Monday 22 October 2018

Undang Undang

Apapun itu yang terlitas, semoga bisa menjadi tulisan yang bermanfaat.

Malam ini kembali niat awalnya adalah belajar untuk persiapan. Semoga lulus Ya Rabb... Sangat menginginkan posisi ini demi membahagiakan orang tua (alasan utama), alasan keduanya tentu tidak jauh-jauh, agar perekonomian keluarga kecil ini mulai stabil. Ah, kalau ngomong tetang ekonomi (rezeki harta) sebenarnya لاَحوْلَ وَلاَ قُوَّة اِلاَّبِاللّهِ "Tiada daya dan upaya melainkan atas pertolongan Allah"

Tapi yah.. namanya usaha... dan takdir itu bisa diubah dengan kekuatan do'a.. Bismillaah...

Oya, kembali ke bahasan awal.

Malam ini bahas tentang Kenegaraan, karena memang aku agak lemah di bagian ini. Semoga dengan rajin berlatih, bisa lolos Passing Grade nya.

Dan setelah belajar, aku jadi ingin membahas tentang Undang-Undang. Undang-undang yang sebanyak itu, bagaimana bisa memahaminya? atau bahkan menghafal? karena memang ada soal-soal yang bunyinya kurang lebih seperti ini... "menurut undang-undang nomor sekian tahun sekian, peraturan ini/itu diatur dengan .. bla bla bla bla bla bla" yah kurang lebih seperti itu lah. 

Lha kita sebagai emak-emak -- apalagi ternyata setelah searching, undang-undang itu diperbaharui setiap saat -- bagaimana kita mengetahui perkembangannya? untuk membuka grup whatsapp dan melayani pembeli online saja, sudah habis hari emak, apalagi musti update perubahan Undang-undang. Weleh-weleh.

Tapi jangan khawatir juga sebenarnya. Saat ini zaman sudah serba online. Apa-apa bisa searching dan stalking untuk ingin tahu lebih lanjut. Tapi harus pintar-pintar tabayyun ya... Jangan sampai cari informasinya lewat web abal-abal atau blog yang mungkin hanya sekedar iseng atau malah mungkin ada blog yang khusus dibuat untuk mencari rating doang kemudian, itu blog dijual karena viewernya sudah bejibun. Dan yang lebih parahnya, ada juga tuh yang sebar-sebarin hoaks segala macam. Jadi be smart ya guys. 

Ok. kembali ke pembahasan awal. Ternyata suka kemana-mana kalau berbicara sesuai kehendak otak.. hehe..

Jadi teman-teman, yang pengen tahu lebih lanjut tentang Per-Undang-Undangan ini (terkhusus bagi yang akan Tes CPNS 2018) langsung saja meluncur ke web perwakilan Rakyat kita → www.dpr.go.id dan kemudian pilih di Menu bagian JDIH (Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum)

Di sana tinggal pilih deh, mau Undang-Undang nomor berapa, tahun berapa, dan pelajari deh isinya tentang apa.

OK. Sekian dulu. Mari belajar kembali.. 😎

Sunday 7 October 2018

Malam tentang kerisauan sesungguhnya

Malam ini kembali dengan 'me time' dan kembali niatnya adalah belajar. Tapi kembali niat itu beralhi lagi ke sini. Malam ini mendengarkan juz 30. Niat awalnya cuma mendengarkan, kembali niat hanya tiggal niat, akhirnya baca-baca artinya. Kembali terngiang tentang kejadian akhir zaman.

Sungguh sebenarnya ketakutan terhadap 'anak-anakku yang spesial' tidak lebih menakutkan tentang fitnah akhir zaman. Aku punya tanggung jawab besar untuk mendidik anak-anak ku untuk menjadi pribadi yang shaleh dan shalehah.

Kabarnya umur dunia ini tidak lebih dari 1500 H, entahlah ini sebenarnya Kuasa Allah. Tapi betapa mengerikannya jika aku, anak-anakku beserta keluargaku mendapati hari akhir yang mengerikan itu dengan segala macam fitnahnya.

Rabb... Shaleh dan Shalehah kan lah anak-anak hamba...

Saturday 6 October 2018

Merogoh Semangat

Malam ini berniat untuk belajar, tapi kebiasaan stalking selalu menggoda. Akhirnya tertubruk di page sendiri di sini.

Ntah apa yang harus aku bicarakan malam ini di sini. semua berasa begitu cepat. Dan merasa begitu berat tugas yang harus diemban. Anak kedua pun lahir dan tidak respon bunyi. Ah nak... Andai pendengaran ummi bisa dihadiahkan untuk kalian.

Sedih. Tapi sedih dan tangisan pun tak akan jadi solusi untuk jalan keluar semua permasalahan ini. Aku 'rindu' panggilan dari anak-anakku. Belum berasa menjadi ibu yang utuh, anak-anakku belum bisa berbicara. Balum ada panggilan 'ummi' atau 'mama' atau 'ibu' dari mulut mereka.

Masih dengan wajah ceria kemana-mana. Tapi siapa yang tau isi dalam hati ini sering patah berulang kali, ketika ada yang bertanya "Zian pakai alat apa di telinganya?" "Umurnya sudah berapa, belum bisa bicara?" Hatiku berasa ikut dipukul-pukul, ketika anggota keluarga pun berusaha untuk tes bunyi dengan memukul benda-benda di belakang anakku.

Ya Rabb...

Hati ini sudah lapang, tapi memang masih berasa tertusuk-tusuk.

Ah... Sudahlah bersedih-sedihnya. Bukankah orang sekililing tahunya aku adalah orang yang bersemangat? Kenapa harus tunduk dengan kesedihan ini?

Alhamdulillah 'ala kulli hal.

Alhamdulillah, walau pelan, semoga nanti akan menghasilkan hasil yang baik. Zian setelah penggunaan alat bantu dengar selama 1 tahun, alhamdulillah sudah respon jika dipanggil dari belakang. Akan tetapi belum mau menirukan vokal atau konsonan yang aku ajarkan. Hm.. salahnya aku juga belum konsisten mengajaknya belajar menirukan  bunyi atau suara yang keluar. Ya begitulah, aku mengharapkan progres yang cepat sementara aku tidak melatihnya. Bagai ounuk merindukan bulan.

Zahra masih menunggu konsultasi dokter selanjutnya. Masih berharap Zahra tidak respon bunyi karena hal lain yang masih bisa disembuhkan.

Keuangan menipis.

Dan malam ini mencoba berusaha belajar untuk tes CPNS. Do'akan ummi lulus ya nak. Semoga ini rezeki kalian. Dan semoga ke depannya kita bisa lebih menikmati kehidupan dan diberikan Rabb untuk lebih menjadi insan yang beriman dan bertaqwa, menjadi insan yang dirindu surga, dan menjadi insan yang dicintai dan mencintai SANG PENCIPTA.

SEMANGAT UMMI!!!