Thursday 12 December 2013

Catatanku di 11-12-13


Angka cantik yang penuh makna.
Kemaren bersemangat sekali, karena ada tiket murah dan dalam minggu ini tidak bisa kerja untuk penelitian. Untuk hari kemaren, alhamdulillah sangat luar biasa, saking semangatnya sampai jam 12 malam pun masih nyetrika baju-baju yang telah menumpuk setelah sekian lama. Selesai menyetrika, sedikit packing dan bersiap-siap untuk tidur, tidak lupa setting alarm handphone.

Paginya... Jeng Jeeeng...
Alarm sudah berbunyi berkali-kali, eits jangan salah, aku bangun kok. Bangun jam 04.30 WIB. Shalat, mandi, berangkat. Berangkat pukul 05.30 WIB. Ancang-ancangnya sih sebenarnya bener ya, tapi transportasi dan pengmabilan keputusan pagi ini yang membuat suatu musibah menyedihkan. Aku memutuskan sambil nunggu taksi terus berjalan menuju shelter busway. Sesampai di lampu merah, baru nongol taksinya, entah mengapa pikiranku menjadi santai sekali. Karena perjalanan menuju shelter terlihat dekat, aku putuskan untuk naik busway. Sesampainya di shelter baru teringat, busway menuju senen itu susahnya minta ampun. Akhirnya diputuskan naik busway tujuan harmoni.

Taraaaa... salah prediksi lagi. Aku kira sesampai di harmoni, bisa langsung menuju gambir, ternyata harus mengantri dulu di antrian busway menuju pulo gadung. Antriannya panjaaaaaaaang... Tapi aku berada di antrian depan. Jadi ketika buswaynya muncul, aku pasti bisa masuk. Tapi oh tetapi, buswaynya tidak kunjung datang. Aku mulai panik. 06.15 aku putuskan untuk keluar dari antrian, dan memilih naik taksi dari harmoni menuju gambir. Sesuatu...

Sesampainya di gambir, satu hal lagi yang membuatku menjadi ‘kacau balau’. Damri menuju bandara soeta, sesampainya aku disana baru saja berangkat, dan aku menyaksikannya dengan mata kepala ku sendiri. Tapi jarakku tidak memungkinkan untuk berteriak “TUNGGUUUUUUUUUUUU”... hatiku hanya bisa menjerit... Ya Allah...

Next Damri... Aku masih santai saja.. karena aku kira check in bisa dilakukan 15 menit sebelum perjalanan. Agak panik juga sih sebenarnya. Aku sempat mencoba check in lewat web, melihat Damri yang kutumpangi malah ke terminal 3 dulu, baru kemudian ke terminal 1. Tapi oh tetapi... Tidak bisa... T-T

Pesawatku 07.35 WIB, aku sampai di terminal 1C 07.20 WIB. Dan ketika aku check in, tidak ada izin di sana. Katanya pesawatnya sudah terbang, check in-nya sudah ditutup, aku berusaha membujuk petugasnya agar mengizinkanku untuk check in, karena aku yakin pesawatnya belum terbang. NIHIL!!!

Sedih...

Aku kembali keluar gedung, mencoba searching tiket online, ribet. Akhirnya kuputuskan untuk langsung ke counternya. Lion air, aku harus berjalan dari terminal 1C ke terminal 1B dan hasilnya, penuh untuk perjalanan berikutnya, perjalanan malam pun harganya sudah melambung 900-an. Aku beralih ke sriwijaya. Sriwijaya hanya ada keberangkatan sore, ketika ditanya harga sudah 1 juta-an. Bingung. Aku memutuskan tidak mengambil tiket tersebut. Aku keluar, tiba-tiba ada yang mengikuti. Bapak-bapak dengan kostum batik yang rapi sekali. Sebelumnya beliau duduk di sebelahku. Menawarkan tiket perjalanan jam 10 dengan sriwijaya air dan mematok harga satu juta.. Et dah... “mahal banget pak”.. “iya yang sore nanti aja satu jutaan, mba”... “terima kasih pak, saya coba cari yang lain aja”... Untungnya si bapak tidak terlalu agresif menawarkan... Dan aku pun juga memasang tampang tidak terlalu butuh tiket tersebut. Jadi dia menyerah dan balik kanan. Aku curiga, ada kerjasama dengan para petugas ticketing disana.. ckckck...

Oya, ketika menghampiri counter lion air yang pertama, aku masih bingung dan masih mondar mandir disana, belum sempat tanya-tanya. Balik lagi ke lion air, rame, dan aku juga di ikuti calo. Calonya lumayan agresif... Akhirnya aku putuskan untuk mengeluarkan kata-kata tegas ke si calo..
“di sana juga pada penuh tiketnya mba, kesaya aja”
“kemana emangnya mas?”
“saya punya tiket ke palembang”
“maaf mas, tujuan saya bukan ke palembang”

Si-masnya berhenti berjalan, dan aku terus maju jalan entah kemana.

Untung saja, pas tanya-tanya ke petugas ticketing, pada rame, dan suara ku kecil, jadi para calo menerka-nerka tujuanku kemana. Hadeeeh... Ada-ada saja cara orang mencari uang ya?!

Aku bingung, sedih, campur baur. Akhirnya kuputuskan untuk shalat dhuha. Menenangkan diri sambil mencoba searching lagi, tiket mana yang murah dan bagaimana aku menyelesaikan permasalahan ini.

Selesai shalat dhuha, aku kembali searching. Bingung. Tapi kemudian aku coba melangkahkan kaki mencari tiket, dan akhirnya aku putuskan ke counter citilink. Back to Terminal 1C!!! Tanya-tanya sama petugasnya. ADA!!! Jam 6 sore-an, seharga 700-an. Yaah... apa boleh 'baut'. Ini pilihan satu-satunya dan hanya ini yang tersisa. Tiket paling murah. Booking, kemudian cari ATM yang harus menaiki tangga, ambil uang, dan bayar.

Lapar, belum sarapan. Aku akhirnya makan di salah satu tempat makan.. Hm kalau ga salah ‘ The Kingkong’... Makan sambil ngecharge. Sambil menggembirakan hati, sambil mencari solusi. Bilangnya ke mama nanti gimana...

Hm... setelah bekerja sama dengan kakak dan adikku, aku putuskan untuk menginap di Padang seolah aku masih menggunakan pesawat yang pertama. Semoga beliau tidak tahu. Semoga dan semoga rezeki beliau berlimpah ruah,, Ya Rabb.. tolong jaga rahasiaku...

*catatanku sambil menunggu penerbangan jam 6 sore.. Bismillah...

Bagi yang kenal fb, kenal aku, kenal keluargaku, please keep silent ya... hehe.. mama belum tau nih ceritanya. Aku ga bohong, tapi berusaha mengelakkan pertanyaan beliau. Semoga rezekiku juga banyak jadi tidak terlalu merasa bersalah, membuang tiket begitu saja... Astaghfirullah...

11 12 13 at 14.51 di depan Dunkin Donut’s Bandara Soekarno Hatta Terminal 1C

Sekian. Ckckck...






No comments:

Post a Comment