Friday 12 September 2014

Ada Apa Dengan Cinta (on my eye)

Film legendaris ini kembali kutonton disaat berusaha tidak ingin mau tau lagi dengan rutinitas yang tak berkehabisan. Alhamdulillah setiap kali aku melakukan kesalahan atau nyaris melakukan kesalahan, selalu ada yang menegur . Baik itu lewat sahabat, lagu, film, kejadian hidup bahkan dari cerita pengalaman orang yang tak dikenal sekalipun. Jadi ingat, aku dulu pernah berdoa, "Ya Rabb, pegang aku di jalan lurusMu, ketika aku berbuat salah atau nyaris berbuat salah, tarik aku kembali bahkan walau dengan paksaan sekalipun untuk kembali ke jalan lurusMu". Hm... inikah wujud terkabulnya doaku? Alhamdulillah...

Ada apa dengan cinta. Ketika persahabatan dipertanyakan saat hati menggebu-gebu akan cinta kepada lawan jenis. Dulu aku juga punya, hm boleh dibilang geng juga kali ya? Veil Friend.. Kita juga punya buku diari dan sampai saat ini masih beredar bergiliran kepada yang punya. 7 September 2014 kemarin, buku itu berpindah tangan ke salah satu anggota Vf yang melepas masa lajangnya. Kenangan indah bersama mereka. Kita juga pernah mengalami masa-masa dimana semua jadi pecah karena tidak saling mengerti dan sudah rempong dengan urusan masing-masing, ketika semua sudah memendam masalah mereka masing-masing, ketika di antara kita sudah ada yang mulai egois menyelamatkan diri sendiri. 

Ada apa dengan cinta, suatu pelajaran juga sempat terlintas saat menonton adegan ketika, seorang cinta kacau dengan kehidupannya, memilih antara sahabat atau seseorang yang disukainya. Cinta kalau aku gambarkan adalah sosok seorang 'pemimpin' geng. Jadi ketika dia kacau, maka kacau juga sebuah perkumpulan yang ia pegang. Hm.. ini bukan tentang politik atau pemilihan presiden yang saat ini sedang heboh-hebohnya sih. Tapi sebuah pelajaran...

Jika aku sempat menjadi penyemangat bagi orang lain, aku juga harus bisa menjaga kestabilan emosiku agar orang lain yang terkesima dengan semangatku, tidak kecewa, dan tidak ikutan berantakan. Jika aku sempat menjadi sosok idola beberapa orang, aku harus bisa menyayangi diriku sendiri agar mereka bisa melihat sebuah "bukti" bahwa hidup ini adalah tentang kasih sayang.. baik itu pada diri sendiri maupun pada orang lain..



Mengutip sebuah ayat Al-Qur'an, sebuah do'a Nabi Adam as:
Al A'raf ayat 7

"Ya Allah, kami telah mendzhalimi diri kami sendiri, jika tidak Engkau ampuni kami dan merahmati kami tentulah kami menjadi orang yang rugi"

Entahlah, ayat tersebut nyambung atau tidak dengan topik kali ini dalam pikiran para pembaca blogku ini, cuma aku berfikirnya begini. Hidup seimbanglah, ketika kau terlalu menyayangi orang lain, ingatlah, kau juga punya tubuh yang wajib kau sayangi. Karena ia sama-sama makhluk ciptaan Allah. Sayangilah diri sendiri walau akhirnya waktumu lebih banyak untuk menyayangi orang lain. 

No comments:

Post a Comment