNmgydnq8Zkfnj0fVn0_jSQCLcBGAs/s1600/154575_3601518009537_389819554_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="816" data-original-width="612" height="320" src="https://2.bp.blogspot.com/-kwjHEJBR40Q/XAALfWu1OUI/AAAAAAAACoM/qocA5pyR0pMNmgydnq8Zkfnj0fVn0_jSQCLcBGAs/s320/154575_3601518009537_389819554_n.jpg" width="240" /></a><a href="https://1.bp.blogspot.com/-GQpgoxFMwRU/XAAP8FntdKI/AAAAAAAACok/nZ67Ahpn-IAhhuuB1tucOBI4TCgqeqfrQCLcBGAs/s1600/395215_4237334224545_464911873_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="619" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-GQpgoxFMwRU/XAAP8FntdKI/AAAAAAAACok/nZ67Ahpn-IAhhuuB1tucOBI4TCgqeqfrQCLcBGAs/s320/395215_4237334224545_464911873_n.jpg" width="275" /></a></div>
opihttp://www.blogger.com/profile/16745701464499622097noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1561805125316277402.post-52498165354089037782018-10-22T02:33:00.000+07:002018-10-22T02:33:53.299+07:00Undang Undang<span style="font-family: inherit;">Apapun itu yang terlitas, semoga bisa menjadi tulisan yang bermanfaat.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Malam ini kembali niat awalnya adalah belajar untuk persiapan. Semoga lulus Ya Rabb... Sangat menginginkan posisi ini demi membahagiakan orang tua (alasan utama), alasan keduanya tentu tidak jauh-jauh, agar perekonomian keluarga kecil ini mulai stabil. Ah, kalau ngomong tetang ekonomi (rezeki harta) sebenarnya <span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.6); color: #555555;">لاَحوْلَ وَلاَ قُوَّة اِلاَّبِاللّهِ "</span><span style="background-color: white;">Tiada daya dan upaya melainkan atas pertolongan Allah"</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white;">Tapi yah.. namanya usaha... dan takdir itu bisa diubah dengan kekuatan do'a.. Bismillaah...</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white;">Oya, kembali ke bahasan awal.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white;">Malam ini bahas tentang Kenegaraan, karena memang aku agak lemah di bagian ini. Semoga dengan rajin berlatih, bisa lolos Passing Grade nya.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white;">Dan setelah belajar, aku jadi ingin membahas tentang Undang-Undang. Undang-undang yang sebanyak itu, bagaimana bisa memahaminya? atau bahkan menghafal? karena memang ada soal-soal yang bunyinya kurang lebih seperti ini... "menurut undang-undang nomor <i>sekian</i> tahun <i>sekian, </i>peraturan <i>ini/itu</i> diatur dengan .. bla bla bla bla bla bla" yah kurang lebih seperti itu lah. </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white;">Lha kita sebagai emak-emak -- apalagi ternyata setelah searching, undang-undang itu diperbaharui setiap saat -- bagaimana kita mengetahui perkembangannya? untuk membuka grup whatsapp dan melayani pembeli online saja, sudah habis hari emak, apalagi musti update perubahan Undang-undang. Weleh-weleh.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white;">Tapi jangan khawatir juga sebenarnya. Saat ini zaman sudah serba online. Apa-apa bisa searching dan stalking untuk ingin tahu lebih lanjut. Tapi harus pintar-pintar tabayyun ya... Jangan sampai cari informasinya lewat web abal-abal atau blog yang mungkin hanya sekedar iseng atau malah mungkin ada blog yang khusus dibuat untuk mencari rating doang kemudian, itu blog dijual karena viewernya sudah bejibun. Dan yang lebih parahnya, ada juga tuh yang sebar-sebarin hoaks segala macam. Jadi be smart ya guys. </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white;">Ok. kembali ke pembahasan awal. Ternyata suka kemana-mana kalau berbicara sesuai kehendak otak.. hehe..</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white;">Jadi teman-teman, yang pengen tahu lebih lanjut tentang Per-Undang-Undangan ini (terkhusus bagi yang akan Tes CPNS 2018) langsung saja meluncur ke web perwakilan Rakyat kita → www.dpr.go.id dan kemudian pilih di Menu bagian JDIH (Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum)</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white;">Di sana tinggal pilih deh, mau Undang-Undang nomor berapa, tahun berapa, dan pelajari deh isinya tentang apa.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white;">OK. Sekian dulu. Mari belajar kembali.. 😎</span></span>opihttp://www.blogger.com/profile/16745701464499622097noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1561805125316277402.post-88720329146694947482018-10-07T03:10:00.002+07:002018-10-07T03:10:42.403+07:00Malam tentang kerisauan sesungguhnyaMalam ini kembali dengan 'me time' dan kembali niatnya adalah belajar. Tapi kembali niat itu beralhi lagi ke sini. Malam ini mendengarkan juz 30. Niat awalnya cuma mendengarkan, kembali niat hanya tiggal niat, akhirnya baca-baca artinya. Kembali terngiang tentang kejadian akhir zaman.<br />
<br />
Sungguh sebenarnya ketakutan terhadap 'anak-anakku yang spesial' tidak lebih menakutkan tentang fitnah akhir zaman. Aku punya tanggung jawab besar untuk mendidik anak-anak ku untuk menjadi pribadi yang shaleh dan shalehah. <br />
<br />
Kabarnya umur dunia ini tidak lebih dari 1500 H, entahlah ini sebenarnya Kuasa Allah. Tapi betapa mengerikannya jika aku, anak-anakku beserta keluargaku mendapati hari akhir yang mengerikan itu dengan segala macam fitnahnya.<br />
<br />
Rabb... Shaleh dan Shalehah kan lah anak-anak hamba...opihttp://www.blogger.com/profile/16745701464499622097noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1561805125316277402.post-12432604765754175202018-10-06T04:03:00.000+07:002018-10-06T04:03:15.751+07:00Merogoh SemangatMalam ini berniat untuk belajar, tapi kebiasaan <i>stalking</i> selalu menggoda. Akhirnya tertubruk di <i>page </i>sendiri di <a href="http://opi-dmynd.blogspot.com/2017/11/anak-pertamaku-tuna-rungu.html?m=1" target="_blank">sini</a>.<br />
<br />
Ntah apa yang harus aku bicarakan malam ini di sini. semua berasa begitu cepat. Dan merasa begitu berat tugas yang harus diemban. Anak kedua pun lahir dan tidak respon bunyi. Ah nak... Andai pendengaran ummi bisa dihadiahkan untuk kalian.<br />
<br />
Sedih. Tapi sedih dan tangisan pun tak akan jadi solusi untuk jalan keluar semua permasalahan ini. Aku 'rindu' panggilan dari anak-anakku. Belum berasa menjadi ibu yang utuh, anak-anakku belum bisa berbicara. Balum ada panggilan 'ummi' atau 'mama' atau 'ibu' dari mulut mereka. <br />
<br />
Masih dengan wajah ceria kemana-mana. Tapi siapa yang tau isi dalam hati ini sering patah berulang kali, ketika ada yang bertanya "Zian pakai alat apa di telinganya?" "Umurnya sudah berapa, belum bisa bicara?" Hatiku berasa ikut dipukul-pukul, ketika anggota keluarga pun berusaha untuk tes bunyi dengan memukul benda-benda di belakang anakku. <br />
<br />
Ya Rabb...<br />
<br />
Hati ini sudah lapang, tapi memang masih berasa tertusuk-tusuk.<br />
<br />
Ah... Sudahlah bersedih-sedihnya. Bukankah orang sekililing tahunya aku adalah orang yang bersemangat? Kenapa harus tunduk dengan kesedihan ini?<br />
<br />
Alhamdulillah 'ala kulli hal.<br />
<br />
Alhamdulillah, walau pelan, semoga nanti akan menghasilkan hasil yang baik. Zian setelah penggunaan alat bantu dengar selama 1 tahun, alhamdulillah sudah respon jika dipanggil dari belakang. Akan tetapi belum mau menirukan vokal atau konsonan yang aku ajarkan. Hm.. salahnya aku juga belum konsisten mengajaknya belajar menirukan bunyi atau suara yang keluar. Ya begitulah, aku mengharapkan progres yang cepat sementara aku tidak melatihnya. Bagai ounuk merindukan bulan.<br />
<br />
Zahra masih menunggu konsultasi dokter selanjutnya. Masih berharap Zahra tidak respon bunyi karena hal lain yang masih bisa disembuhkan. <br />
<br />
Keuangan menipis. <br /><br />Dan malam ini mencoba berusaha belajar untuk tes CPNS. Do'akan ummi lulus ya nak. Semoga ini rezeki kalian. Dan semoga ke depannya kita bisa lebih menikmati kehidupan dan diberikan Rabb untuk lebih menjadi insan yang beriman dan bertaqwa, menjadi insan yang dirindu surga, dan menjadi insan yang dicintai dan mencintai SANG PENCIPTA. <br />
<br />
SEMANGAT UMMI!!!opihttp://www.blogger.com/profile/16745701464499622097noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1561805125316277402.post-31624213488061050282018-09-27T01:20:00.000+07:002018-09-27T01:20:53.006+07:00Mainan oh mainan Gata tangan amak nio ngetak ngetik.<br />
<br />
Tiba2 kepikiran, jual mainan anak itu tidak selalu menguntungkan, tidak selalu membuat anak-anak tersenyum atau bahagia.<br />
<br />
Kenapa tiba2 jadi menulis begini?<br />
<br />
Karena jadi penjual mainan anak2 pasti ada kalanya melihat anak2 menangis meronta2 minta dibeliin mainan, sementara emak bapaknya ga mau beliin mainan.<br />
<br />
Karena jadi penjual mainan itu, membuat anak2 tersiksa setiap melihat yang baru, bosan dengan yang lama, akhirnya si penjual melihat ekspresi 'mupeng' anak2 yang begitu memelas.<br />
<br />
Sedangkan di sisi lain, menjadi emak bapak harus kuat 'iman'. Harus kuat tenaga lahir batin buat 'seret2' anak yang ga bisa move On liat toko mainan..<br />
<br />
Emak bapak harus bermuka tebal, jikalau anak berontak, jikalau anak teriak2 minta mainan dengan segala cara.<br />
<br />
Emak bapak harus punya seribu ide untuk bujuk anak melepaskan pandangan mata dari toko mainan, punya seribu taktik agar ga ketemu toko mainan.<br />
<br />
'pelit amat ga mau beliin mainan buat anak'<br />
<br />
Emak bapak harus tahan kuping panas dengar omongan begini.<br />
<br />
Bukannya tidak mau beliin, setiap anak liat yang baru yang modelnya beda, pasti kepengen punya. Nah, apakah anda sebagai orang tua mau memberikan setiap keinginan anak? Contoh saja, setiap 5 meter ada toko mainan, setiap lewat toko mainan, si anak minta mainan baru, kantong emak bapak harus lebaaaaaaaar biar bisa beliin mainan setiap saat.<br />
<br />
Tapi bukan masalah ada atau tidak nya harta untuk beli mainan juga. Ini masalah didikan. Anak terlalu dimanja, makin susah ngedidik pas gedenya nanti. Semena2!<br />
<br />
Ah ini ngelanturnya kemana2.<br />
<br />
Sudahlah.. Emak lelah hari ini.. 😅opihttp://www.blogger.com/profile/16745701464499622097noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1561805125316277402.post-38824864293059846162017-11-25T04:48:00.001+07:002017-11-25T04:48:28.913+07:00Anak pertamaku Tuna Rungu <div style="text-align: justify;">
Ah... Terkadang ketika berada di antara para orang tua dari anak-anak berkebutuhan khusus, nyaliku serasa menciut. Mereka begitu super sabar dan ekstra gigih mendidik anak mereka. Sementara aku? Melihat Zian lari sana lari sini ga bisa tenang dan ga bisa ditegur karena ga bisa mendengar, aku kadang meluapkan kemarahanku kepada si kecil yang belum tahu apa-apa. Setelah marah, sediiiiih sekali rasanya, perasaan menyesal yang begitu mendalam. Manalan aia mato. Hiks. Mendadak blog ku untuk beberapa hari atau bulan ke depan sepertinya akan sedikit melow, bukan seperti kisah lainnya yang kadang memang menyedihkan, tapi masih bisa dibuat lucu-lucuan atau ending berupa semangat membara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ah... Keluh kesah memang tak akan menyelesaikan masalah, tapi memang aku bukanlah termasuk seorang ibu yang super seperti ibu2 lainnya yang mempunyai anak berkebutuhan khusus. Di kala banyak yang menganggap ibu dengan anak berkebutuhan khusus itu adalah ibu yang istimewa, tapi aku malah merasa aku tidak seperti mereka. Sabarku tidak tinggi seperti mereka, gigihku tidak seperti mereka. Aku lemah. Aku tak berdaya dengan kondisi tubuh yang memang sedang naik turun kadar hormon. Berpacu dengan lelahnya kehamilan kedua, aku seolah dikejar oleh sesuatu yang sebenarnya berjalan di tempat, hanya aku yang berdiri di tempat atau mengalami kemunduran tingkat kesabaran? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tulisan ini bersambung hari demi hari...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Anak kedua pun alhamdulillah sudah lahir ke dunia. Kelelahan ternyata tidak sampai di situ. Kelelahan berlanjut. Ah nak.. Maafkan ummi. Berkali-kali, andai Zian bisa mendengar dan mengerti apa yang ummi ceritakan, apa yang ummi kisahkan, maafkan ummi nak.. Belum bisa mendidikmu dengan baik, belum bisa sabar menghadapimu, belum bisa mengajak bermain dengan sepuasnya. Masa kecilmu seolah tergadai dengan ke-tuna runguan-mu dan dengan hadirnya adikmu, waktu ummi seolah berkurang untukmu nak...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ah paragraf sebelumnya seolah tak mensyukuri. Astaghfirullah...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rabb.. Allah pasti tidak akan sia-sia menganugrahkanku seorang anak yang Tuna Rungu. Kehamilanku ketika mengandung Zian juga sangat tidak menyusahkan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berkisah...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah menikah, sebagai suami istri yang sudah 'berumur', aku yang ketika itu berumur 28 tahun dan suamiku 30 tahun, tidak menunda-nunda jika Allah mengamanahkan kami seorang anak. Alhamdulillah disegerakan olehNya. Sebulan setelah menikah, aku cek kehamilan. Alhamdulillah sudah ada janin di dalam rahimku. Cek kehamilan karena ketika itu aku panas tinggi. Kata beberapa orang, awal kehamilan memang ada yang ditandai oleh panas tingi tubuh. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alhamdulillah, saat kehamilan, aku sangat menikmati. tidak ada beban. Kehamilan pun terasa ringan. Saking menikmatinya, seolah tak ada beban yang kubawa, saat hamil aku sering bepergian ke sana kemari. Bahkan ketika hamil 7 bulan, aku sempatkan ke Jakarta seorang diri, demi mengambil ijazah. Benar-benar di luar dugaan. Lingkungan pun tercengang melihat betapa beraninya aku bepergian di saat hamil dan alhamdulillah saat itu terlihat sehat wal'afiat. Periksa kehamilan tidak ada keluhan sama sekali. Cek USG pun kami merasa gembira ketika mengetahui anak pertama kami berjenis kelamin laki-laki. Semua sesuai dengan harapan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Satu hal yang aku sempat takutkan ketika kehamilan Zian.. Virus Zika. Waktu Ziaan di dalam rahim, aku sangat berjaga-jaga dari nyamuk. Karena sangat booming ketika itu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semua sesuai dengan harapan. KElahiran Zian pun tergolong mudah kata 'mereka'. LIngkungan sekitar berkata, kehamilan pertama biasanya susah sekali melahirkan, bisa sampai berhari-hari merasakan kepayahan untuk dilahirkan. Alhamdulillah Zian lahir tidak begitu lama merasakan sakit. Jam 3 subuh flek, jam 8 pagi ke klinik dan sudah pembukaan 4, kemudian Zian lahir pukul 2 siang. Tak sampai bermalam di klinik untuk menunggu kelahiran. Bidan di sana pun seolah takjub dengan kelahiran pertamaku yang begitu mudah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Zian disambut dengan hati riang. Zian saat bayi dibilang "elok laku". Tidur dengan tenangnya, tidak begitu banyak rewel. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Qadarullah... setelah 6 bulan, aku melihat keganjilan pada anakku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat itu sedang hujan petir di Pekanbaru. Aku sangat takut jika melihat petir. Jadi, aku bawa Zian main ke kamar. Di kamar tidak terlihat kilatannya, tapi suara menggelegarnya tetap membuatku pucat pasi dan terus berucap 'Laa haula wala kuwwata illa billah'. Tapi... anakku terlihat begitu santai ketika ada suara menggelegar tersebut. Aku berusaha positif thinking, mungkin anakku kelak akan menjadi seorang yang pemberani. Kelak kalau sudah besar, dia akan memelukku ketika aku takut akan suara petir. Begitu seterusnya. Ketika hujan dan petir, Zian tidak pernah memperlihatkan ekspresi apa-apa, tetap ceria. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mulai curiga, dan ketika baca-baca artikel tentang perkembangan anak, aku sampai di pembahasan "pendengaran". Aku bicarakan hal ini pada suami. Tapi suami seolah tak percaya. Selalu memanggil Zian dan memaksa berharap Zian menoleh ketika dipanggil. Memaksa berharap Zian merespon ketika diberi bunyi-bunyian. Suamiku bersikeras untuk tidak melakukan pemeriksaan apa-apa. Beliau masih menganggap Zian normal. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pulang kampung, akhirnya aku beranikan diri periksa Zian ke THT tanpa persetujuan suami. Ketika di THT Bukittinggi, Zian memang tidak respon ketika diberi teoukan tangan di belakangnya. Dokter THT pun memerikan surat rujukan ke Rumah Sakit, untuk selanjutnya diberikan tes BERA. Aku tidak mengerti apa itu tes BERA. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Searching..Searching..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengetahui biaya tes BERA tidak semurah yang kuduga, akhirnya aku berkomunikasi kembali dengan suami. Minta pendapat beliau. Balik ke Pekanbaru, suami pun melunak. Setelah ia coba memanggil Zian berulang kali, dengan tepukan tangan, berteriak, dengan menepuk lantai, akhirnya beliau pasrah. Awalnya aku bingung mau membawa Zian ke bagian apa. Sempat searching-searching dokter anak, rumah sakit ibu dan anak. tapi entah kenap tiba-tiba pikiran langsung ke arah rumah sakit Awal Bros.Katanya di sana rumah sakitnya bagus dan lengkap. Langsung saja periksa Zian ke sana. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rame euy. Di rumah sakit selalu antrian sepertinya. Alhamdulillah waktu periksa Ziaan pakai antrian 'pribadi' bukan BPJS. Karena kami memang tidak pernah mau mengurus BPJS. Kabarnya jika menggunakan BPJS, palayanan jadi lama dan tidak bagus. Benar memang. Seramai apapun antrian, ternyata kami diutamakan, Di temani oleh perawat kemana-mana. Alhamdulillah ya. Selama umurku memang aku sangat jarang sekali ke rumah sakit, jadi ketika bawa Zian agak linglung, bagaimana cara mendaftarnya, habis ini harus kemana. Untungnya saat itu benar-benar diarahkan dengan sangat baik oleh perawatnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Zian akhirnya melewati 3 tes pendengaran. Sebelum di tes, Zian harus dibius terlebih dahulu. Melihat Zian tertidur dan dipasangi kabel-kabel, aku berusaha santai, berusaha santai, berusaha santai, berusaha kuat. Tapi siapa yang tahu, hati ini remuk redam melihat bayiku sekecil itu sudah dipasangi kabel-kabel. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3 tes pendengaran; OAE, BERA dan ASSR.</div>
<div style="text-align: justify;">
Hasilnya, Zian Tuna Rungu 98 dB kanan dan kiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika konsultasi dengan dokter, ekspresiku datar, seperti tidak terjadi apa-apa. Tapi dalam sujudku, dalam kesendirianku, ah.. air mata menggucur begitu deras... (ternyata setelah cerita-cerita dengan suami, pak suami juga begitu. Beliau menangis dalam kesendiriannya.) Sedih... Kami bukan menangisi kisah kami. Tapi sedih anak pertamaku tidak bisa mendengar, menangisi nasibnya yang masih kecil tapi sudah mengemban tugas yang berat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lingkungan menyalahkanku. Saat tes pendengaran Zian, sekalian aku cek kehamilan, tes TORCH (ini salah satu penyebab tuna rungu-nya anakku). Dan memang benar, hasil tes TORCH, igG rubela dan CMV positif dan igM nya semua negatif. Semua tes dilakukan dengan biaya yang tidak sedikit. Biaya tes Zian sejutaan lebih, plus tes TORCH juga sejutaan lebih, plus cek kehamilan ratusan ribu. Dalam satu hari sudah menghabiskan uang berjuta-juta... Alhamdulillah ketika itu masih ada tabungan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian dokter menyarankan Zian beli alat bantu dengar di salah satu HC (Hearing Center). Sebelumnya aku sudah searching-searching apa penanganan untuk anak tuna rungu. Dokter juga menyarankan untuk gabung di grup 'Dunia Tak Lagi Sunyi' di facebook. Karena sudah searching sebelumnya, dari Rumah Sakit, kami langsungke HC yang disarankan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi sempat kaget juga ketika sudah di HC, ternyata harga alat bantu dengar untuk Zian luar biasa mahalnya. Harga 1 motor kami dan lebih dari itu. 25 juta sepasang. Suami sempat tercenung saat kami mengambil uang untuk DP di ATM terdekat. Beliau takut tertipu. Apakah memang benar harganya sedemikian mahalnya. Sempat lama membahas ini di mobil. Dan CS tempat HC pun menelfon berkali-kali karena mereka akan tutup, padahal aku menjanjikan DP kepada mereka. Sudah sangat sore waktu itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya diputuskan segara. Dengan membaca Bismillah, semoga kita tidak tertipu, kami DP ABD saat itu juga. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ntahlah.. dalam perjalanan pulang, kami sibuk dengan pemikiran masing-masing. Diam.. Senyap... beberapa hari, walau masih ada tawa dalam rumah kontrakan kami, tapi ada duka di balik hati orang tua si kecil ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perjalanan Zian akan menjadi lebih panjang, dimulai saat ini...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
*Bersambung</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
opihttp://www.blogger.com/profile/16745701464499622097noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1561805125316277402.post-76749172629094325372017-11-24T04:41:00.001+07:002017-11-24T04:41:03.343+07:00Ibu ber'bayi' DUAAlhamdulillah.. telah diberi amanah oleh Allah sepasang bocah lucu. Semoga mereka bisa jadi ladang pahala bagi insan yang lemah ini.<br />
<br />
Perkenalkan nama anakku:<br />
<br />
MUHAMMAD ZIAN<br />
dan<br />
ZAHRA SYAFIQAH<br />
<br />
Mereka terpaut usia yang tidak begitu jauh. Banyak pernyataan dari orang sekitar yang menduga bahwa Zahra lahir 'kagetan' (tidak direncanakan), karena begitu dekatnya usia mereka. Zian 21 bulan, dan Zahra 1 bulan. Sebenarnya mereka terlahir dengan 'kepasrahan' kami. Diberi alhamdulillah, tidak juga berarti belum rezeki. Tidak ada yang namanya lahir 'kagetan'.<br />
<br />
Dan memang menjadi ibu dari DUA bayi ini suatu hal yang memang luar biasa. Banyak momen yang kadang bikin jengkel, emosi mebludak, tapi kadang melihat mereka bisa tertawa bersamaku rasa bersalah datang menghampiri.<br />
<br />
'Maafkan ummi, nak. Belum bisa menjadi ibu yang baik bagi kalian. Belum bisa menjadi ibu yang kuat bagi kalian. Belum bisa memberikan waktu full untuk kalian. Terbagi-bagi antara Zian dan Zahra diselingi mencuci dan beres-beres rumah'<br />
<br />
Mungkin ada manfaatnya Zian menjadi seorang Tuna Rungu. Perhatian jadi tidak hilang begitu saja ketika adiknya lahir. Melihat pengalaman salah satu keluarga, dimana anaknya yang pertama jadi kehilangan perhatian sama sekali dari ibunya setelah adiknya lahir, dikarenakan si ibu kerempongan mengasuh adiknya sambil jualan juga.<br />
<br />
Ah, dibalik kekurangan selalu ada kelebihan. InsyaAllah.<br />
<br />
Kalau diingat, antara seru dan 'seru' memang mengasuh DUA bocah ini.Ketika tidur siang mereka yang rewel barengan, kamar menjadi penuh tangisan. Zian kalau mau tidur, mintanya di peluk, sementara Zahra musti ngASI. Ditaruh satu, nangis satu yang lainnya. bergantian, sampai mereka kelelahan dan akhirnya tertidur. Ummi pun bernafas lega dan ikut tertidur.<br />
<br />
Punya anak itu harus 'setrong' (bahasanya anak zaman now). Bagaimana tidak. Di saat tubuh lelah mengasuh DUA bayi, saat mereka tidur, emaknya musti mengerjakan pekerjaan lain. Untungnya saat ini tinggal bersama nenek mereka, jadi masalah masak-memasak pending dulu dikarenakan memang tak sampai tangan menuju ke sana alias waktunya terkuras habis untuk mengasuh anak.<br />
<br />
Zian belum mengerti yang namanya bahaya, kadang berjalan suka seruduk sana seruduk sini. Semua serba cepat bagi Zian. Apalagi kalau lagi rebutan mainan sama sepupunya. Melihat lincahnya tangannya bergerak, insyaAllah Zian ke depannya sudah bisa bela diri sendiri. Kalau ada yang jahat, ngusilin, Zian bisa jaga diri. Tapi ga enak juga lihat ada pertengkaran di antara mereka. Walau judulnya Zian mencoba membela dirinya.. Ah nak... Maafkan ummi belum punya waktu full untuk bermain denganmu. Tunggu Zahra besar sedikit lagi, kita mian bersama ya nak... Ke'seru'an berikutnya adalah antara menjaga Zian dan mengASIhi Zahra... Tak lepas mata menatap dan memperhatikan apa yang dilakukan Zian di luar kamar, sementara aku menyusui Zahra di kamar. Kalau terjadi pertengkaran, terpaksa sambil gendong Zahra melerai Zian dan sepupunya. Kalau Zian ngusilin sepupunya yang lebih kecil darinya, terpaksa seret2 Zian bilang 'ga boleh'.Zian musti dihampiri, karena belum sadar suara dan belum mengerti apa yang dibicarakan orang sekitar, musti pakai isyarat.<br />
<br />
Ini baru ngurusuin DUA bayi. Belum ngurusin si Bapaknya bayi. Kadang juga merasa sangat bersalah luar biasa. Dulu suamiku kalau makan ya dimasakin, pulang kerja di sedian minuman, pakaiannya disediain. Sekarang kebanyakan perhatian sudah terbagi keDUA bayi dan sang Bapak Bayi pun terpaksa mengalah. Minimal kalau pulang kerja, menemukan suasana rumah yang tidak begitu rewel (tapi kebanyakan, tangisan pecah bertubi2 saat emak bapaknya pengen istirahat).. Plus, kita lagi kena ujian juga ini. Pasar Atas Bukittinggi terbakar. Jadi sekarang suami bawa-bawa dan angkat-angkat barang dari rumah ke toko yang membuat badan pegal-pegal. Hahay.. Semoga ini menjadi kenangan indah yang 'ingin terulang kembali' bagi kami bukan suatu beban.<br />
<br />
Dan saat ini, di saat semua tidur, disitulah emaknya mereka ini bisa punya 'me time'. Bela-belain buat punya 'me time'. walau badan lelah, mata mengantuk.. itulah seorang ibu.<br />
<br />
Jadi kepikiran.. Dulu pengen banget punya anak kembar.. Nah sekarang punya DUA bayi kewalahan. bagaimana dengan mereka yang punya bayi kembar ya? Bahkan kembarnya ada yang kembar 5? Allah tidak akan sia-sia.. Ia memberikan sesuai kemampuan hambaNYA...<br />
<br />
InsyaAllah aku sanggup melalui ini semua... SEMANGAT!!! n_n<br />
<br />
<br />
*Lain waktu akan coba sharing tentang Zian :)opihttp://www.blogger.com/profile/16745701464499622097noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1561805125316277402.post-36210774843876535422016-08-06T11:57:00.000+07:002016-08-06T12:03:37.411+07:00Birokrasi, Ladangnya Korupsi!!!<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">MANGKA JANTUANG!!!</span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Hahay, maafkan aku teman-teman mungkin menulis agak emosi kali ini, setelah sekian lama selalu mencoba positive thinking. </span></span></div>
<span style="font-family: inherit;">
</span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Ini sudah rahasia umum, semua orang sudah tahu akan hal ini. Tapi kepada siapa kita hendak mengadu? Jika tempat mengadu pun melakukan hal yang sama. Tidak bermaksud sok suci atau munafik (kata-kata ini sering kali keluar dari mulut mereka), tapi mencoba 'meredakan emosi' lewat tulisan ini. Masih adakah petugas pemerintahan yang benar-benar murni mau membantu rakyat tanpa UUD (Ujung-Ujungnya Duit)?</span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Tulisan ini berawal dari pengurusan akte anak pertamaku. di sebuah klinik tempat aku melahirkan sang buah hati, Katanya bisa bantu membuatkan akte, dengan syarat surat keterangan lahir dan uang sebesar Rp 450.000,-. Ok, mengingat dan menimbang ribetnya pengurusan akte ini, karena pengurusannya di mulai dari RT, lanjut ke RW, lanjut ke kelurahan dan terakhir ke badan kependudukan, akhirnya kita menyerahkan surat keterangan lahir, fotokopi KTP aku dan suami plus fotokopi KK beserta uang. Awalnya tidak berniat untuk memasukkan nama anakku ke dalam KK karena mungkin kalau dia besar, kita akan berpindah tempat tinggal karena status rumah saat ini masih nyewa. Katanya sih bisa selesai dalam 2 minggu dan akan dikabari segera jika sudah selesai. </span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Lama menunggu, tapi tak kunjung dihubungi. Aku kira dengan uang, semua akan beres dalam sekejap. Ternyata tidak juga. Sudah terhitung 2 bulan sampai saat ini. Dan hari ini pihak klinik mengabari bahwasanya akte akan cepat selesai jika mengurus KK baru sekalian dan dikenakan biaya tambahan sebanyak Rp 100.000,-</span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Emosi mulai membludak, ini tak tik atau apa? Kemaren katanya bisa urus akte saja, tapi sekarang seolah 'dipaksa' untuk mengurus KK juga. Sebenarnya bagus sih kalau semua selesai segera, tapi takutnya nanti pindah rumah, urus KK baru lagi, biaya lagi. HAH!!! Birokrasi!!!</span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Jadi teringat ketika mengurus KTP dan KK baru. Kebetulan kenal dekat dengan pak RT. Beliau menawarkan diri untuk membantu membuatkan KTP-ku yang awalnya beralamat di Bukittinggi, sekarang menjadi di Pekanbaru. Awalnya senang ada yang bantuin, ternyata lagi lagi UUD, eKTP-ku plus KK ortu sudah dikasih ke si RT, beberapa hari kemudian malah minta uang, supaya cepat selesai. Ah, karena ini statusnya kenal dekat, yo wis lah percaya aja. Biaya awal sedikit, kemudian beberapa hari kemudian diminta uang lagi. Alhasil, pembuatan eKTP, KK baru melenyapkan tabungan suamiku senilai Rp 1.500.000,-</span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Yang tak masuk akal olehku sebenarnya adalah, kenapa dengan uang, tahap-tahap yang harus kita tempuh bisa diskip oleh si 'pembantu'? Kenapa kalau urus sendiri, musti melewati tahapan-tahapan yang begitu panjang? </span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Maghrib ini aku dongkol sedongkol-dongkolnya. Akhirnya cerita sama suami. Suamiku malah menambah emosi. Beliau malah bercerita tentang semua birokrasi yang tak jelas. Awalnya bahas tentang pembuatan sim. </span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Suamiku teringat akan proses pembuatan simnya yang melewati jalur normal. Biaya totalnya cuma Rp 165.000,- saja. Dan beliau bilang, biaya segitu terdiri diri biaya asuransi, map dan embel-embel administrasi lainnya. Kemudian beliau membandingkan dengan pembuatan sim yang bukan jalur normal, uang yang dibayarkan jauh lebih banyak. Kelebihan pembayaran tersebut adalah untuk oknum polisi yang membantu dalam proses pembuatan sim, tanpa tes dan tanpa antri. </span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Cerita makin panjang dengan membahas bagaimana tata cara masuk sekolah polisi. Beliau bercerita masuk polisi itu asal ada uang berjuta-juta, bisa lolos. Bagaimana dengan jalur normal yang tanpa sogokan? Bisa juga lolos, tapi kemungkinannya sangat tipis. Teman suamiku pernah mengikuti tes masuk polisi. Pada tes terakhir, lolos, namanya tertera di papan pengumuman kelulusan. Sudah sangat berbesar hati lolos dengan murni, tapi alangkah sedihnya, besok pagi dicek kembali nomor kelulusan di papan tersebut, RAIB!!! nomor kelulusan teman suamiku hilang begitu saja!!! </span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Mau mengadu pada siapa? Petugas pemerintahan bagian apa yang menerima pengaduan seperti kerugian tersebut? </span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Cerita makin seru dan membuat jantung makin menggebu-gebu untuk berdetak karena menahan amarah. Kasus bandar narkoba baru-baru ini. Fredy yang sudah dihukum mati. Lalu apakabar dengan para aparat yang terlibat dalam membantu pengedaran narkoba itu? Sempat jengkel bertubi-tubi ketika tahu tentang proses distribusi narkoba pernah dilakukan Fredy dengan menggunakan mobil TNI. WHAT THE HELL?!</span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Untuk meredakan rasa hati yang sudah remuk dikecewakan oleh sistem birokrasi, aku mencoba searching cara pengurusan KTP, akte dan KK dengan jalur normal. Memang agak ribet, proses yang berbelit-belit tapi katanya tidak bayar alias gratis 100%. Lalu aku secara tidak sengaja nyasar di salah satu Web. sepertinya Web tersebut untuk pelaporan hal-hal yang tidak sewajarnya. Pelapor melaporkan keluhannya ketika mengurus akte, dikenakan biaya Rp 500.000,- ke bagian kementerian di Web tersebut. Tahukah teman-teman apa jawaban mereka untuk menanggapi hal ini? </span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">"Pembuatan akte, KTP dan KK tidak dipungut biaya apapun, jika terjadi pemungutan biaya, silahkan lapor pada pimpinan tertinggi di kantor tersebut"</span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">owalaaaah.... Aku kira dengan melapor secara online akan ada kebijakan menegur langsung dari jabatan paling atas ke daerah yang dimaksud, tapi ternyata tidak. Mengecewakan sekali. </span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Lalu kepada siapa rakyat akan mengadu? Jika tempat mengadu itupun terkadang sudah ternoda dengan sikap tak acuh. ada uang, baru bergerak. Kepada siapa rakyat akan melapor? Jika tempat melapor itu pun sudah tak lagi mau melayani dengan hati, tapi melayani dengan uang.</span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Sesuatu sekali negeri ini!!! </span></div>
<br />
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
opihttp://www.blogger.com/profile/16745701464499622097noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1561805125316277402.post-38592930791143217112016-02-19T17:38:00.007+07:002016-02-19T17:39:07.827+07:00Travelling Hamil 7 Bulan<br /><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Tidak menyangka semua tepat pada
waktunya, aku yakin ini adalah kemudahan dari Sang Khalik. Doaku Alhamdulillah
selalu dikabulkanNya. Di saat semua berlibur ke kampung halaman masing-masing,
aku yang dalam kondisi hamil 7 bulan, tidak berani mengambil langkah untuk
berlibur dan bersenang-senang dengan perjalanan yang jauh. Tapi situasi dan
keadaannya berbeda. Beberapa hari setelah mertuaku ke kampung halaman bersama
adik ipar dalam rangka nikahan sepupunya suamiku, di saat rumah sepi, aku
diberitahu oleh junior bahwa transkrip nilai sudah bisa diambil di kampus UI
Salemba.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
Pas banget momentnya, aku segera
cek harga tiket dan tiket murah di minggu-minggu ini. Minggu-minggu liburan di
saat orang pulang kampung, aku malah memilih perjalanan ke kota, tentunya harga
tiket lebih murah dari biasanya. Aku merancang perjalananku ke Jakarta dari
Pekanbaru di dalam otak. Sepulangnya suami, setelah beliau isitirahat sejenak,
baru aku ajak diskusi, minta izin agar aku bisa ke Jakarta Minggu 27 Desember
2015. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Awalnya suami ragu dan sangat
bingung. Beliau terlihat sangat khawatir, bingung dan takut untuk melepasku.
Aku melarang beliau untuk ikut, karena perjalanan menjemput ijazah dalam
bayanganku akan sangat menguras tenaga, berkeliling-keliling di kampus. Belum
lagi sistem administrasi kampus yang kadang bertele-tele, takut kalau bawa
beliau akan tidak sabaran dan urusan jadi semakin lama.. hehe.. Dan pemikiran
selanjutnya adalah, jika suami tidak ikut, uangnya bisa dihemat untuk keperluan
lahiran nanti. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Alhamdulillah hasil bujukanku
mempan walau sebenarnya aku juga sempat tidak yakin dengan kondisi tubuhku dan
musti berjalan-jalan jauh. Di saat aku belajar meyakinkan diriku sendiri bahwa
aku mampu, aku juga berusaha untuk meyakinkan suamiku bahwa aku insyaAllah aman
berpergian jauh sendirian. Dilema memang sebenarnya. 2 hari sebelum
keberangkatan, kita sibuk dengan pemikiran masing-masing. Semua perasaan campur
aduk. Ada terselip rasa sedih juga di saana… Ah melankolis sekali cerita ini…
hahaha… <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
SEMANGAT!!!<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
Sebelum berangkat, aku sempat
cari tahu, searching, googling, tips perjalanan ibu hamil dengan pesawat. Dan
ternyata semua maskapai akan meminta surat keterangan dokter jika usia
kehamilan sudah melibihi 28 minggu. Dan akhirnya aku jadwalkan untuk cek
kehamilan sekalian minta surat keterangan ke klinik sebelum berangkat ke Jakarta.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Alhamdulillah si janin sehat
wal’afiat. Tidak ada sesuatu yang musti dikhawatirkan. Bidan pun terlihat ‘wah’
dengan pergerakan janinku yang sangat aktif dan tendangannya yang kuat sekali.
Selesai cek, surat keteranganpun di
tangan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Detik-detik sebelum keberangkatan
pun kekhawatiran sebenarnya tak henti-hentinya. Suasana hati menjadi tidak
karuan dan doa terus terucap dalam hati. Begituppun suamiku. H-1 sebelum
keberangkatan pun, beliau terlihat tidak seperti biasanya, ada kegundahan yang
luar biasa di sana. Aku coba kuatkan dan yakinkan suamiku, aku coba kuatkan dan
yakinkan diriku dan aku ajarkan untuk selalu kuat, sehat dan ‘jangan lahir
mendadak’ dulu kepada janinku yang selalu bersemangat menendang-nendang
perutku. Aku rutinkan berbicara pada si janin. Aku yakin, janinku mendengarnya…
How nice!!! ^_^ ^_^<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
Bismillah, tanggal keberangkatan
pun datang. Suamiku sengaja tidak bekerja hari itu supaya bisa mengantarku ke
bandara. Pagi-pagi aku bereskan rumah, mencuci, memasak dan packing beberapa
pakaian. Rencananya cuma 2 hari di Jakarta jika semua urusan lancar. Setelah
mondar-mandir di dapur, aku sempatkan beristirahat sejenak. Tidur pulas agar
tidak terlalu capek dalam perjalanan nantinya. Menunggu zuhur, aku sempatkan
menemaniku suamiku yang langsung menyantap makanan yang baru saja aku masak.
Berusaha seceria mungkin, sesenang mungkin. Selesai zuhur, mandi, beres-beres
dan berangkat beli oleh-oleh untuk si bapak kosan yang sudah aku <i>booking</i> kamarnya selama aku di Jakarta.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sesampainya di bandara, aku
langsung <i>check in</i>. Di <i>counter check in</i>, aku langsung mengaku
kalau aku sedang hamil dan memberikan surat keterangan dokter. Si petugas
melihat suratku, katanya pihak Lion Air Cuma menerima surat keterangan dokter
yang masa berlakunya cuma 3 hari. Kebetulan surat keteranganku, sudah 4 hari.
Si petugas menyuruhku ke ruangan medis di bandara Sultan Syarif Kasim II. Aku
mengikuti saja apa yang dikatakan petugas, aku berjalan perlahan ke ruangan kesehatan
yang ternyata… TUTUP!!! Di pintunya tertulis “Petugas sedang shalat”. Ya, aku <i>check in</i> di waktu ashar. Aku tunggu 1
menit, 2 menit, dan kemudian aku mondar-mandir di depan ruangan tersebut,
kemudian aku kembali keluar menuju suamiku. Kertas boarding sudah di tangan,
petugas istirahat, aku tidak di kawal ke ruang kesehatan, akhirnya suamiku
menyarankan, langsung saja ke ruang tunggu, tidak usah cek kesehatan lagi. Agak
ragu juga untuk cek kesehatan lagi di bandara, karena aku pernah membaca salah
satu pengalaman ibu hamil, bahwa dia dipersulit untuk terbang dengan pesawat
dalam keadaan kondisi hamil oleh tim medis bandara yang tidak berkompeten di
bidang kehamilan. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Pamit pada suami, dan aku
langkahkan kaki langsung menuju ruang tunggu. Shalat ashar dengan santai, isi
perut dengan sepotong roti agar ga terlalu lapar dan tak terlalu kenyang (biasanya
aku kalau sedang lapar, langsung mual, lemes dan kalau kekenyangan, perut berasa begah dan tegang sekali) dan
menunggu pesawat dengan sedikit “dag dig dug jer”. Kekhawatiranku adalah,
ketika nanti aku dipertanyakan soal kehamilanku, kemudian penerbangan menjadi <i>delay</i> gegara aku yang tidak mengurus
surat keterangan di ruang medis bandara dan pikiran-pikiran negatif lainnya
yang mungkin saja terjadi. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
Ternyata oh ternyata, setelah
naik ke pesawat, aku hanya ditanya oleh pramugari, “Ibu sedang hamil? Sudah
berapa bulan? Anak pertama ya bu?”. Pertanyaan ringkas, tapi aku dengan mantap
walau dalam hati sempat risau untuk menjawab jujur. Aku jawab, “ Ya, sedang hamil
6 bulan dan anak pertama”. 6 bulan? Apa? Hm.. dalam hati, aku kan tidak bohong,
6 bulan kan <i>meaning</i>nya bisa banyak. 6
bulan 4 minggu (yang artinya sama saja dengan 7 bulan), mungkin juga 6 bulan 10
minggu. Hehe. Aku tidak berbohong, hanya sedikit bermain kata. Karena aku juga
sempat baca, bahwa kehamilan 7 bulan sangat rentan untuk lahir prematur, dan
juga pernah baca ada ibu hamil yang tidak diizinkan ikut terbang karena pihak
maskapai tidak mau mengambil resiko jikalau nanti terjadi apa-apa terhadap ibu
hamil tersebut. Kemudian, petugas lainnya, datang membawa surat, dan aku di
suruh menanda tangani surat tersebut. Aku tidak tahu persis apa isi suratnya,
tapi sepertinya itu adalah surat keterangan bahwa mereka tidak mau bertanggung
jawab terhadap kehamilanku jika terjadi sesuatu nantinya dalam penerbangan. Aku
tidak diberi salinan suratnya oleh pihak Lion Air. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Penerbangan pun berjalan dengan lancar
dan aman, walau setiap kali naik LION AIR selalu “gruduk-gruduk” di perjalanan.
Ketika <i>take off</i>, janinku
bergerak-gerak aktif sekali. Bergelombang ke sana kemari, tendang sana sini,
aku elus-elus pun tak mau tenang. Aku semakin deg-deg an. Aku coba tenangkan
diriku, dan aku terus membelai lembut janinku sambil berkata dalam hati “
tenang nak.. ummi di sini nak.. tenang.. yang kuat.. yang kuat.. jangan lahir
dulu.. yang kuat.. yang sehat ya nak”.. Berkali-kali aku tarik nafas yang dalam
agar aku tenang. Biasanya, si janin mengikuti alur ibunya, jika si ibu lelah,
janin akan lelah juga, jika ibu kuat, janin juga kuat dan aku menyimpulkan jika
si ibu panik, si janin juga ikutan panik. So, tarik nafas berkali-kali, elus-elus
perut, berdoa, menenangkan diri sendiri dan sang janin. BERES!!! <i>Take off</i> pun berjalan baik. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Di dalam pesawat, si janin entah
memang terlalu bersemangat atau panic, aku tidak tahu, tapi hebooooh banget,
aku susah mengendalikan diri sendiri. Mencoba untuk tidur, tapi penumpang di
sebelahku, berbicara terus, ribut sekali. Aku tidak bisa istirahat. Tenang…
tenang… tenang… minum sedikit air putih cukup membantuku untuk tenang, tapi aku
takut kebelet pipis. Ah rempong.
hahaha.. kepanikan yang luar biasa untuk ditenangkan <i>by myself</i>.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
Saat-saat <i>landing </i>pun aku panik lagi. Si janin juga belum berhenti bergerak.
Plus pesawat yang tidak tenang. Bunyi mesin, bunyi suara-suara penumpang lain
yang sibuk dengan obrolan mereka, bunyi “gruduk-gruduk” kayak lagi jalan di
jalan bebatuan. <i>Landing</i> di Jakarta
membuatku panik luar biasa, tapi akhirnya aku putuskan untuk pegang lembut
perut dengan tangan sebelah kiri, dan tangan sebelah kanan memegang kursi di
depan agar tidak terlalu goncang. Ga enaknya naik pesawat Lion Air itu begitu
deh, “gruduk-gruduk” nya ga ilang-ilang…
Tapi sayangnya cuma itu pesawat yang murah. Weleh-weleh.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Alhamdulillah perjalanan menuju
Jakarta selamat, tapi perjuangan belum berakhir. Aku harus menaiki beberapa
transportasi lagi. Damri menuju Gambir dan naik taksi menuju kosan. Setibanya
dikosan, aku sudah berasa sangat kelelahan. Hujan pun terpaksa aku tempuh
daripada mengembangkan payung, dan harus petantang petenteng pegang payung dan
barang bawaan secara bersamaan. Saking lelahnya, aku cukup menyapa bapak kosan
dan sedikit basa-basi saja. Alhamdulillah lagi, kamarnya nyaman. Seperti kamar
hotel, ada TV, AC, kamar mandi di dalam, lemari dan sebuah rak. Kemudian juga
ada fasilitass galon serta kulkas. Dan sepertinya wifinya juga bisa digunakan.
Akan tetapi aku tidak begitu tertarik untuk menggunakan wifinya, karena badan
sudah lelah. Kuputuskan untuk segera shalat dan makan sepotong roti dan
sebatang coklat, minum air. Dan.. Zzzzzz.. tidur. Istirahat. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
Hari berikutnya, aku sudah
mengatur janji sebelumnya dengan juniorku untuk transaksi “surat keterangan
dari jurusan sebagai syarat untuk mengambil ijazah. Jam 9 di lobi FKUI. Setelah
shalat subuh aku dirundung oleh rasa lapar yang tak tertahankan. Kuputuskan untuk
keluar kosan di pagi buta sekalian beli perlengkapan MCK. Aku kira minimarket
di gang kosan buka 24 jam, ternyata tidak, jadilah aku berjalan jauh ke dekat
jalan raya Salemba. Alfamart di belakang sevel. Dalam perjalanan tidak
kutemukan sama sekali yang jual makanan, jadi aku berniat untuk membeli stok
yang agak banyak buat sarapan pagi itu. Menjadi seorang ibu dan bahkan menjadi
seorang istri itu bisa merubah seseorang yang pemalas menjadi rajin. Dulu
sewaktu gadis, selapar apapun, kalau sedang tidak mood, aku malas sekali untuk
keluar kosan atau berusaha untuk mendapatkan makanan. Dan sekarang, demi calon
anakku, aku bela-belain jalan pagi dengan jarak yang lumayan tidak dekat dari
kosan untuk memenuhi gizi anakku kelak. Sepulang dari minimarket, ternyata ada
beberapa penjual makanan di tepi jalan yang sudah buka. Ada yang jual bubur
ayam dan ada yang jual nasi uduk. Aku tidak begitu menyukai bubur ayam,
akhirnya aku ikut mengantri di tempat penjual nasi uduk. Lumayan banyak yang
mengantri nasi uduk, si penjual nasi uduk sampai kewalahan melayani setiap
pembeli yang sudah mengantri kelaparan. Sambil menunggu antrian, aku melihat-lihat
makanan yang tersedia, tahu, tempe, telur bulat, telur dadar, mi goreng. Kalap,
ketika tiba giliranku memesan, aku memesan begitu banyak. Telur bulat, tahu dan
tempe. Hihihi… <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Sesampai dikosan, aku sarapan
dengan begitu lahapnya ditemani oleh suara sang suami nun jauh di sana. Selesai
sarapan, beres-beres berangkat ke kampus. Agak grogi juga ketika melangkahkan
kaki ke kampus. Terbayang, jika nanti bertemu dengan orang yang kukenal, kemudian
melihat perubahan perutku, hihi antara senang dan canggung dengan perut buncit
ini. Setiap langkah aku nikmati perlahan, karena aku butuh tenaga yang banyak
hari itu. Sesampai di kampus, ketemu dengan junior, sedikit obrolan dan
mulailah petualanganku. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Aku menuju lantai 5 gedung IHVCB,
sesampai di sana, aku tidak langsung menemukan apa yang aku cari, aku sempat
berputar mencari petugas yang bertanggung jawab atas ijazah Mahasiswa S2.
Ketika bertemu dengan si petugas yang lumayan ramah, eng ing eng, ada satu
syarat yang tidak aku tahu sebelumnya. Mereka membutuhkan foto untuk ditempel
di ijazahku. Ukuran foto pun di luar biasanya, 4x4. Tapi jika diminta dalam
ukuran 2x3 atau 3x4 atau 4x6 pun, aku sebenarnya tidak mempunyai stok foto.
Hahay. Akhirnya aku izin cetak foto dulu. Sempat gundah juga ketika otak di
saat hamil mudah lupaan, aku lupa menaruh softcopy fotoku. Aku obok2 harddisk,
email dan handphone. Akhirnya aku bisa menemukannya di laptop. Sempat panik
ketika kabel harddisk tidak bersahabat membuat hardisk susah <i>detect </i>di laptop, internet yang lemot
dan di handphone pun aku tidak temukan satu <i>softcopy
</i>foto <i>close up</i> pun. Ternyata ga
jauh-jauh nyimpennya, foto itu ada di laptop. Ckckck. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
Mencari tempat cetak foto
ternyata tidak sesulit yang aku bayangkan. Saat ini semua sudah bisa dilakukan
dengan modal komputer dan printer. Di rental pertama, “ga bisa mbak, di sebelah
bisa”. Di rental kedua, “Ga bisa dek, printernya rusak”. Di rental ketiga, “Ga
bisa mbak, printernya lagi bermasalah”. Galau… Yang aku tahu yang bisa cetak
foto di area kampus Salemba cuma tiga tempat itu. Aku duduk sejenak, minum air.
Aku berusaha serileks mungkin, agar janinku juga tetap tenang. Akhirnya aku
putuskan untuk keluar kampus. Aku ingat saat dikosan lama, diperjalanan menuju
kampus ada satu tempat untuk cetak foto. Kutelusuri jalanan yang tidak terlalu
dekat. Mendaki tanggga shelter transjakarta lagi. Cukup ngos-ngosan bolak-balik
naik tangga dalam keadaan hamil begini. Dalam perjalanan, aku melihat sekitar,
banyak perubahan. Karena saking terkesannya dengan beberapa perubahan tersebut,
aku sampai lupa dimana letak cetak fotonya, dan akhirnya bingung sendiri lagi.
Aku putuskan untuk cetak foto di warnet, siapa tahu bisa. Si penjaga warnet
bilang “ga bisa dek, di sebelah ada tempat cetak foto, ke sebelah aja”.
Ternyata eh ternyata, tempat cetak foto yang semula aku cari letaknya persis di
sebelah warnet. Beuh. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Penguluran waktu tidak hanya
sampai di sana. Di tempat cetak foto, ternnyata si petugas meminta <i>bluetooth</i> foto ke komputernya, dia tidak
menerima pengiriman lewat USB. Dan pengiriman file foto sempat membuat bingung,
karena berkali-kali mencoba mengirim ke komputernya, file foto tidak juga
tampil di layar komputer tersebut. Aku sempat berfikir, kalau seandainya tidak
bisa cetak foto di sini, haruskah aku ke Matraman untuk cetak foto saja? Tak
kehilangan akal, akhirnya si petugas mengusulkan untuk mengirim file foto ke
handphone pribadinya, dan kemudian mencoba transfer foto dari handphonenya ke komputer.
Dan semua selesai. Foto dicetak dengan bagus, tapi untuk stok aku coba bertanya
ke petugasnya apakah bisa cetak foto hitam putih, dan ternyata katanya tintanya
bermasalah jika cetak hitam putih.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dengan santai aku sudahi
transaksi cetak foto, dan aku beranjak perlahan menuju kampus kembali. Dari
pasar paseban ke kampus, jaraknya lumayan melelahkan untuk seorang ibu hamil
yang harus menjaga sangat hagi-hati kandungannya. Aku putuskan untuk menyeberang
di <i>traffic light</i> saja daripada harus
menaiki tanggga penyeberangan shelter transjakarta UI Salemba. Sesampai di
kampus, kembali lagi menaiki lift ke lantai 5, menemui sang petugas ijazah.
Taraaaaa… ketika beliau menerima fotoku yang berwarna, beliau agak terkejut. “Fotonya
tidak hitam putih? Takutnya nanti dalam jangka kurun waktu yang lama, foto ini
akan luntur warnanya dan menjadi jelek”. Aku pasrah “Nggak apa-apa bu, pakai
foto itu saja, cape nyari tempat cuci foto ke bawah lagi, pada rusak printernya”.
Selesai. Kemudian fotocopy ijazah dan ambil transkrip nilai di lantai 5 pada
gedung lainnya. Naik turun naik turun. Untungnya pakai lift. Ga kebayang kalau harus
naik turun tangga.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Hari masih menunjukkan jam 11.
Perjalanan panjangku kujalani dengan santai tapi pasti. Masih banyak waktu yang
tersisa. Aku putuskan untuk berangkat ke Depok untuk legalisir ijazah dan
transkrip. Agar perjaalnan terasa nyaman, aku memilih naik taksi ke manggarai.
Sesampai di manggarai, langsung menuju jalur 6 untuk menunggu kereta menuju
Pondok cina. Untungnya aku masih punya kartu <i>commuter line</i>, jadi tidak perlu mengantri untuk beli tiket kereta. Tubuh
memang tidak terasa terlalu lelah. Jadi, tidak bermaksud berharap dapat tempat
duduk selama perjalanan. Dan sepertinya semua orang juga tidak begitu ‘ngeh’
kalau aku sedang hamil. Perutku yang tidak terlalu besar, keadaan manusia yang
lelah dan berharap tempat duduk, aku biarkan saja. Aku menikmati perjalanan
dengan berdiri di dekat pintu masuk kereta. Aku menghadap ke pintu agar perutku
terlindungi dari senggolan-senggolan mendadak dari penumpang. Biasanya
penumpang kereta suka grasak grusuk ga jelas. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
Cukup lelah juga kaki menopang
tubuh yang mulai berat. Dari manggarai sampai pondok cina, aku berdiri dan
selalu berusaha tenang. Setibanya di pondok cina, aku masih harus berjalan kaki
menuju gedung rektorat. Dan sempat salah masuk gedung. Gedung Pelayanan
Mahasiswa Terpadu, terletak di samping gedung rektorat. Tepat saat aku sampai
di loket pengurusan legalisir, label ‘istirahat’ di pasang oleh pegawai di sana.
Tidak begitu kecewa juga sih, karena aku ingin perjalanan yang santai saja.
Jika tak selesai hari ini, masih ada hari esok. Aku lepaskan lelah dengan duduk
di bangku sofa yang lumayan empuk. Leganyaaaa, sambil santai-santai aku
ditemani oleh suara sang suami nun jauh di sana. Rindu? Iya.. aku sempat
merindukan beliau walau baru beberapa hari berpisah. Hahay.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Istirahat pegawai tidak begitu
lama. Waktu berlalu seolah menyelamatkanku dari rasa panik, bosan atau perasaan
tidak nyaman lainnya. Dan pengurusan legalisir pun lancar jaya tidak ada
kerumitan sama sekali. Aku minta tolong kepada pegawai di sana untuk
mengirimkan hasil legalisir ijazah dan transkrip nilaiku ke Pekanbaru. Mereka
bersedia dan semua beres. Alhamdulillah, semua tujuanku datang ke Jakarta dalam
keadaan hamil tercapai sudah. Selama menunggu pegawai istirahat, aku sempat <i>searching</i> tiket pulang, dan meminta
pendapat suami. Jika semua sudah selesai hari ini, besok aku langsung pulang
lagi ke Pekanbaru. Tiket pun sudah dibeli. Sekarang saatnya aku memanjakan jiwa
dan raga. Aku kembali berjalan kaki dari gedung tersebut menuju Mesjid UI,
shalat zuhur dan untungnya di sebelah masjid ada kafe, selesai shalat aku
langsung saja memesan makan siang. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Kalau diingat-ingat perjalananku
ribet ya? Bolak balik sana sini, tapi yang aku rasakan semua seolah bekerja
sama untuk mudah aku lakukan, aku tidak merasa begitu sulit dan rempong dalam
mengurus semuanya. Semua berasa dimudahkan oleh Sang Khalik. Dan sikap tetap
tenang ternyata juga dapat membantu melancarkan semua proses perjalanan hari
itu. Alhamdulillah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
Kembali ke kosan dengan santai, Alhamdulillah
lagi di <i>commuter</i> <i>line</i> aku mendapatkan tempat duduk
sampai manggarai. Dari manggarai ke kosan, aku naik bajaj, karena jarang
sekali terlihat taksi. Sempat was-was binti khawatir ketika naik bajaj saat
itu. Jalan menuju kosan banyak tanggulnya dan ketika bajaj berusaha melewati
tanggul tersebut, aku harus memegang perut dan menahan badan agar tidak begitu
terhenyak karena bajaj yang terguncang. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Penantian waktu hingga esok hari
terasa begitu lama. Aku mengambil tiket pulang penerbangan jam setengah 7 malam
kalau tidak salah. Siang aku <i>check</i> <i>out</i> dari kosan, Singgah ke kampus
sebentar (masih melewati jembatan penyeberangan shelter transjakarta) untuk
membayar biaya legalisir, balik lagi naik jembatan penyeberangan, kemudian makan
mie ayam favorit di depan kampus dan bungkus bawa pulang buat suami, terakhir
naik taksi menuju Gambir. Dari Gambir naik Damri menuju bandara. Sesampai di
bandara, <i>check in</i>. Dan perlakuan yang
sama aku dapatkan. Mereka dari pihak Sriwijaya Air, tidak menerima surat
keterangan ‘<i>save</i> <i>flight’</i> yang aku punya yang sudah lewat dari tiga hari. Petugas <i>check in</i> meminta rekannya untuk
menemaniku periksa ke dokter di bandara. Aku pernah baca sebuah artikel, bahwa
ibu hamil itu gampang lupaan. Benar saja, setelah <i>check in</i>, aku melupakan <i>handphone</i>
ku yang aku gunakan untuk memperlihatkan bukti pembelian tiketku. Untung saja
petugasnya baik, kalau tidak, aku bakal panik kehilangan <i>handphone</i>. Hehe. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
Di bagian pemeriksaan kesehatan,
aku hanya ditanya usia kehamilan, cek tensi darah dan dikenakan biaya
administrasi senilai Rp 50.000,-. Selesai. Penantian berasa semakin lama karena
aku datang sangat awal dan penerbanganku <i>delay</i>.
Aku sempatkan shalat magribh di ruang tunggu. Membosankan penantian di bandara.
Tidak bisa tidur, bisanya juga cuma ngemil doing, tapi di dalam penantianku,
aku menemukan sesosok manusia yang sempat menjadi rekan kerjaku di Bukittinggi.
Tak bisa bertegur sapa, karena jaraknya begitu jauh. Kangen juga kumpul-kumpul
dan bercanda dengan mereka-mereka yang unik dan bersemangat. PQK Bukittinggi
yang menyatukan kita. <span style="font-family: Wingdings; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-symbol-font-family: Wingdings;">J</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sesampainya di Pekanbaru, aku
menunggu barang bawaan bagasiku, sementara sang suami sudah menungguku di luar
ruangan. Ah rindunya. Berasa ingin kupeluk sosok yang ‘besar’ itu. Hoho. Sang
suami tahu kalau aku belum makan malam, beliau pun mengajakku makan di sebuah
rumah makan. Tapi, lauknya sudah hampir habis semua. Jadilah kita cuma makan
dengan gulai telur bulat.. hehe.. Alhamdulillah tetap nikmat, karena aku
ditemani oleh si pujaan hati. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Perjalanan yang tidak terduga
akan sukses jaya seperti itu, Alhamdulillah selamat pulang pergi. Si janin pun
sangat bersahabat sekali ketika di ajak ‘anteng’ dalam setiap perjalanan jauh.
Allahu Akbar. Semua pasti atas kehendakNya. Semua berjalan lancar hanya atas
izinNya.. Terima Kasih Yaa Rabb… ^_^ ^_^<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
*Akhirnya selesai juga tulisan
ini setelah sekian lama menjadi draft di laptop. :p<o:p></o:p></div>
opihttp://www.blogger.com/profile/16745701464499622097noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1561805125316277402.post-12955002453206710072016-02-10T21:29:00.000+07:002016-02-10T21:29:18.271+07:00Kematian<div style="text-align: justify;">
Hari ini iseng buka blog. Ada tulisan baru muncul di list teman yang saya ikuti. Membahasakan seperti telah kehilang seorang istri. Aku jadi teringat beberapa teman yang meninggal dunia, meninggalkan suaminya dalam keadaan 2 hari setelah menikah, meninggalkan istri dalam keadaan hamil 4 bulan, meninggalkan suami setelah keguguran anak pertama. Dan hari ini sepertinya teman blogku telah kehilangan istri yang sangat dicintainya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kematian... beberapa hari yang lewat, aku juga mendengar kabar buruk ini bertubi-tubi dari orang kampung. Banyak sekali yang meninggal dunia dalam minggu ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kematian... Tidak ada yang dapat duga dan sangka, siapa yang akan pergi duluan, bagaimana cara mendapatkan kematian tersebut dan siapa yang akan ditinggalkan. Orang yang sakit parah pun, belum bisa dijamin akan lebih cepat meninggal dunia daripada orang yang sehat. Bahkan ada yang sehat, dan tiba-tiba jatuh di kamar mandi, kemudian langsung menghembuskan nafas terakhir. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kematian... </div>
opihttp://www.blogger.com/profile/16745701464499622097noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1561805125316277402.post-9896791531555074452015-11-27T16:22:00.002+07:002015-11-27T16:24:47.582+07:00Handmade BOXKotak, bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Contoh saja kotak-kotak unik berikut, bisa digunakan untuk :<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><i><u>1. Meletakkan accesoris </u></i></b></span><br />
<br />
<img src="https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/hphotos-xfa1/v/t1.0-0/p206x206/482725_4527205540434_951382539_n.jpg?oh=91f508bc78fcf3d1feb06045020406ed&oe=56FA3633" /><img height="200" src="https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/hphotos-ash2/v/t1.0-9/734498_4527205340429_1295445893_n.jpg?oh=a66fa49006c47e0ef0b5a71787644b3b&oe=56FA4110" width="150" /> <span style="font-size: x-small;">Kotak 3 Tingkat</span><br />
<br />
<br />
<img height="150" src="https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/hphotos-xaf1/v/t1.0-0/p206x206/379795_2213480258748_2055868661_n.jpg?oh=ca035f77affc793a5730f37eb080e28f&oe=56DE20A8" width="200" /><img height="142" src="https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/hphotos-xfa1/v/t1.0-9/387553_2213450858013_506327165_n.jpg?oh=a565eb485c93c9a03373ee50f6bd11a4&oe=56F2A2AC" width="200" /><br />
<img height="150" src="https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/hphotos-xfa1/v/t1.0-9/374032_2213453458078_702029151_n.jpg?oh=90de62f4972d26a7694e5f917c4a962f&oe=56E0D18F" width="200" /><img height="133" src="https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/hphotos-xaf1/v/t1.0-9/373790_2213446617907_812235378_n.jpg?oh=3b0390085d24b78e2748c2c860c09b11&oe=56EC0D33" width="200" /> <span style="font-size: x-small;">Kotak 4 Tingkat</span><br />
<br />
<img height="200" src="https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/hphotos-xpa1/v/t1.0-9/10011_10200849600104524_419493311_n.jpg?oh=41fd7509f72cdf7ed672855c74f60dd3&oe=56AF6C39" width="150" /><img height="200" src="https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/hphotos-ash2/v/t1.0-9/1392101_10200849601384556_144580125_n.jpg?oh=33f330517d54cedc0f3fa1a36115463f&oe=56F59DA1" width="150" /> <span style="font-size: x-small;">Kotak Bundar</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><i><u>2. Meletakkan Cincin Pernikahan</u></i></b></span><br />
<br />
<img height="320" src="https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/hphotos-xat1/v/t1.0-9/11140357_10204239391367187_8040962451379453421_n.jpg?oh=20128fc8ef043b5e95b90d9a12163ead&oe=56E73720" width="320" /> <span style="font-size: x-small;">Kotak Berbentuk Kue Tingkat</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><i><u>3. Meletakkan Coklat</u></i></b></span><br />
<br />
<img height="133" src="https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/hphotos-xaf1/v/t1.0-9/10320617_10202001220414312_9088509126313289381_n.jpg?oh=5491e17c1f795f4df3ffb9162183aefd&oe=56AF9443" width="200" /><img height="133" src="https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/hphotos-xap1/v/t1.0-9/1377121_10202001227774496_4604722355220670806_n.jpg?oh=fc917b5101ecc2911a96b0223b19e811&oe=56DA8E4B" width="200" /> <span style="font-size: x-small;">Kotak Coklat 5x10</span><br />
<br />
<br />
<img height="212" src="https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/hphotos-xtf1/v/t1.0-9/10371593_10202001232894624_8631555060550104622_n.jpg?oh=8f19885644f6e4c18f586ba0f441bce4&oe=56F1E279" width="320" /> <span style="font-size: x-small;">Kotak Coklat 1x5</span><br />
<br />
<br />
<img height="320" src="https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/hphotos-frc3/v/t1.0-9/1900056_10201682513366835_1285971873_n.jpg?oh=4d7a8d7a4a5b592ec073cf02ab2c4cbe&oe=56F1B360" width="320" /><span style="font-size: x-small;"> Kotak Coklat 1x3</span><br />
<br />
<br />
<img height="320" src="https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/hphotos-xtp1/v/t1.0-9/10523841_10202341168512802_5866971144182156071_n.jpg?oh=7a34fd437d05e016dfe611c49b57c116&oe=56E617D2" width="320" /> <span style="font-size: x-small;">Kotak Coklat Praline</span><br />
<br />
<br />
<img height="320" src="https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/hphotos-xfa1/v/t1.0-9/11109506_10204046534225879_2878128739881444898_n.jpg?oh=0654cb264e7f7357823c95180b25838f&oe=56F6B607" width="320" /> <span style="font-size: x-small;">Kotak Coklat Praline</span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><i><u>4. Meletakkan Kue Ulang Tahun</u></i></b></span><br />
<br />
<img height="320" src="https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/hphotos-xpf1/v/t1.0-9/1982329_10203476552136683_6027156351857671813_n.jpg?oh=165ad947242c8a58f3afbcd5c8524700&oe=56B022B7" width="320" /> <span style="font-size: x-small;">Kotak Kue dan kuenya</span><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
Untuk pemesanan dan info lebih lanjut, silahkan hubungi CP berikut:</div>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
Whatsapp : 08972612134</div>
<div style="text-align: center;">
Line : yanodicraft</div>
<div style="text-align: center;">
Instagram : @yanodi_craft</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
"Yang Unik Emang Lebih Asyik" <b><img border="0" src="http://img25.imageshack.us/img25/7279/lovebcc.gif" title=":|" /></b></div>
opihttp://www.blogger.com/profile/16745701464499622097noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1561805125316277402.post-33083310208074555062015-11-27T14:37:00.002+07:002015-11-27T16:34:30.499+07:00YaNoDi's FUN<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Berawal dari pekerjaan rumahan yang sekedar hobi, akhirnya kita berniat untuk berbisnis sambil membantu orang-orang yang sedang membutuhkan tenaga jasa maupun barang. </span></div>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">YaNoDi's FUN mempunyai beberapa usaha, diantaranya:</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">1. <a href="http://opi-dmynd.blogspot.co.id/2015/11/mug-foto-tulis.html" target="_blank">Mug Foto Tulis</a></span><br />
<span style="font-size: large;">2. <a href="http://opi-dmynd.blogspot.com/2015/11/jasa-pengetikan.html" target="_blank">Jasa Pengetikan</a></span><br />
<span style="font-size: large;">3. <a href="http://opi-dmynd.blogspot.com/2015/11/belajar-seikhlasnya.html" target="_blank">Belajar SEIKHLASNYA</a></span><br />
<span style="font-size: large;">4. <a href="http://opi-dmynd.blogspot.co.id/2015/11/handmade-box.html" target="_blank">Handmade BOX</a></span><br />
<span style="font-size: large;">5. Album Foto Handmade</span><br />
<span style="font-size: large;">6. Gamis Syar'i</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;"><br /></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Kalau ingin lebih banyak tahu, silahkan klik saja salah satu point di atas.</span></div>
<br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">SEMOGA BERKAH dan BERMANFAAT... ^_^ ^_^</span>opihttp://www.blogger.com/profile/16745701464499622097noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1561805125316277402.post-57525143891485715172015-11-27T13:59:00.002+07:002015-11-27T14:20:44.061+07:00Mug Foto Tulis<div class="MsoNormal">
Bingung mau cari kado ulang tahun?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Bosen dengan kado yang itu-itu aja?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Atau mau punya kembaran barang dengan <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
teman?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-7dYaLBZVmas/VlfgP9tygvI/AAAAAAAABO0/8lRTpx74MYk/s1600/collage-1448598297575.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://3.bp.blogspot.com/-7dYaLBZVmas/VlfgP9tygvI/AAAAAAAABO0/8lRTpx74MYk/s200/collage-1448598297575.jpg" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br />
Kini telah hadir “YaNoDi’s FUN”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Kami menyediakan Mug yang bisa dipasang foto atau tulisan
yang di design sesukamu dan kamu bisa lihat proses pembuatannya langsung.
Harganya ga mahal kok… ^_^ ^_^<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<br />
<br />
Yuk berkunjung dan pesan Mug Foto-nya sekarang di:<o:p></o:p><br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
YaNoDi’s FUN<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Jl. Gelugur Gang Gelugur I No 15 Tangkerang Utara Pekanbaru<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
CP : <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
No. Hp : 085263754239<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
BBM : 52578AA8</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Email : <a href="mailto:opi_rend@yahoo.com">opi_rend@yahoo.com</a><o:p></o:p></div>
<a href="mailto:opiynd14@gmail.com">opiynd14@gmail.com</a><br />
<div class="MsoNormal">
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-HxCg4AUctig/VlfkqXv1L2I/AAAAAAAABPA/QDa4n1q67jo/s1600/DSC_0884.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://4.bp.blogspot.com/-HxCg4AUctig/VlfkqXv1L2I/AAAAAAAABPA/QDa4n1q67jo/s200/DSC_0884.JPG" width="112" /></a><a href="http://3.bp.blogspot.com/-OQuAQdwDmKw/VlflXnO1WMI/AAAAAAAABPI/3iG-G0l5oMc/s1600/DSC_0885.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://3.bp.blogspot.com/-OQuAQdwDmKw/VlflXnO1WMI/AAAAAAAABPI/3iG-G0l5oMc/s200/DSC_0885.JPG" width="200" /></a></div>
<b><o:p></o:p></b></div>
opihttp://www.blogger.com/profile/16745701464499622097noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1561805125316277402.post-41125470151376786272015-11-27T12:25:00.000+07:002015-11-27T15:02:09.987+07:00Belajar SEIKHLASNYA<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Adik-adik setingkat SD, SMP dan SMA sekarang bisa menjadikan kegiatan belajar menjadi sesuatu yang menyenangkan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Sistem belajar FUN di rumah
mentor dengan metode “diskusi” bersama mentor & siswa lainnya ini, cukup
dengan membayar SEIKHLASNYA. Dengan begitu, siswa mendapat bimbingan belajar
pada mata pelajaran Matematika dan IPA.<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Ingin membuat suasana belajar
menjadi FUN dan mudah untuk dipahami? Yuk belajar bersama di </div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<div style="text-align: center;">
YaNoDi’s FUN.<o:p></o:p></div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: right;">
<div style="text-align: center;">
Jl. Gelugur Gang Gelugur I No 15 Tangkerang Utara Pekanbaru</div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: right;">
<div style="text-align: center;">
<o:p></o:p></div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: right;">
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: right;">
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: right;">
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: left;">
Pendaftaran dilakukan dengan mengirimkan
pesan berupa: <o:p></o:p></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: right;">
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: right;">
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: large;">Nama_Kelas</span><o:p></o:p></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: right;">
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: right;">
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: left;">
Ke : <o:p></o:p></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<div style="text-align: right;">
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: left;">
No. Hp : 085263754239 <o:p></o:p></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<div style="text-align: right;">
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: left;">
BBM : 52578AA8 </div>
</div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<div style="text-align: right;">
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: left;">
Email : <a href="mailto:opi_rend@yahoo.com">opi_rend@yahoo.com </a><o:p></o:p></div>
</div>
</div>
</div>
<div style="text-align: right;">
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: left;">
<a href="mailto:opiynd14@gmail.com">opiynd14@gmail.com </a></div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<o:p></o:p></div>
opihttp://www.blogger.com/profile/16745701464499622097noreply@blogger.com0