Monday 18 November 2013

Ada Kemauan Ada Jalan

Mumpung moodnya lagi adem dan mumpung banyak moment yang begitu menginspirasi 2 hari ini, aku memilih untuk menceritakan hal ini...

Volkschool 17 November 2013.. Awalnya sedikit mengecewakan, karena tidak ada satu orang siswa pun yang hadir. Entah karena mereka lupa karena sudah 2 minggu kita tidak belajar bersama dikarenakan ada acara besar di daerah tempat kita mengajar, atau memang pada malas untuk belajar di minggu pagi yang dingin dan hujan...

Pagi di depok baru memang sendu... Awan mendung turut 'menghangatkan' tubuh yang sudah menggunakan jaket... *ini bahasa kayaknya terlalu resmi dan novel banget, bikin ngantuk...

Ok, biarkan otak dan para jari2 bekerja...

Setelah evaluasi beberapa tindakan kita selama 4 kali pertemuan, terpikirlah untuk silaturrahim ke salah satu rumah siswa. Dan kita juga menghubungi salah satu siswa lainnya untuk mengantarkan kita ke rumah temannya yang mau kita kunjungi (nomor handphone siswa yang rumahnya kita mau kunjungi tidak bisa di hubungi).

Sesampainya siswi yang mau mengantarkan kita, kita sempatkan berbincang-bincang. Dan memang ternyata benar dugaanku selama ini. 2 orang siswa siswi ini memang mempunyai minat untuk melanjutkan ke universitas, tapi terkendala oleh dana...

Dan akhirnya rekanku memberikan pengarahan kepada mereka bagaimana cara mengurus beasiswa, dan sedikit gambaran tentang tata cara memasuki universitas.

Merinding...
Berkali-kali aku merinding setiap kali 2 orang siswa ini berkata-kata... SUBHANALLAH...ALHAMDULILLAH... Luar biasa.. Syukurlah masih ada orang-orang yang memang benar-benar serius untuk belajar...

Awalnya aku pesimis dan sempat bertanya kepada rekan-rekanku, "lebih baik mana, mengajarkan orang yang memang benar-benar ingin belajar dibanding dengan orang-orang yang tidak punya minat belajar sama sekali?"

Salah satu rekanku menjawab point yang pertama. Tapi aku terinspirasi oleh salah satu tokoh (lupa namanya). Si tokoh berkata "berikan aku orang yang bodoh dan malas untuk ku buat pintar". Dan si tokoh memang benar-benar membuktikan perkataannya. Dia menyulap orang tersebut menjadi pintar.

Sempat dilema karena 2 pilihan ini. Dan akhirnya setelah merenung dan berpikir, sebaiknya yang dilakukan adalah menjadi seseorang seperti "tokoh" tadi. Karena kondisi jakarta dan depok itu adalah kawasan yang "mencari uang" itu tidak lagi menjadi hal yang sulit. Tapi, karena kegilaan akan uang inilah, pendidikan menjadi diacuhkan begitu saja. Berbeda dengan kondisi di daerah yang terpelosok. Begitu banyak anak-anak yang ingin belajar, tapi sangat sedikit tenaga pengajar untuk mengajarkan mereka.

Wew... Kembali lagi masalah utamaku, ceritanya jadi kemana-mana. Lanjut saja...

Jadi, aku mau cerita apalagi nih? Jadi bingung... Ya sudahlah. Di posting dulu aja... Hehe...

No comments:

Post a Comment