Saturday 29 February 2020

Save Me From My Self


Dari dia kecil sudah suka mendengar suaranya,  berawal dari bacaan Surat Ar-Rahman - nya ...

***


I want it all
I want it now
Forget about the consequences
I know that it's bad, it's better to wait
But sometimes I can be selfish
And the only sound I hear is right now
And all my patience gets locked out
I know that it's wrong
And I want to change
I need You here with me
Allah, Allah, Allah
Save me from myself
Allah, Allah, Allah
Lord, I need your help
Allah, Allah, Allah
Save me from myself
Allah, Allah, Allah
Big lights pull me in every time
And it's so hard to break a pattern
But I see it clear, what's deep inside
Is the only thing that really matters
So tell me how, how to turn it around
Before my senses hit the ground
'Coz I know that's it's wrong
And I want to change
I need You here with me
Allah, Allah, Allah
Save me from myself
Allah, Allah, Allah
Lord, I need Your help
Allah, Allah, Allah
Save me from myself
Allah, Allah, Allah
Save me from myself
'Coz I tripped and fell
And there is nothing, nothing
That I won't do
Oh, save me from myself
'Coz I need Your help
And now I'm running, running
Back to You
Allah, Allah, Allah
Save me from myself
Allah, Allah, Allah
Lord, I need Your help
Allah, Allah, Allah
Save me from myself
Allah, Allah, Allah
Save me from myself


***

Mendengarkan lagu ini pukul 03.19 WIB. Memaknai liriknya, di bagian Reff aku menitikkan air mata.

Allah ...
Save Me From My Self

Karena musuh terbesar itu sebenarnya adalah diri sendiri. Ketika ambisi terhadap dunia mengalahkan segalanya.

Di saat semua terlelap, mataku sudah basah. Mengingat memang tak ada yang bisa diminta bantuan selain ...

Allah ... I Need Your Help ...




Wednesday 29 January 2020

Pengalaman Jual Beli Online

Awalnya ini tugas dari kelas training online, tapi kayaknya bagus buat di share di sini juga. Lumayan nambah2 tulisan di sini.. hehe..

Selamat membaca...

Teman-teman, kenalkan saya Opi, ibu beranak 2 yang sedang merintis bisnis online.

Awal coba-coba jualan online itu sejak menjalani kehidupan baru dengan Abi-nya anak-anak. Padahal kakak Opi dulu sudah lama sekali jualan online, tapi beliau jualan gamis. Dulunya hanya ikut nimbrung share2 status jualannya kakak. Karena memang untuk fashion, Opi angkat tangan. Ga ngerti yang bagus itu seperti apa. Dulu juga pernah ditawari untuk jualan kosmetik. "Opi jualan kosmetik?". Bagi yang sudah kenal Opi pasti ngerti deh kenapa ada kalimat tanya seperti itu. Hehe..

Apa jualan pertama waktu itu?
Frozen food.
Berupa chizkek lumer, pizza, brownies. Yummy... semuanya enak. Opi doyan makan, jadi dalam kamus Opi, makanan itu ya enak atau enak sekali. 🤭

Dicoba memasarkan di grup2 jual beli di Pekanbaru. Alhamdulillah banyak yang beli. Tapi memang laba-nya kecil sekali, belum lagi proses pengantarannya ke konsumen yang bikin riweuh sendiri.

Kejadian paling berkesan itu adalah saat Opi di 'tipu'. Hmm.. lebih tepatnya waktu itu 'dipermainkan' sih. Jadi ceritanya ada yang order tengah malam. Minta diantar brownie besok pagi ke Panam. Antara harapan raya dan Panam waktu itu berasa jauh sekali.

Udahlah kegerahan di antar suami, anak kepanasan, ternyata alamat tak kunjung ditemukan. Setelah menyerah, Opi memilih membatalkan pertemuan dengan baik2. Lha, konsumennya marah-marah, sampai SMS dengan kata-kata 'sensor'. Terdiam, curhat sama suami, suami emosi. Karena konsumennya juga ga mau samperin kita, padahal kita sudah wara Wiri nyari alamat. Katanya dekat situ.

Beberapa hari kemudian, liat ada penjual lain yang screen shoot akun konsumen tersebut, beliau bilang berhati-hatilah dengan akun tersebut dan serentetan curhatannya. Ternyata Opi baru sadar, itu adalah akun bocah iseng. Dari sana jadi belajar untuk memilih-milih akun-akun yang benar-benar 'real'.

Nyambi jualan Frozen food, juga posting2 lapaknya suami, batu cincin.

Kemudian kepikiran jual mug foto. Sudah beli segala perangkatnya. Ternyata tidak ada satu pun dapat konsumen (karena dulu belum paham ilmu marketing, dan belum ngerti cari target market itu bagaimana).
Alhamdulillah sekarang perlengkapan nya sudah dibeli oleh Uda ipar yang memang buka usaha sablon. 😊

Karena kebutuhan anak pertama, akhirnya kami pindah ke Agam. Di sini mulai lagi merintis bisnis online. Ada teman yang infokan tentang aplikasi pembayaran. Menarik. Coba. Alhamdulillah, dapat beberapa mitra. Tapi karena hp sering ngadat, dan aplikasi sedang maintenance, plus waktu pilpres kemaren, jadi sebuah pro kontra, akhirnya suami nd kasih izin lagi untuk ikut aplikasi ini. Masih sering dikasih info update-an sama mentor di sana, tapi aplikasinya berubah sistem, mau belajar dari nol lagi udah mumet otak emak ini.. 🤭

Dulu waktu masih kuliah di Jekardah, ikut komunitas ODOJ. Grup ODOJ Opi mulai sepi, lanjut ke grup Menara Cahaya (yang sampai sekarang masih aktif). Dari sanalah dipertemukan dengan salah seorang sahabat baik. Kalau cerita tentang beliau ke teman-teman dekat, Opi sering panggil beliau ustadzah. Dan beliau lah yang memperkenalkan bisnis yang sekarang. Buku Islam, Kitab, Al Qur'an dan produk-produk Tigaraksa seperti Smart Hafizh, Little Abid, Muhammad is My Hero serta peralatan masak Vienta.

Sedikit review ceritanya ada di postingan FB Opi yang ini:

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10219203441069790&id=1621180120

Enaknya jualan buku Islam ini adalah dapat siraman makanan bergizi untuk hati. Selalu diingatkan tentang ibadah, berbuat baik, dan kalau rekrutmen tim baru, Opi sering 'up' tentang hal ini.

Ada training GRATIS tentang teknik marketing dan kajian2 dadakan oleh ustadzah. Kajiannya berupa apa? Tentang bermuamalah menurut Islam, adab sehari2 bertutur kata yang baik itu seperti apa, tentang zakat, tentang ilmu parenting, bahkan tentang fiqh kehidupan sehari-hari pun, beliau selalu berbagi ilmu di grup.

Pun tentang teknik marketing diajarkan dari nol. Teman-teman yang awalnya nd tahu sama sekali dengan dunia jual beli online, akhirnya mahir dan selalu ada orderan setiap hari.

Nyaman...

Alhamdulillah sekarang memutuskan untuk fokus di bisnis ini. Perlahan orderan mulai bertambah. Pun produk2 yang harganya jutaan, masih ada yang order dan itu jumlahnya tidak sedikit.

مَاشَآءَاللّهُ

 لاَ هَوْلَ وَلاَ قُوَّتَ اِلاَّبِاللّهِ


Semoga bermanfaat...
Kali aja ada teman-teman juga punya kisah jatuh bangun di dunia bisnis online.

Monday 2 December 2019

Pasangan adalah cerminan diri

MasyaAllah
Laa haula wa laa quwwata Illa billah...

Sempat beberapa lama, keluarga kecil ini ditimpa semrawut yang lumayan membuat hati setiap hari bawaannya badmood terus...

Alhamdulillah masih berada di lingkungan orang-orang yang mau mengingatkan. Dan lewat merekalah terkadang Allah ketuk hati ini...

Dan mulai lah introspeksi diri. Memang saat itu ibadah mulai ciut, tilawah mulai kendur, sedekah pun boleh dihitung dengan jari.

Dan apapun itu, selalu mempertanyakan dalam hati, akankah kami bertemu di surga nanti, sedangkan keadaan rumah saat ini tak tau bentuk arah tujuannya seperti apalagi...

Mulai introspeksi diri...

Pasangan itu cerminan diri.

Aku mencoba testing...
Benarkah orang baik itu disandingkan dengan orang baik?
Benarkah sang suami akan menjadi pasangan di akhirat kelak?

Mencoba memperbaiki diri setelah beberapa lama hanya sibuk di dunia saja.

Tanpa ada ajakan, tanpa ada tindakan, kami masih dalam diam tak tau apa yang akan dibicarakan...

Mencoba memperbaiki shalat, tilawah, sedekah...

MasyaAllah dan siapapun itu, Allah bisa membolak-balik hatinya dalam sekejap...

Ternyata suami pun mulai memperbaiki diri dalam diamnya. Ternyata suami pun mulai introspeksi diri dengan caranya.

Allahu Akbar..

Semoga kita menjadi insan yang dicintai dan mencintai NYA...

Sunday 1 December 2019

Masa Lalu

Cintailah setiap kesulitan yang engkau hadapi saat ini... Kelak engkau akan merindukannya, merindukan masa-masa berjuang, merindukan masa-masa ketika engkau merayakan 'akhirnya aku bisa'

MasyaAllah...
Laa haula wa laa quwwata Illa billah...

Monday 28 October 2019

Teplek

Nyamannya si teplek itu adalah:
1. Aku tetap dengan tinggiku yang asli, jadi tidak akan dibilang 'jangkung'
2. Aku tidak akan keseleo kaki, tidak akan pernah mengalami yang namanya 'heels yang patah', tidak akan pegel kaki, tidak akan kesulitan dalam berjalan di Medan yang seperti apapun...
3. Harga lebih murah tentunya dong... Hehehe...

Terlepas dari keuntungan tersebut, ternyata si teplek itu tidak melulu membuatku bahagia. Mereka juga membuatku harus menahan malu, tingkat PD yang harus lebih tinggi, dan sering bolak-balik nyari pengganti.

Beberapa kejadian yang sering menerpa aku dan si teplekku...

Kala itu...
(Hihi mulai lebay bahasanya...)

Semasa kuliah di Jurusan Biologi, kalau ke kampus dan lagi ga ada kuliah, acara kumpul2 atau keperluan lainnya, biasanya dari kost-an pakai sandal teplek doang. Bolak-balik jurusan dan plaza, kafe dan sekitaran kawasan Biologi. Mondar-mandir. Dan naas-lah ketika sampai di fotocopy. Nyawa sandal teplek sudah setengah karat... Beliau menganga seperti buaya lapar. Padahal urusan belum kelar. Apa yang aku lakukan? Aku pede aja dong, malah minta staples yang di fotocopy itu... Iya stapler yang gede itu lho... Sekeliling sandal aku stapler... 😅

Sering tuh waktu kuliah begitu. Menganga lapar dengan indahnya. Udah beli lagi yang baru - masih teplek dong, secara aku ndak mau dibilang jangkung - eh begitu lagi. Ada yang kasusnya tali depan untuk ngejepit,yang berada di antara jempol dan telunjuk kaki, putus di tengah jalan. Alhasil, selama dalam perjalanan terpaksa jalannya 'nyeret'.

Sandal teplek itu ya begitu. Namanya juga teplek, berarti ya dia tipis. Dipakai lama ga tahan. Aus-nya cepat sekali.

Waktu kuliah di Salemba yang lebih parah. Ga kapok-kapok beli teplek-an... Sepatu untuk kuliah (coba aku hitung dulu... Ada sekitar 5 atau lebih sepatu teplek), dan nasibnya sama! Itu sepatu dibawa kemana-mana. Ga peduli Medan perjalanannya seperti apa. Mau ke kelas, mau ke lapangan, mau ke Mall, ya hayuk aja. Mau keadaan panas, mau hujan, ya lanjut terus, diajak jalan santai, berlari, hantam terus. Alhasil, hampir semua sepatu teplek-ku mengalami ke AUS an... Tipis, atau lem-nya lepas. Bawahnya tembus ke jalan. Atau belakangnya lepas lem-nya. Jadinya aku jalannya pelaaaaan, pelaaaaan. Pede aja tuh diliatin orang sekitar (ya emang aku orangnya tipikal ndak suka ambil pusing sih apa yang dilakukan orang terhadap indera mereka masing-masing, hehe). Dan kadang harus berhenti berjalan, demi memperbaiki posisi sepatu agar masih bisa dipaksa bekerja sampai tujuan.

Cerita ini ter'inspirasi' dari kisah aku pergi kondangan beberapa hari yang lewat. Untungnya situasi sedang sepi, jadi suamiku ga malu-malu amat lihat kondisi sepatu parah abis..  😆

Senin, yang kebanyakan orang memilih untuk resepsi pernikahan di hari Minggu, dan sekarang beliau tertarik pada hari Senin...

Suamiku tetap jualan hari itu, dan beliau menjanjikan kita akan pergi kondangan sekitaran jam 3 atau 4 sore. Alhamdulillah jadwal ini yang beliau pilih, karena ternyata sesampainya kami di sana, sedang sepi, tidak begitu ramai.

Aku bingung kalau musti ke acara-acara 'formal' yang menuntutku harus berbentuk 'feminim'. Sepatuku yang sporty masih ada beberapa, tapi tidak mungkin pergi ke walimahan musti pakai sepatu begituan. Sementara, sepatu yang selalu aku pakai untuk 'adegan feminim' ini, kasusnya sudah mengalami ke AUS an di bagian jempol. Jadi kalau masih tetap dipaksakan untuk digunakan, akan berakibat, kaos kakiku akan basah kuyup jika tiba-tiba hujan turun dan membasahi jalanan.

Akhirnya diputuskan untuk menggunakan sepatu nikah. Hayo tebak, sepatu nikahan aku teplek atau Ndak? Ya so pasti teplek lah... 😁

Dan untung lho, waktu nikahan aku pilihnya sepatu teplek, karena waktu nikahan, ada acara yang namanya 'manjapuik marapulai', itu aku harus bersunting ria (berat saudara-saudari, aku pakai Suntiang Minang yang asli-nya bukan yang modern ala-ala) dan berjalan di kampung yang jalannya terjal turun dan mendaki. Hosh, untung sudah terlatih wara Wiri ke sana kemari dengan kerempongan Medan lapangan.. 😁

Nah, jadi sepatu nikahan itu aku beli dua pasang dulunya.. sekarang sudah sekitar 4 tahun yang lalu aku menikah. Satu pasang sepatu sudah aku buang, karena sudah lepas lem-nya. Ndak layak pakai sama sekali.

Sepatu yang sepasang lagi, jarang dipakai, aku lihat kondisinya masih bisa dipakai. Aku pakai lah, karena ndak ada pilihan sepatu yang lain.

Sesampainya di tempat resepsi, untungnya pada sepi, dan sanak keluarga sendiri, mau duduk di tempat duduk untuk segera makan, sepatuku lem-nya lepas... Bagian belakang... Allahu Rabbi...

Aku bilang sama suami... Suami cengo'... Ga tau harus musti ngapain. Warung juga entah dimana (ada ide mau beli sandal jepit). Kemudian, aku korbankan pin kesayangan untuk menahan sementara sepatu yang lepas lem-nya.

Ketika mau salaman dengan pengantin, naik tangga, dan kepala pin-nya lepas... 😱
Terpaksa suami bantu gendong Zahra, dan aku berusaha santai.

Selesai salaman, foto-foto, turun tangga, dan sepatu ndak bisa terselamatkan lagi, lepas sampai depan... 😆

Akhirnya aku pulang menuju parkiran mobil dengan kaki sebelah kanan tanpa sepatu (sepatunya aku jinjing) 🤣

Sesuatu banget ya...

Ya begitulah. Inilah hidup. Tidak ada yang benar-benar kamu suka itu akan baik bagimu. Pun sebaliknya.


Jadi, besok mau beli sepatu baru, tetap pilih teplek?


Oh, tetap doooong... 😝

Sunday 29 September 2019

Bocah berubah jadi Gadis 😁

Tetiba pengen cerita tentang seseorang, tapi tidak menemukan tempat yang pas. Akhirnya pilihan berakhir di blog ini...

Tidak sengaja stalking-stalking di Instagram nemu foto salah satu siswa SMA. Jadilah mengunjungi Instagram-nya.

MasyaAllah gadis itu sudah besar. Tidak terasa waktu berputar cepat. Masih lekat diingatan, waktu aku masih bekerja sebagai costumer service coordinator di salah satu bimbel, gadis itu masih SD. Pagi-pagi saat mau sosialisasi ke salah satu sekolah Islam, tiba-tiba ada telpon dari nomor baru. Ngajak kenalan, ngajak ngobrol.

Suara itu suara anak SD yang iseng, bareng temannya, terdengar cekikikan di belakang suara si bocah.
"Dapat nomor kakak dari mana?"
"Dari hasil pencet sembarangan nomor aja, kak" ...

Ah kembali teringat, dulu saat masih baru punya handphone, aku juga sering iseng begini, tapi dalam hati jadi nyeletuk 'ini nomor hp ku berantakan banget berarti ya, sampai2 orang sembarang pencet juga nyambung ke nomor aku'..

Hahay, singkat cerita, si anak sering banget menghubungi ku, nd peduli aku sedang apa dan da peduli dia sedang apa. Nanyain pertanyaan2 standar; sedang apa, lagi ngapain, aku lagi cape nih di sekolah tadi begini begitu, dan obrolan seorang anak SD ke kakaknya lah..

Aku karena bimbelnya dulu untuk anak SD, ya jadinya keikut jadi suka sama anak SD, jadi dilayani aja itu bocah ngobrol, sampai ke FB segala, setiap postingan dikomentari sama beliau ini... 😅

Dan sekarang aku kembali bekerja di bimbel. Sebagai branch manager di salah satu bimbel yang diperuntukkan untuk anak SMA. Kalau diingat-ingat berarti 'incaran' siswa ku dari dulu berarti ga berubah, dulu mereka masih SD, ketemu aku, sekarang mereka SMA ketemu aku lagi... Hehe...

Daaaan inti sebenarnya itu adalah menceritakan perkembangan dan berjalannya waktu yang tak terasa sudah berjalan sekian tahun. Si bocah tadi sudah menjelma menjadi gadis manis. Kita tidak pernah bertemu sama sekali karena memang terpisah jarak yang sangat jauh, aku di pulau Sumatera, beliau di pulau Kalimantan.

Nice...

Perkenalan dan keakraban yang terjalin menjadi sesuatu yang 'amazing' menurutku.

Nice to know you girl...

Semoga menjadi pribadi yang selalu ceria... 😊

Sunday 18 August 2019

Kejahatan Laboratorium

Alhamdulillah ya sesuatu banget, di saat ekonomi sedang 'melunjak' turun, tetiba Alat Bantu Dengar anakku mati setiap lima menit. Awalnya panik sekedar panik aja, karena ketika di bawa ke Hearing Center-nya, yang dibahas adalah habisnya masa garansi dan biaya repair exchange-nya yang bagi kami, masih terseok-seok menuju jumlah angka tersebut. Kurang lebih Rp. 2000.000,- untuk biaya repair exchange... Alhamdulillah, masih ada uang 1 juta (tabungan), dan niat awal abiZZ untuk beli handphone baru senilai 1 juta. Ah... sedih sekali rasanya, disaat sudah berhemat-hemat untuk keperluan yang lain, keperluan mendadak datang tiba-tiba. Awalnya masih berusaha ikhlas dengan kondisi ini, karena memang mempunyai anak berkebutuhan khusus, harus siap dengan biaya yang sangat besar. Tapi agak kaget saja, kenapa secepat ini alatnya rusak?

Tak berapa lama setelah ABD sebelah kanan dikirim ke Jakarta, ABD sebelah kiri mengalami hal yang sama. Entah mengapa, otak langsung su'udzon saja. "Apakah ini pure kerusakan atau memang disengaja oleh pihak produsen atau distribusi alatnya?". Karena memang tidak ada angin, tidak ada hujan, alat ndak pernah dibanting, alat dibersihkan, alat di copot saat anak mandi dan tidur (kurang istirahat apalagi coba ini alat? tuannya tidur, dia ikut tidur).

Kemudian saya iseng mampir ke fanpage-nya hearing center tempat ABD di beli. Saya menemukan bahasa marketing, yang menurut saya ada kaitannya dengan ABD yang rusak. Dulu saat masa garansi akan habis, saya ditawari oleh Hearing Center untuk upgrade ABD ke spesifikasi yang lebih baik. Harga ABD lama dihargai 75%. Kami yang waktu itu memang sedang tidak ada dana dan ABD Zian waktu itu fine-fine saja, menolak untuk upgrade. Bahasa marketingnya, ABD yang masih dalam garansi, dihargai 75%, ABD yang sudah memasuki tahun ke-3 dihargai 50%, dan seterusnya.

Jadi, kepikiran, apakah ini sudah di setting dari awal? Karena mereka selalu menyarankan untuk service ABD setiap minimal 6 bulan sekali. Dan service itu katanya sih hanya bersih-bersih doang. Lha apa bedanya bersih-bersih di rumah dengan harus bersih-bersih ke Jakarta? Dan service-nya pun harus di kirim ke Jakarta lho, bukan cukup di kantor cabang Bukittinggi saja. Jadinya kan makin curiga, ini mungkin ketika service kirim ke Jakarta ada upgrade software, biar bisa dipake lama. Yang awalnya settingan hanya bisa dipakai 2 tahun (dan dilebihkan beberapa bulan, biar ga ketara banget settingannya), setelah service, diupgrade lagi.

Curiganya sih begitu, karena memang sebenarnya "KEJAHATAN LABORATORIUM" itu memang ada. Tak hanya laboratorium elektronik ini saja. Di medis pun, ada kejahatan ini.

Beberapa waktu lalu, sempat baca status salah satu teman kuliah S2 dulu. Beliau adalah kepala PMI di salah satu daerah. Dan waktu itu beliau dapat tawaran dari seseorang untuk memasukkan sesuatu (entah itu bakteri atau virus) ke dalam darah di PMI. Katanya, mereka sudah bekerja sama dengan orang-orang yang memberikan pelayanan bekam juga. Dan nanti pihak PMI atau pihak yang menerima tawaraan mereka memperoleh fee. Untungnya beliau (teman saya) menolak mentah-mentah dan langsung mengadukan ke atasannya dan me-viralkan di medsos.

Tidak dipungkiri, kejahatan laboratorium itu memang ada. Waktu penelitian pun, tidak sedikit dari beberapa peneliti yang mencoba manipulasi data atau me-blur-kan data seolah hasil penelitiannya bagus, significant dan membawa perubahan yang lebih baik.

Zaman sudah semakin tua. Banyak orang yang akan melakukan apapun demi bisa terlihat glamour.

Na'udzubillah...

Astaghfirullah... Entahlah apakah tulisan ini akan bermanfaat atau tidak. Ini hanya uneg-uneg saja. Kita lihat perkembangan ABD Zian sebelah kiri. Apakah tetap repair exchange (karena kasusnya sama persis dengan ABD sebelah kanan), atau mereka 'upgrade'? Karena waktu itu sempat ngedumel di fanpage mereka, dan menyampaikan kecurigaan saya waktu itu di postingan promo upgrade.