Saturday 5 January 2013

Uang Receh

Jalan-jalan ke Gramedia hari ini, berharap bisa bersahabat dengan hati dan diri sendiri. Yap, dengan ini aku nyatakan tempat-tempat penghiburku adalah ruangan terbuka lepas, tempat-tempat hijau dengan pemandangan luasnya dan buku. Musik juga menghibur, tapi terkadang, musik yang berulang-ulang dan kadang musik yang didengar adalah musik yang membuat terkenang kepada suatu kejadian, membuat mood naik turun.. hehe :p

Jalan-jalan ke Gramedia hari ini hanya lihat sana dan lihat sini. Kesimpulanku, semua buku itu bercerita tentang makhluk hidup, bercerita tentang sifat manusia, kegiatan manusia, penderitaaan manusia, pengalaman manusia, kegembiraan manusia. Semua tentang manusia. Aku jadi berfikir, bagaimana kalau aku buat sebuah cerita tentang sebuah benda. Saat baca-baca buku "andreas" (lupa nama lengkapnya), aku berimajinasi, benda apa yang akan dibahas. Teringat novel Andrea Hirata, ia memeluk Yamuna sang Blender di warung kopi pamannya.. Blender di buat seolah "hidup" dengan bahasa-bahasanya. 

Dan setelah jalan-jalan, tak ada buku yang membuat hati tertarik untuk membelinya *apakah ini efek dari hati yang sedang berkecamuk?? hahay.. ckckckck.. 
Pulang naik angkot. Dan sengaja memilih angkot kosong yang sedang ngetem, biar nyampe kosan agak lamaan *aku ingin tetap seperti bebas melayang di dunia terbuka ini.

Sambil menunggu aku menghitung-hitung uang receh untuk dijadiin ongkos. Dan tahukah kamu-kamu sekalian. Ketika itu receh yang tidak berdosa diberikan untuk ongkos angkot 01 setelah berhenti di depan UI salemba, si supir angkot menolaknya!!!.. *beuuuh...

Satu sisi menilai ni orang sombong banget, ga mau menerima uang receh. Satu sisi, ho, mungkin recehannya juga udah banyak banget, makanya ga mau ngoleksi receh lagi *sama halnya denganku. 

Dan akhirnya, aku mengganti uang receh itu dengan uang kertas 5000-an. Kebetulan aku pergi dengan sohibku, jadi uang 5000-an ketika dijadikan ongkos angkot, butuh dikembalikan Rp 1000,-. Dan uang kembalian dari si supir adalah berupa UANG RECEH...

Tapi memang, sang uang receh yang tak berdosa sering tidak diterima keberadaaannya di masyarakat. Tidak tahu apa alasannya. Apakah semua orang itu berpikiran sama denganku? Kalau aku sering menggunakan uang receh tersebut (setelah aku kumpulkan), alasannya karena uang receh itu "berat" --> karena kebanyakan nyimpen uang receh.. hehe :p

Tapi mungkin bagi sebagian orang lainnya, sering menganggap remeh tentang keberadaan uang receh ini. Waktu pertama kali ke Jakarta, aku juga pernah menyaksikan langsung proses "pembuangan" sang uang receh yang tak berdosa. Orang itu tidak pula berpenampilan "seorang yang kaya", tapi, ia melempar uang receh dengan seenak hatinya. Membuang di tengah jalan... Hm.. seolah terkesan uang receh itu tidak berguna sama sekali. 

Uang Receh. Walaupun pada zaman sekarang keberadaan individunya memang tidak bisa dibelikan apa-apa, tapi keberadaan populasinya, bisa membeli apa yang kita mau. Kekuatannya terletak ketika dia bersama-sama. 


Sabar ya "uang receh". Semoga suatu saat nanti kau dinilai lebih tinggi dan lebih bermartabat dari pada saat sekarang... 

*ternyata ada sebuah benda yang patut untuk diceritakan. Tidak melulu tentang manusia. hehe :p 


No comments:

Post a Comment