Sunday, 8 April 2012

Negaraku...

Prihatin... Cuma satu kata itu yang hanya bisa diucapkan saat ini. Entah akan menjadi apa negaraku ini kelak... Miris, di saat para pejuang dahulunya banting tulang meraih kemerdekaan Indonesia, tapi apa hasilnya sekarang? Rakyat masih banyak yang belum sejahtera. 

Sebenanrnya, ini juga bukan kesalahan satu pihak (red : pemerintah) yang selama ini kita sering dengar. Rakyat pun benar-benar... yaaah.. sama saja... Masih banyak di antara kita yang belum cinta sepenuhnya dengan negara ini. Masih banyak di antara kita yang belum sadar, bagaimana supaya negara ini maju. Haaaaah.. Aku pun baru hanya bisa mengkritik. Apa yang harus kulakukan??? Di perkuliahan Magister UI pun, masih banyaaaaaak manusia-manusia yang katanya "terpelajar" tapi "kurang ajar". Masih banyak yang main belakang, masih banyak yang egois, mengambil keuntungan sendiri, bukannya lebih mementingkan kebutuhan Negara ini. 

Dan selain pemerintah pun, rakyat-rakyat kolong jembatan, astaghfirullah, rakyat-rakyat miskin, na'udzubillah,mereka juga tidak berusaha untuk mensejahterakan hidup mereka. Mungkin memang ada sebagian yang berjuang mati-matian mengais-ngais kesejahteraan hidup, tapi juga tidak sedikit yang tidak sadar akan kepentingan Negara. Aaarrrrggghhh.. Aku jadi gregetan. 

Contohnya saja, ketika pembagian sembako, atau pembagian rezeki lainnya oleh pemerintah, padahal mereka sudah dijatah masing-masing kan? kenapa masih berebut, dan bahkan kenapa masih banyak yang TAMAK?! aaarrrrghhhh...

Negaraku... sampai kapan kau akan begini?? sampai kau terjajah lagi??? Lihatlah para orang asing yang menertawai kita... Jadi ingat perkataan salah satu dosen. Kita sudah segala kecanggihan di sini. Sudah menggunakan LCD, tapi tahukah kalian, di luar sana, sang pencipta alat belum menggunakan sama sekali. Mereka menguji alat ciptaan mereka terlebih dahulu ke negara-negara berkembang seperti negara kita, bila tidak ada efek samping, abru mereka menggunakan alat mereka. BIla ada efek samping cukup rakyat-rakyat di negara berkembang saja yang terkena efek sampingnya. Aaarrrrrrrrrgggggghhhhhhhh....

Apa yang bisa kulakukan untuk meneriakkan "WAHAI PARA PENDUDUK INDONESIA, MARI BERBAHU-BAHU MENSEJAHTERAKAN KEHIDUPAN KITA DI NEGARA KITA SENDIRI"

Fiuh, malah yang sangat menyedihkannya lagi, masih ada juga manusia Indonesia yang hidup di negara lain, kemudian bertemu dengan rakyat Indonesia lainnya di negara tersebut, bukannya menolong, malah memanfaatkan si rakyat Indonesia yang lugu. Dan... Aaarrrgggh.. saking gregetnya melihat kondisi Indonesia saat ini, ampe ga tau mana yang harus dituliskan di sini.

Pemerintah pun begitu. Aku bukan menjudge seorang SBY. Bukan. Dan aku juga tidak terlalu membela beliau. Aku menghargai usaha beliau, walau memang hasilnya tidak semaksimal yang diharapkan. Yang bikin greget itu, anak buah beliau, para menteri, para anggota DPR, DPRD, dan embel-embel kenegaraan lainnya. TIDUR di saat rapat, HAI.. BANGUNLAH WAHAI PEJABAT!!! NDAK MARASO BASALAH ANG JO KAU TU MAMAKAN GAJI BUTO!!! *fiuh, paneh juo kasudahannyo... Astaghfirullah...

Rabb.. JAdikanlah hamba seperti TERATAI INDAH ITU  Ya Rabb... Langsung tegur hamba jika hamba melakukan kesalahan. JAuhkan hamba dari sikap PENJILAT, jauhkan hamba dari sikap-sikap seperti pemerintah yang tak tau diuntung itu Ya Rabb.. huaaaaaaaaaaaaaahhh.. Sabaaaar...

Rabb.. Lindungilah negara hamba. Jauhkan kami dari segala murkaMU... Sadarkanlah kami.. Bawalah kami ke jalan benarMU... Rabb... 


*edisi greget banaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa... :O

No comments:

Post a Comment